Keyzia masih tidak terima jika Aariz merasa bahagia bersama wanita lain. Seakan tidak kehabisan cara untuk mendapatkan hati Aariz, Keyzia melakukan berbagai macam cara.
Sore itu saat jam kerja telah selesai. Semua karyawan bersiap-siap untuk kembali pulang. Keyzia memperhatikan Aariz belum juga keluar dari ruangannya, tampaknya lelaki itu sangat sibuk. Keyzia sengaja menunggu hingga Aariz keluar dari ruangannya. Bertepatan dengan itu pula ia dan Aariz berada dalam satu lift.
"Keyzia, kamu baru pulang? bukannya jam kerja telah berakhir dari tadi?" sapa Aariz pada Keyzia. Hari itu, Gian pulang lebih cepat, tidak seperti biasanya dia selalu pulang bersama Aariz, karena dia merasa kurang sehat jadi ia memutuskan pulang lebih dulu.
"Iya, hari ini aku lagi banyak pekerjaan," jawabnya asal.
Sebenarnya Keyzia tidak disibukkan dengan pekerjaannya, karena pekerjaannya sudah selesai sejak setengah jam sebelum jam pulang kerja tapi karena dia ingin pulang bersama Aariz, Keyzia memutuskan untuk menunggu Aariz keluar dari ruangannya.
Setelah mendapatkan jawaban dari Keyzia, Aariz tidak melanjutkan percakapan karena memang sudah tidak ada yang perlu ia bicarakan dengan Keyzia.
Tidak kehilangan akal, Keyzia segera melancarkan aksinya. Begitu pintu lift terbuka, tiba-tiba Keyzia pingsan. Sontak saja Aariz yang berada didekatnya langsung bereaksi.
"Keyzia, kamu kenapa Key?" Aariz panik saat melihat Keyzia yang tiba-tiba saja pingsan dihadapannya. Aariz memegangi Keyzia supaya tidak terjatuh, ia mencoba mencari pertolongan melalui orang-orang disekitarnya tapi sayangnya, karena sudah hampir malam sudah banyak orang yang telah pulang.
Terpaksa, Aariz harus menggendong Keyzia dan membawanya ke mobil untuk ia antarkan ke apartemen gadis itu. Ketika sampai di mobil, Keyzia yang berpura-pura pingsan membuka sedikit matanya memastikan Aariz tidak mengetahui kepura-puraannya, dan benar Aariz tidak menyadari kalau ia sedang dipermainkan oleh Keyzia.
Kenapa dia, tiba-tiba pingsan seperti ini? bukankah tadi dia baik-baik saja? gumam Aariz dalam hatinya. Ia benar-benar bingung harus berbuat apa.
Kena kamu Riz, hari ini kamu akan masuk ke dalam perangkapku dan aku akan pastikan setelah ini akan menjadi awal dari kehancuran pernikahanmu dengan wanita itu, monolog Keyzia dalam hatinya dengan mata yang masih terpejam karena ia masih berakting pura-pura pingsan.
***
Tidak berapa lama kemudian mobil Aariz telah sampai di sebuah apartemen yang ditempati oleh Keyzia.
Sesampainya di apartemen Keyzia, Aariz bingung harus bagaimana, ia tidak hafal password apartemen gadis itu.
"Pak, bisa bantu saya untuk membukan pintu apartemen ini? teman saya tadi pingsan," ujar Aariz pada security yang sedang lewat di sekitaran apartemen Keyzia.
"Oh ini mbak Keyzia ya mas, kenapa bisa pingsan begini?" tanya security yang mengenali wanita yang berada dalam gendongan Aariz.
"Iya benar pak. Saya juga ga tahu kenapa tiba-tiba dia pingsan. Mungkin ia kelelahan," jelas Aariz sekenanya.
"Baiklah, kalau begitu saya akan menghubungi resepsionis dulu untuk membawakan kartu cadangan," ujar security itu sambil mengambil ponselnya dan menghubungi resepsionis yang sedang bertugas.
Tanpa perlu menunggu lama, akhirnya seorang office boy datang membawakan kartu cadangan untuk membuka pintu apartemen Keyzia kemudian Aariz membawa Keyzia ke dalam apartemennya.
"Terimakasih pak, bantuannya," ujar Aariz pada security dan setelah menyelesaikan tugasnya security itu meninggalkan mereka.
Saat di apartemen Keyzia masih berpura-pura pingsan. Aariz yang panik segera mengambil air untuk memercikkan ke wajah Keyzia agar ia segera sadar. Namun, saat Aariz menuju pantry tiba-tiba ponselnya berdering dan ponselnya terletak di meja dekat Keyzia yang sedang pura-pura pingsan.
Keyzia membuka matanya dan melihat kontak penelpon dan tertulis di sana "istriku" itu artinya istri Aariz yang menelpon, dengan lancangnya Keyzia langsung mengangkat panggilan itu dan langsung menekan tombol hijau.
"Halo mas, kok udah malam belum pulang. Apa mas lembur?" tanya seorang perempuan di seberang sana.
Keyzia yang mendengar suara wanita yang merupakan istri Aariz itu merasa kesal. Sungguh ia tidak bisa menerima jika ada wanita lain yang memberi perhatian pada Aariz, sekalipun itu istrinya sendiri.
"Mas Aariz ga akan pulang. Dia akan menghabiskan malamnya bersamaku," ucap Keyzia tak tahu malu pada wanita di telpon yang notabene adalah istri Aariz.
DEGG!!!
Mendengar ucapan wanita yang menjawab panggilan telponnya, membuat Nadia seakan tersambar petir disiang bolong. Nadia tidak percaya suaminya akan bermain dengan wanita lain, karena selama ini Aariz tidak pernah bersikap mencurigakan.
"Maaf, mbak ini siapa ya? kenapa ponsel suami saya ada di mbak?" tanya Nadia yang merasa heran.
"Aku kekasih suami kamu. Saat ini dia berada di apartemenku dan kamu tahu apa yang akan dilakukan seorang pria di rumah seorang wanita pada malam seperti ini bukan?"
Perkataan wanita ini membuat hati Nadia terbakar karenanya. Ia sungguh-sungguh tersulut emosi saat ini, tapi Nadia tidak mau gegabah dan bersu'udzhon pada suaminya. Ia pun mencoba menenangkan hatinya.
"Mbak jangan mengada-ada, mas Aariz itu suami saya dan saya sedang mengandung anaknya. Mana mungkin suami saya mempunyai hubungan terlarang dengan anda. Kalaupun suami saya ada di tempat anda saat ini, mungkin saja ia sedang mengantarkan anda pulang," ucap Nadia dengan sangat tenangnya. Meskipun hatinya di uji saat ini, tapi Nadia tidak mau membuat image suaminya buruk.
Sebagai istri yang baik, Nadia akan menjaga muru'ah suaminya di hadapan orang lain, tanpa percaya begitu saja pada orang yang mencoba mengganggu hubungannya dengan suaminya.
Setelah mengucapkan pembelaan pada sang suami Nadia langsung memutuskan panggilannya sebelum mendapatkan jawaban dari wanita yang mengaku-ngaku sedang bersama suaminya.
Sialan ni perempuan! Berani banget dia matiin ponselnya sebelum gue jawab! gerutu Keyzia dan bertepatan dengan itu, Aariz datang membawakan segelas minuman.
Keyzia yang melihat Aariz dari kejauhan segera menaruh ponsel Aariz ke meja yang berada dihadapannya dan pura-pura baru saja sadar dari pingsannya.
"Aariz, kok kamu ada di apartemenku?" ucapnya pura-pura terkejut melihat Aariz di apartemennya.
"Maaf, tadi saat akan keluar lift kamu pingsan dan tidak ada orang yang bisa aku mintakan pertolongan. Makanya aku mengantarmu sampai ke sini," jelas Aariz sambil meletakkan minuman di meja.
"Oh, maaf. Aku tadi pusing banget, kayaknya aku kecapean dech Riz. Maaf ya aku merepotkanmu," ucap Keyzia sambil menunjukkan wajah berpura-pura menyesal. Sungguh wanita ini benar-benar bermuka dua.
Andai saja Aariz tahu bagaiman Keyzia yang sebenarnya mungkin ia akan memecat wanita itu langsung dari perusahaannya.
"Tidak apa-apa, ini aku sudah buatkan minuman hangat. Semoga bisa membantu. Aku mau pulang dulu, kasian istriku pasti dia menungguku," ujar Aariz yang sukses membuat rahang Keyzia mengeras.
Kata-kata Aariz yang mengucapkan wanita lain sebagai istrinya membuat Keyzia benar-benar kesal dan ingin sekali cepat-cepat menyingkirkan wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Istri Pengganti (Tamat)
Romance"Berjanjilah kau akan menikah dengan Aariz dan menjadi ibu dari putraku Ezhar, setelah aku tiada. aku sudah tidak sanggup lagi menahan rasa sakit ini," pinta Zuraya saat ia baru saja melahirkan putra satu-satunya. Zuraya mengalami plasenta previa, a...