BAB 31

108 3 0
                                    

Aariz telah sampai di kantor kembali, ia telah menyuruh perawat untuk mengurus Gian. Sampai saat ini keadaan Gian masih sangat memprihatinkan. Walaupun sudah tidak separah saat Aariz baru sampai di rumah sakit, tapi tetap saja Gian belum bisa mengingat semua memori tentang dirinya ataupun orang-orang didekatnya.

Dampak kecelakaan itu sungguh membuat perubahan besar dalam hidup Gian. Mulai saat ini, ia harus terbiasa untuk untuk terbaring di brankar selama masa pemulihan, dan ia juga harus menjadi orang asing bagi dirinya sendiri.

"Selamat pagi Riz, bagaimana liburanmu, apakah menyenangkan?" tanya seorang wanita yang kini menghampiri Aariz.

"Ya, sangat menyenangkan karena aku bisa menghabiskan waktu bersama dengan keluarga  kecilku membuatku betah berlama-lama untuk bersama mereka," pungkas Aariz, ia benar-benar senang kala mengingat  saat ia menghabiskan waktu bersama dengan istri dan anaknya.

Ucapan Aariz cukup menohok bagi Keyzia. Keuzia mengepalkan tangannya dengan sangat erat untuk meluapkan kekesalannya. Sungguh ucapan Aariz itu sukses membuat Keyzia  terluka, tapi Keyzia mencoba untuk bersikap netral.

"Oh syukurlah kalau begitu, aku ikut senang mendengarnya. Ngomong-ngomong mana Gian? kenapa aku tidak melihatnya?" tanya Keyzia sambil mengamati sekeliling ruangan Gian yang berdekatan dengan ruangan Aariz.

Ruang kerja Gian tampak kosong, cukup menjadi pertanyaan bagi Keyzia ketika melihat ruangan itu sepi. Biasanya, Gian akan selalu datang ke ruangan Aariz dan banyak melakukan interaksi dengan siapapun yang datang di sana, terutama kepada Keyzia. Gian akan selalu menggodanya tapi sekarang pria itu tidak terlihat sama sekali, suasana di kantor mendadak sepi karena tidak ada kehebohan yang sering dilakukan Gian.

"Gian mengalami kecelakaan, keadaannya cukup serius," jelas Aariz pada Keyzia.

"Apa, kecelakaan? kapan dan dimana?" Keyzia terkesiap oleh penjelasan Aariz.

"Malam kemarin, saat aku liburan bersama Nadia. Fathan yang memberitahukan kepadaku kalau Gian kecelakaan," lirih Aariz.

Kecelakaan? jadi tadi malam setelah bicara denganku, Gian mengalami kecelakaan? tidak! jangan sampai aku disalahkan atas semua ini. Aku tidak mau disalahkan atas semua ini, cemas Keyzia ditengah-tengah pembicaraan mereka. Ia sampai meremas-remas ujung bajunya sendiri menunjukkan kecemasannya.

"Key, kenapa kamu tiba-tiba diam? tadi kamu menanyakan tentang dia," Aariz merasa heran dengan sikap Keyzia yang mendadak diam setelah bertanya.

"Ah ... i ... itu ... maksudku bagaimana keadaan Gian sekarang?" tanyanya sambil terbata.
Sebenarnya Keyzia meras sedikit bersalah atas kecelakaan yang dialami Gian, karena sebelum kecelakaan itu terjadi mereka sempat berdebat dan Keyzia mengancam akan menggugurkan kandungannya kalau Gian sampai buka mulut tentang ayah bayi yang dia kandung.

"Dia mengalami amnesia dan kelumpuhan," tukas Aariz pada Keyzia.

"Dia di rumah sakit mana?" tanya Keyzia panik. Entah mengapa ada rasa yang tak dapat dijelaskan Keyzia yang seakan memaksanya untuk segera menemui Gian saat itu juga.

" Di rumah sakit Harapan Bunda," jawab Aariz singkat.

"Baiklah, aku akan ke sana sekarang. Aku ingin melihat keadaannya," pungkas Keyzia, kemudian ia berlalu dari hadapan Aariz.

Ada perasaan aneh dalam hati Aariz ketika melihat Keyzia yang panik dengan keadaan Gian. Tidak biasanya dia seperti itu. Biasanya Keyzia tidak perduli dan lebih tepatnya tidak mau tahu dengan apa yang terjadi pada Gian, tapi kali ini, Keyzia berbeda. Seperti ada sesuatu yang sedang disembunyikan Keyzia.

***

Keyzia bergegas menuju rumah sakit, sesampainya di rumah sakit, ia langsung menanyakan pada perawat ruang rawat Gian.

"Gian," lirihnya saat melihat Gian di dalam ruang rawat dan terbaring lemah tak berdaya. Ia memperhatikan sekujur tubuh Gian, tampak kepala pria itu kini terbalut perban, begitu juga kakinya yang kini disangga dengan gips. Separah itukah rasa sakit yang dirasakan Gian. Tanpa terasa buliran bening itu kini menetes begitu saja dipelupuk matanya.

Entah mengapa Keyzia merasa sangat bersalah pada pria itu.

"Kamu siapa?" ditengah-tengah rasa bersalah yang menghantui Keyzia, ia malah dibuat tercengang saat Gian tidak mengenalnya.

"Kamu, apa kamu tidak mengenaliku?" tanya Keyzia memastikan kembali, kalau ia tidak salah dengar tadi.

Gery hanya menggelengkan kepalanya dan menatap bingung pada wanita yang ada dihadapannya. Keyzia juga merasa bingung, tapi di satu sisi ia merasa ini adalah kesempatan emas baginya untuk membuat Gian tutup mulut karena ketidaktahuannya, namun di sisi lain ada bersalah yang menggerogoti hatinya. Keyzia benar-benar bingung. Antara harus memilih membiarkan semua seperti apa yang telah terjadi atau harus mengakui perbuatannya.

"Aku, adalah istrinya Aariz," ucapnya pada Gian. Ternyata setelah lama berpikir, akhirnya sisi jahat Keyzia lebih mendominasi dari pada sisi baiknya.

Keyzia mengakui semua itu pada Gian supaya Gian berhenti mengejarnya.
"Ahmm baiklah. Aku benar-benar tidak bisa mengingat semuanya. Apa kau bisa menjelaskan apa yang terjadi padaku hingga aku berada di sini?" tanya Gian padanya lagi.

Keyzia mempunyai rencana jahat. Ia ingin membuat Gian merebut apa yang seharusnya dimiliki oleh sahabatnya.

Hari itu Keyzia mengatakan bahwa Aariz telah mengkhianati dirinya, dan berselingkuh dengan Nadia hingga wanita itu hamil. Padahal, Nadia itu adalah istrinya Gian. Keyzia juga mengatakan kalau anak yang dikandung Nadia adalah anaknya, dan Aariz memanfaatkan amnesia Gian untuk merebut Nadia dan anak yang dikandungnya untuk dirinya.

Nadia bertengkar hebat dengan Gian karena ketahuan selingkuh dan tidak mau mengurus Gian yang telah dalam keadaan seperti sekarang ini, dikarenakan Nadia tidak ingin direpotkan dengan keadaan Gian yang menyusahkannya.

"Jadi, Nadia mengkhianatiku dan Aariz juga berpaling dari kamu yang jelas-jelas istrinya?" tanya Gian memastikan kembali. Keyzia mengangguk sambil meluapkan kesedihannya pada Gian.

Sungguh, wanita satu ini sangat licik dan ingin sekali menghancurkan rumah tangga Aariz.

"Ini tidak bisa dibiarkan, aku tidak akan melepaskan istriku. Tidak ada satu orangpun yang boleh merebutnya dariku," lanjut Gian lagi penuh emosi sambil mengepalkan tangannya.

Saat ini hati Gian benar-benar remuk dengan apa yang baru saja dijelaskan Keyzia padanya. Rasanya, ia ingin sekali memukul Aariz saat ini juga, tapi dirinya sendiri tidak berdaya saat ini.

"Iya, kau harus merebut semua hakmu. Jangan sampai Aariz dan Nadia membuat kesalahan yang lebih fatal. Kau maukan membantuku untuk mengatasi semua ini?" lirih Keyzia pada pria itu lagi dan Gian langsung menganggukkan kepalanya.

Setelah membuat kesepakatan dengan Gian, Keyzia pergi dari ruangan itu. Ia merasa sangat puas dengan apa yang telah menjadi keputusan Gian. Baru saja ia keluar dari ruang rawat Gian, Keyzia langsung mengusap air mata palsunya dan tersenyum menyeringai.

Akhirnya, setelah sekian lama aku memutar otak untuk membuat rencana besar ini. Baru hari ini semuanya tercapai. Lihat Nadia, Aariz siapa yang akan memenangkan permainan ini. Aku pastikan Aariz akan menikahiku secepatnya. Mau tidak mau, suka tidak suka kalian akan berpisah dan akulah yang akan memiliki Aariz, monolog Keyzia dalam hatinya.



Menjadi Istri Pengganti (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang