18.

823 75 4
                                    

Beliau tiba-tiba menatap Alca.

"Piye, Nduk? Ghellem karo anakku (mau sama anakku)?"

Ditodong seperti itu membuat Alca langsung membeku di tempatnya.

Gus Kafa menoleh ke arahnya, mungkin sama-sama terkejut bahwa anak perempuan yang dimaksud bunyai adalah Alca.

Alca terdiam. Benar-benar tak bisa menjawab.

"Muhammad Kafabihi Basalamah, anakku yang nomor tiga. Alhamdulillah menghafal Alquran seperti kamu. Selama dia hadir di hidup Umah tak pernah membuat Umah kecewa. Dia penurut. Umah jamin dia imam yang baik untuk kamu. Umah begitu sayang awakmu, Nduk. Umah ingin kamu dijaga oleh pria baik dan pria baik itu sudah di hadapanmu. Jika kamu setuju untuk menikah dengan putra Umah, Umah yang akan meminta izin budemu," ujar bunyai.

Alca tak tahu harus menjawab apa, jadi dia hanya berkata, "Saya istikharahkan dulu, Umah," ujar Alca. Bertepatan dengan itu adzan subuh berkumandang, Gus Kafa membatunya pergi dari sana dengan menyuruhnya sholat di mushola biar Gus Kafa yang menjaga bunyai.

Alca segera pergi dari sana setelah berpamitan pada Bude.

Hal tadi sungguh mengejutkan Alca sampai tangannya yang sedang mengambil wudhu bergetar. Dia mempercepatnya dan langsung pergi ke mushola untuk mengejsr sholat berjamaah.

Setelah selesai, Alca tak langsung bangkit, dia membuka Alquran, melakukan istikharah paling singkat yang pernah diajarkan oleh Ustadzah Nayla saat dulu Kyai menawarinya untuk dibimbing menghafal Alquran.

Pertama yang dia lakukan adalah membaca surat Al-Fatihah untuk Nabi Muhammad SAW, Nabi Khidir, dan Shahibul Ijazah. Lalu setelahnya dia membaca QS. Al-An'am Ayat 59 sebanyak tujuh kali.

Barulah Alca secara acak membuka mushaf Al-Qur'an terjemah milik mushola rumah sakit. Dari halaman tersebut, dia kembali membuka halaman Al-Qur'an sebanyak tujuh kali ke arah depan. Setelah menemukan halaman ke-tujuh, Alca membaca baris ketujuh dari halaman tersebut.

Al-Hadid : 22.

"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya."

Alca pun terkejut membaca terjemahan dari Surah itu yang menegaskan bahwa apa yang terjadi di alam semesta, semuanya merupakan kehendak Allah yang mutlak, yang artinya manusia tidak bisa menolak.

Alca tak percaya dengan yang dibacanya sampai dia berulang kali membaca dan memahaminya.

Apakah ini jawabannya?

Tiba-tiba ponselnya berdering, memperlihatkan nama bude sebagai penelepon.

Alca membuka mukenahnya, lalu pergi ke luar untuk menjawabnya.

"Waalaikumsalam, iya, Bude?"

"Kamu udah pegang hp tapi nggak ngabarin, Bude. Kayaknya udah nggak sayang Bude, ya?"

"Maaf, Bude. Bunyai sakit, jadi aku nggak kepikiran buat main hp."

"Innalillah, sakit apa, Ca?"

"Kayaknya sama kayak mama dulu."

"Ya Allah, terus gimana keadaannya?"

"Semalem drop karena gula darahnya rendah, udah ditangani dan sempet naik, subuh tadi drop lagi, Bude. Terus katanya kerusakan di ginjal."

"Ya Allah, ketepatan Bude nggak di Jawa."

"Nggak papa, Bude. Ada aku yang bakal jaga Bunyai. Di sini pelayanannya juga baik."

Dear Anta, Ana Uhibbuka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang