Hari ini hari kenaikan kelas akhir.
Iya kelas akhir, kalian tak salah membaca. Hari ini Alca akan naik ke kelas 12. Artinya sudah dua tahun Alca di pesantren ini. Waktu berlalu cepat ya? Engga dong. Hanya saja selama dua tahun ini hidup Alca monoton, hanya belajar, menghafal, dan mengabdi. Sudah itu saja. Tak ada yang seru selain fakta bahwa sejak kemarin dia berhasil menghafal 6.236 ayat dalam Alquran.
Namun ....
Iya, setiap kebahagiaan selalu ada kekurangan. Di hari Alca akan memberikan surprise pada Bude dan Saiful atas khatamnya dia menghafal Alquran 30 juz, mereka tiba-tiba tak bisa datang. Katanya bude harus dinas ke Papua selama tiga bulan, sedangkan abangnya sedang digempur dengan berbagai ujian.
Alca tak mau momen bersejarah dalam hidupnya tak disaksikan oleh mereka. Jadi, Alca memutuskan untuk tak ikut wisuda hafidz quran tahun ini, sepertinya tahun depan bersama wisuda alfiyahnyanya.
Waw Alfiyah. Mendengar itu saja dia sudah merinding. Kepalanya terasa berat sekali dengan isi 30 juz. Ini masih akan ditambah 1000 bait Alfiyah? Menyala abangkuhhhh 🔥🔥🔥🔥
Target selesai menghafal Alquran dari RPP Ustadzah Nayla adalah dua tahun alias hari ini, satu tahun lagi Alfiyah tepatnya tahun depan. Jika tanpa guru setelaten Ustadzah Nayla, Bunyai, dan Pakyai, Alca yakin seratus persen dia tak akan bisa mencapai titik ini. Bayangkan, dua tahun lalu dia masih tak bisa membaca Alquran, 3 bulan setelahnya dia bisa lancar menghafal juz amma, dan tahun ini dia malah sudah hafal 30 juz, bahkan sampai bisa menuliskannya tanpa melihat Alquran.
Puji syukur kehadirat Allah SWT.
Siapa sangka? Tak ada. Masih terbayang beratnya dia di awal perjuangan ini. Ratusan tetes air mata yang dia teteskan karena sulitnya beradaptasi dengan semuanya. Belum lagi masalah pertemenan, homesick, dan lainnya. Sungguh Alca begitu bangga dengan dirinya yang sudah mau berjuang melewati semua ini.
Mama, Papa, mahkota ini untuk kalian. Semoga Papa dan Mama sekarang berada di tempat terbaik ya. Batin Alca saat dia melihat banner acara khotmil quran.
Saat ini Alca sedang berada di teras ndalem, menunggu Pakyai dan bunyai selesai bersiap karena mereka akan menuju tempat acara akhirsanah yang akan dilaksanakan di aula asrama Basalamah.
Sembari menunggu, Alca menggunakan waktu diamnya untuk mengulang hafalannya. Memang mulutnya sedang murojaah, tetapi kepalanya sembari melayang memikirkan keputusan apakah liburan semester besok dia akan pulang atau tetap di sini.
Liburan semester kemarin dia tak pulang ke rumah karena sedang nikmat-nikmatnya menghafal, tetapi sekarang kan dia sudah menyelesaikannya. Alfiyah juga belum dimulai. Masa Alca tak pulang lagi?
Kedatangan bunyai yang sedang didorong oleh Ustadzah Nayla membuat Alca berhenti melamun.
"Mau langsung ke Aula, Umah?" tanya Alca.
Bunyai menggeleng. "Nunggu Abah, Nduk," jawabnya yang membuat Alca mengangguk.
Lalu dia mendekati Ustadzah Nayla. Bukan apa-apa, itu hanya refleks dari tubuhnya. Dua tahun bersama Ustadzah Nayla membuat Alca nyaman di dekat wanita berumur 24 tahun itu. Bawaannya tenang.
"Nayla jare ape muleh (Nayla katanya mau pulang), Nduk?" tanya Bunyai yang membuat Alca menoleh ke arah ustadzahnya itu.
"Enjeh, Umah," jawabnya yang membuat Alca melotot.
"Opo o? Onok acara ta?" tanya Bunyai.
Ustadzah Nayla menggeleng. "Mau berkunjung ke makan ayah ibu, Umah. Sekaligus mau menyambung silaturahmi dengan kerabat. Sudah lama saya tidak pulang. Takutnya mereka lupa dengan saya," ujar Ustadzah Nayla yang membuat bunyai mengangguk-angguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Anta, Ana Uhibbuka [END]
RomanceSeason I Alca menyukai Imron Hais Basalamah, sahabat kakaknya sekaligus gusnya di pesantren. Namun ... kisah percintaannya tak mulus kala bunyai menjodohkannya dengan seseorang yang tak dia duga.