3. he's villain

21.3K 1.1K 5
                                    

Seperti inilah Kerajaan Elysium selama ini bertahan. Memiliki sistem yang mengutamakan anak sulung serta putra pertama. Memproduksi banyak anak bukan untuk memperbanyak keturunan, melainkan untuk dijadikan barang dan alat.

Terdengar lucu dan menyakitkan.

Dia hanya sisa barang dari alat yang dijual mahal. Dapat ditukar dengan apa pun yang penting menguntungkan, namun tetap mengerikan baginya. Sekarang, setelah perundingan memuakkan yang menghabiskan waktu setengah hari di ruang tertutup, Delmora akan menjadi salah satu barang tersebut.

Saudarinya bukan seorang gadis. Itu akan memalukan untuk dipasrahkan pada seseorang yang telah direncanakan akan menjadi pasangan hidupnya. Beruntungnya, Targaryen memiliki dua putri sehingga Delmora menjadi opsi kedua.

Semua ini demi nama baik keluarga.

Semua ini pernikahan politik antara selatan dan utara. Duke Selatan hanya memiliki seorang putri, serta kurang menguntungkan bila berbesan dengan masing-masing bangsawan selatan yang memiliki tanah cukup kering.

Utara itu teduh, megah, dan mengagumkan. Dapat memberi mahar banyak serta menguntungkan. Sepeti itulah Letitia dibesarkan, disayang tanpa boleh tersayat ranting sedikit pun lantaran telah direncanakan akan menikahi bangsawan atas di utara.

"Duke De Stark," ujar Gilbert di telinga Delmora. Ia memeluk gadis itu dengan erat.

Delmora tak menangis. Ia tak sudi mengeluarkan air matanya dalam situasi menjijikan ini.

"Aku akan mati. Apakah kau tidak ingin mengatakan bahwa aku pintar?" tanya Delmora dengan dada berdebar. Bukan senang atau takut, namun menahan emosi yang berkalut-kalut.

"Jangan berkata sembarangan."

"Gilbert, kau pun tahu seperti apa bangsawan itu."

"Yah, aku tahu. Dia yang dulu sering bertengkar denganku. Dia yang telah membantai seisi manor dan membunuh orang tuanya. Dia penjahat paling jahat yang bebas dari hukuman di kerajaan ini." Gilbert mengusap rambut kembarannya. "Kau takut?"

"Aku sudah malas hidup, untuk apa takut," sahutnya. "Yang kutakutkan, aku berpisah dengan Sergeku."

****

"Kupikir Mora akan bunuh diri saat hari pernikahannya semakin dekat. Kalau saja itu benar-benar terjadi, Ibu, kau sudah mendorongku ke jurang agar mati."

"Kita tahu sekeras apa Mora. Tia tidak boleh mati. Jadi lakukanlah cara cerdas agar dapat menghindar. Setelah Mora menikah, kita akan menikahkan Tia dengan Serge."

"Sungguh? Terima kasih, Ibu!"

Delmora menyaksikan percakapan yang diakhiri pelukan hangat tersebut saat hendak diantar ke utara. Selama ini, insting dirinya benar bahwa Letitia menyukai Serge. Bahkan sekarang merebut dengan cara kotor.

Gilbert yang memihak kedua belah pihak, adalah satu-satunya harapan Delmora. Namun akhirnya membuat pernikahan semakin dipercepat. Kembarannya yang mengemukakan pendapat dari Delmora, ditentang habis-habisan dan justru ibunya mengusul untuk segera dilaksanakan agar perdebatan ini selesai.

'Memuakkan.'

Tangan Gilbert terhulur, menggandeng Demora untuk masuk ke altar. Gilbert, kembarannya, bukan Ayah. "Luruskan pandanganmu, kau belum tahu seperti apa dia, kan?"

Yang hadir sepi. Tentu karena Duke kota Stark dipandang buruk dan menakutkan oleh orang-orang. Siapa saja takkan sudi hadir di pernikahan sang pembantai, dia penjahat, dia tak pantas dikagumi.

Sembari melalui, Delmora menangkap kehadiran Serge yang berdekatan dengan Letitia. Harusnya dia yang duduk di sana menyaksikan pernikahan Letitia, namun posisi tersebut berganti.

Tanpa terasa, pendeta menanyakan kebersediaan Delmora apakah siap atau tidak. Meminta persetujuan pada hati Delmora yang telah kalah dari pergelutan takdir serta dibudakkan oleh keluarganya.

Apa yang bisa dirinya harapkan dari kehidupan ini, selain bebas atau mati?

'Jantungku berdebar.'

'Aroma pria ini menakutkan.'

'Entah hanya perasaanku saja?'

'Sepertinya dia akan benar-benar menjadi pencabut nyawaku.'

"Lady Targaryen." Pendeta memanggil lantaran Delmora tak kunjung menjawab.

"Iya," jawabnya.

Meski Dirinya dengar paras pria di sampingnya tersebut mengagumkan sejak kecil, tetap tak menjadi nilai tambahan. Buruk tetaplah buruk.

Delmora sendiri belum pernah melihatnya, Letitia yang beberapakali ke utara guna mempererat hubungan. Ketika Gilbert bertengkar dengan siswa yang 'katanya' putra Duke Stark, pun Delmora hanya melihat di kejauhan. Untuk sekarang, dia pula belum tahu siapa namanya.

Yang ia tahu, intinya Duke Stark! Duke Pembantai!

Dylan Vince, ia mendengar nama itu disebutkan. Larut akan rasa menyakitkan mendapat perilaku tak adil, tangan besar yang memegang bahunya membuat Delmora tersentak. Ia dituntun menghadapnya, kemudian kerudung dibuka khidmat.

Dapat Delmora tangkap keterkejutan pria yang baru saja menjadi suaminya. Tangan pria itu berhenti di kerudung pengantin yang sudah tersingkap.

Merinding, Delmora menelan ludah kasar ketika pipinya disentuh. 'Dingin, seperti mayat. Apakah karena suhu utara yang dingin?'

Secara mulus, bibir pria itu meraup bibirnya. Delmora tersentak, membulatkan mata seiring tepukan bersautan. Secara alami, ia menangkap bola mata pria itu. Abu-abu, bola mata yang kusam dan tak memiliki warna. Tidak ada kehidupan di sana.

Dia nampak seperti pria ... kesepian.

'Itu wajar.'

'Tunggu! Apa? Apakah ciuman pengantin seperti ini?!'

Ia kira hanya sekedar menempelkan bibir saja, tapi apa yang dilakukan pria pembantai ini?! Keparat! Dia membuat dirinya sesak!

'HEY, SIALAN! KAU TAK PUNYA MALU? TEPUKAN SUDAH REDA!'

'BAJINGAN!'

Setelah Delmora menarik kulit punggung tangan pria yang memegang pipinya itu, ciuman baru dilepaskan. Sungguh, Delmora sangat-sangat ingin menendang bila kondisinya tidak sedang begini!

Delmora makin melotot dan mundur dua langkah saat melihat wajah pria itu. 'Wajahnya menyeramkan.'

"Kau ... siapa?" tanya pria itu. Suaranya seperti bergema ke jantung Delmora. Itu menakutkan, seperti ancaman kematian dalam goa gelap.

Seperti yang diketahui, Dylan pernah bertemu dengan Lady Targaryen saat kecil. Lady itu bukan rambut pirang, tetapi kejinggaan seperti milik Marchioness. Namun perempuan yang dinikahinya memiliki rambut pirang keputihan seperti Marquess.

"Delmora Gretl?" tanya Dylan rendah, mengulang ingatan dari nama yang disebutkan pendeta.

****

Published : Jum Mar 15, 2024

Your Grace, Kill Me NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang