Tidak ada rasa diperalat.
Permintaan hadir memihak Targaryen mengenai perundingan posisi Marqueas, ia anggap sebagai bayaran kecil. Bayaran dari yang telah keluarga itu berikan padanya. Tersebar kabar bahwa raja akan menaikkan status seorang count di selatan—yaitu mendapat kepercayaan untuk menjaga perbatasan, tentu saja Esmond Targaryen tidak ingin statusnya tergeserkan.
Oleh sebab itu Esmond mencari dukungan dari menantu—Duke Stark yang paling memiliki wewenang di antara lainnya. Bahkan, Duke Stark yang tak lain Dylan Vince, seorang penjahat itu dibebaskan dari hukuman mati selepas berbincang berdua bersama raja.
Sembari tangan menarik kemeja guna menyelimuti badan telanjang, Dylan tatap perempuan yang tengah melintas di depan perkebunan anggur. Jauh di bawah sana.
'Sekecil itu? Nekad sekali.'
Tidak ia sangka bahwa perempuan sekecil itu bertekad menaiki pohon maple guna memanjat tembok pagar. Tetapi meski Dylan agak terkejut, tidak ada emosi apa pun di wajah selain santai seperti menyaksikan burung berkicau.
Rompi abu-abu yang tersampir di pinggir, diraih tatkala kemeja telah usai terkancing. Dipasangkan pada tubuhnya, dan dikancingkan. Hampir selesai bersiap, penampilan disempurnakan oleh jas hitam berkualitas.
"Yang Mulia!" Lewis membuka pintu dengan tergesa dan wajah ketakutan, otomatis menuntun Dylan menoleh sejenak ke arah pintu kamar. "Duchess diam-diam pergi, pagi sekali!" lanjutnya, tergesa.
"Biarkan anak kecil itu bersenang-senang," timpalnya.
Terkejut, Lewis terbelalak mendapati sang tuan berlalu begitu saja. Tenang, tidak tersirat kepedulian seinci pun di dirinya. Tidak ada khawatir, cemas, panik, apalagi pertanyaan lebih lanjut. Berjalan keluar kamar begitu saja, lalu memanggil Lewis untuk mengikuti ke ibukota.
Setidaknya kirim kesatria untuk mengawasi, membuntuti, atau mengawal Duchess Delmora. Lewis pikir, ini benar-benar pernikahan tanpa cinta dan kepedulian.
****
Daun willow menjuntai hingga menyentuh genangan air danau, memayungi pria berambut coklat keemasan yang merenung. Di sisi kakinya, terlihat seikat dandelion yang dapat dari ladang pinggir hutan. Kemudian, dengan wajah tanpa ekspresi, dandelion diarahkan ke danau akan dibuang.
"Serge!"
Sedikit demi sedikit, kelopak mata Serge melebar, lantas menoleh ke belakang. Makin terkejut menemukan perempuan yang dirindui tengah berlari meluluh-lantahkan bunga-bunga liar di alas hutan.
Spontan pria tampan itu berdiri. Belum siap, tubuh diterjang gadis yang berlari.
"Aku rindu," kata gadis itu sendu.
Tangan Serge terangkat ragu, ingin mengusap pucuk kepala si Perempuan. Cukup waras bahwa itu istri orang, ia menahan dan bertanya, "Kenapa datang? Dia akan murka padmu."
Serge tidak ingin Delmora memancing amarah Duke Stark. Ia kemari bukan maksud menunggu sesuai permintaan Delmora lewat surat, namun dirinya sekedar ingin menuai janji.
"Dia pergi, Serge," balasnya. "Tidak akan ada yang tahu. Kita bisa seharian bersama!"
Tidak ada yang tahu?
"Lalu, orang-orang? Mereka bisa menganggapmu sebagai Duchess dan istri yang buruk karena bertemu pria lain." Tanpa menjatuhkan dandelion di tangan kanan, tangan kirinya berusaha mendorong Delmora. "Jangan memelukku."
"Tapi kau Serge! Kau Serge!" kata gadis itu berusaha menjelaskan. Namun, semua keterangan terkunci di tenggorokkan. Padahal hanya ingin berkata bahwa pria ini Serge, kekasihnya. Namun, apakah Serge masih kekasinya? Apakah dirinya salah telah memaksa bertemu dengan kekasihnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Grace, Kill Me Now
RomanceTidak ada yang dia harapkan dari hidup ini selain mati, atau bebas. Setelah kekasihnya menodai saudarinya, yang amat disayangi ayah dan ibunya, Delmora Gretl menjadi pengantin pengganti sang saudari untuk menikah dengan Duke De Stark. Manusia bajing...