45. my papa

10K 585 137
                                    

Warning. Jika tidak nyaman, silahkan skip bagian tertentu.

🎵 (Issues - Daniel Di Angelo)

****

Keharuman mawar di kulit pinggang yang telanjang, dihirup sembari dikecupi dengan bibirnya. Menciptakan urgensi di dalam otak, ingin menyimpan perempuan ini hanya untuk dia sendirian. Kemudian ia endus setiap hari, dan akan ia makan sesekali.

Tangan diletakkan di dada Delmora yang memiringkan badan, bergerak gelisah di bawahnya bersama hembusan napas gemas seperti kucing sakit. Tampak tangan yang setengah direntangkan ke atas, meremat bantal. Apa yang keluar dari bibir itu, bentuk apa pun suaranya, Dylan selalu menyukai dan kerap ingin mendengar lagi.

Ia julurkan lidah, mengusap kulit bagian tubuh samping untuk merasakan kelembutan yang memanjakan lidah. Menekan mulut, mengecap dan menarik kulit manis itu ke dalam mulut hangatnya. Saat itu, lenguhan Delmora menjelas. Ia tarik dan gigit, lantas dilepas lagi.

Sentuhan tidak buru-buru, perasaan digunakan hingga membuai pasangan.

Pundak Delmora didorong, menjadikan punggung terhidang sekarang. Satu garis kecoklatan menjadi sasaran awal Dylan, menciumi dan menjilat kecil-kecil sesuai arah luka. Tangan kekar kembali menelusup pada dada yang menghimpit pembaringan empuk, mencengkram halus dan digerakkan. Tangan yang lain menekan kepala agar tetap tinggal di bantal tanpa bergerak. Setiap inci tidak dilewati, tidak lepas dari sentuhan bibir, lidah, dan penghirupan Dylan.

Delmora terlihat halus, dan patuh di bawahnya. Tidak satu pun protesan keluar.

Badan Dylan yang berpakaian masih lengkap itu sedikit dilenjangkan, menghampiri tengkuk guna memberi hisapan dan tanda kecupan. Lantas menekan kepala Delmora ke atas, disusul ia menjilat leher bagian samping. Mengecap rasa manis, menikmati tekstur kulit, menghirupi aroma tubuh. Dilakukan di sisi kiri dan kanan. Menarik pundak Delmora lagi, dimiringkan ke sisi lain, melakukan hal serupa di bagian tubuh kiri hingga memiliki tanda ciuman, basah bekas jilatan, dan jejak gigitan tersebar-sebar.

Manis, lembut, terasa enak kulitnya, membuat ia gila, membuat ia mabuk ketagihan. Bekas luka di punggung pun tampak cantik, bagai hiasan di tengah-tengah kulit putih yang tipis kemerahan.

Perempuan itu dibalik olehnya lagi, segera Dylan merunduk, menyerang leher dari arah depan dengan sesapan cukup kasar, sembari mencengkan punggung erat-erat. Oleh kaki sendiri, kaki Delmora terasa bergerak-gerak di atas ranjang, tepat di telinga erangan terdengar.

Perempuan itu memanggil namanya, terdengar manis bercampur erangan. Meremas rambut semakin kencang dan bekata perih dengan nada keluhan.

Otot mulut Dylan dikendurkan, melepaskan kulit leher kiri dan berpindah ke kanan, melakukan serupa hanya untuk memenuhi libido serta mendengar suara manis milik Delmora yang tersiksa.

Dia sangat cantik ketika bertelanjang. Lebih cantik melebihi bunga tulip di taman de Stark. Lebih indah dari bangunan istana. Tidak bosan dipandang.

'Mungkin aku benar-benar gila.'

Mata abu-abu bergulir ke bawah begitu mengangkat kepala, mengusap lembut dada itu sebelum ia merunduk. Mencumbu, menghisap, menarik, melongsongkan hasrat dalam kepala. Sungguh, tidak seinci pun dilewati, baik oleh tangan ataupun bibir. Memakan kulit perut, memperbanyak jejak kecupan.

Underware masih terpasang, ia lewati langsung menuju kulit-kulit kaki. Dylan duduk, mengangkat kaki Delmora guna ditekukkan, mengarahkan telapak kaki itu ke depan mulut. Jari kaki kecil bersih dimasukkan ke dalam mulut, ia sesapi, ia jilati, ia hisapi. Mata bergulir lagi ke atas, menangkap istrinya amat cantik dengan pipi bersemu merah, bibir bengkak, rambut berantakkan, serta pandangan yang berserah diri melihatnya melahap jemari-jemari kaki.

Your Grace, Kill Me NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang