28. hey, Stupid!

8.6K 581 55
                                    

Walaupun Dylan keluar selepas mengatakan itu, peristiwa semalam tetap saja sangat mengguncang. Delmora murung, tidak bangkit dari tempat tidur sampai menjelang siang. Tidak mandi dan tidak sarapan walaupun telah disediakan. Bahkan, makanan sampai ditaruh pada meja kecil di tempat tidur seperti sediaan orang sakit.

Tetapi itu saat pagi, lihat sekarang, gadis itu telah bersinar di bawah teriknya matahari. Berjalan tegap, menelusuri perkotaan Stark mengenakan payung putih berenda dan diiringi dua pelayan, satu kesatria, tak lupa Gilbert yang ditemuinya di jalan.

Duchess itu membawa pasukannya masuk ke dalam toko makanan penutup paling padat, paling antri, paling enak, dan tentu paling ternama. Menggunakan tanda pengenal milik Duchess Stark sehingga masuk secara mudah dan istimewa. Ia memesan dessert dingin selembut buliran salju, dan bewarna cantik.

Benar, dia kembali pada setelan awal sebelum menikah, bersantai bersama kembaran sembari memakan es krim. Begitu banyak di meja bulat. Sementara Lidya, Hilma, dan seorang kesatria, dipaksa ikut masuk dan mengkonsumsi sajian mereka di meja lain. Tentu, itu perintah Delmora.

Pesan sepuas kalian, bila perlu, habiskan semua makanan penutup di seluruh kota ini! Karena mulai sekarang, Delmora akan menjadi pemboros dan hidup bermewah.

Itu memiliki tujuan. Tujuan agar Dylan tak tahan dan berakhir menceraikannya. Oh, jangan lupa, Delmora masih memiliki opsi lain untuk menghilangkan prinsip Dylan. Membuat pria itu tidak tahan hidup dengannya dan berakhir menceraikan.

"Berakhir dibunuhnya pun tidak masalah. Aku sudah memperkirakan itu saat pertama kali mendapat perintah akan menikah dengan seorang pembantai. Aku berpikir, keluarganya, ayah dan ibunya, pengasuhnya, orang yang setia padanya pun dia bunuh, lalu bagaimana denganku yang kendatinya orang asing? Sungguh, Gilbert, aku dan dia tidak saling kenal. Orang asing, sangat asing, daaan asing, intinya kita asing. Tidak ada sama sekali Dylan dalam rencana hidupku." Delmora menarik napas tipis sambil terus mengaduk-aduk toping es krim guna menjeda ucapan yang menggebu.

"Lalu tiba-tiba dinikahkan dengannya? Aku hanya tahu namanya, dan aku pun sudah memiliki rencana hidup sendiri. Tapi, kenapa semua kacau dalam sehari? Apa salahku sampai menikah dengan orang yang tidak kusukai? Padahal, bukan diriku yang bersalah. Kakak, bukan? Kenapa seolah-olah aku yang dihukum?" tuntas Delmora. Lantas menyinduk es krim yang begitu lunak tersebut ke dalam mulutnya.

Tidak adil.

Delmora sedikit goyah di perkataan akhir. Sakit hati, ingin mengatakan kalau mereka tega padanya sampai memperlakukan ia demikian. Seperti pion pengganti untuk melindungi yang berharga.

"Jasa untukmu sudah kutawarkan, walaupun akan mengotori tanganku." Gilbert yang asik mengkonsumsi sajian makanan penutup pun, akhirnya menimpal sambil mata tetap fokus pada makanan. "Lalu apa rencanamu? Hidup bermewah agar dicap tidak layak menjadi Duchess dan berakhir dipisahkan? Mau semegah apa hidupmu, huh? Kuharap, semoga kau berhasil."

"Semegah apa?" Gadis itu melirikkan mata ke atas, menggali ide-idenya yang disimpan. "Kaupikir aku mampu hidup begitu boros?! Tentu saja, akan kuhamburkan dengan menteraktir mereka," ujar Delmora, melirik para bawahannya.

"Oh, ya, bukan hanya satu, tapi seisi kediaman akan kubanjiri dengan makanan."

Gilbert kira di dalam otak Delmora hanya makanan, nyatanya selepas memesan seluruh makanan penutup di toko tadi, dan diperintahkan dibawa ke manornya, sekarang mereka telah masuk di toko perhiasan. Memesan, dan kemudian berpindah ke toko pakaian.

Bukan hanya untuk diri sendiri, tapi dibagi pada pelayan juga ibu dan kakaknya. Tunggu? Benar, kembarannya itu tetap mengingat mereka yang telah memasukkannnya ke dalam lubang singa.

Your Grace, Kill Me NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang