49. stay here

7.2K 532 53
                                    

Peristiwa ini sudah pria itu prediksi. Pengingkaran janji pasti merugikan diri. Selepas ulang tahun usai, keburukan yang mengkhawatirkan akan berdatangan. Merupakan ancaman untuknya lantaran ingkar, tetapi sial, ikut merugikan istri dan sang bayi. Ini memang salahnya bersekutu pada setan, meskipun dia tidak merasa seratus persen salah karena semua ini demi kebaikan ayah serta sang ibunda.

Sungguh setan tidak akan melepaskannya, tidak meninggalkan sekalipun ia ingkar. Mereka seperti hantu, menagih janji hampir tiap waktu, lalu menertawakan dia yang jatuh ke dunia cinta karena saking bodohnya.

Rumit. Dia diam dalam pikiran yang semakin rusak.

"Dylan?"

Dylan lagi-lagi mendengar sang istri memanggil, seolah menjadi rutinitas pagi yang menyebabkan ingin mendengar lagi dan lagi, setiap hari. Sebab, telinganya terasa dingin dan hampa apabila tak dengar suara tersebut sebagaimana yang pernah ia alami kala tidak di kediaman.

"Dylan?"

Suara itu terus terdengar, Delmora takkan berhenti sebelum menemukannya. Ia dengar, namun memilih menguping untuk menikmati suara menggemaskan itu. Melipat tangan di luar kamar, bersandar di dinding sembari mendengar ancaman-ancaman makhluk laknat di depan.

Napas ia buang, menatap malas dengan jantung cukup berdetak tidak nyaman. Setan tidak akan menyerah sampai dirinya tergoda. Sungguh, Dylan sudah tergoda, namun pilihan terlalu memusingkan. Meminta negosiasi mengubah tumbal dengan cara lain, malah hanya membuat emosi seperti sebelumnya.

"Awh, Dylaaan."

Mata yang awalnya memberi sorot malas, kali ini berubah mengencang, iris abu-abu itu menggelap bercampur kebengisan, tatapan tajam dengan alis sedikit menukik membuat dia seolah siap bertengkar begitu mendengar rintihan di dalam kamar. Menyeramkan, semenyeramkan yang Delmora akui saat pertama kali melihat dirinya di altar.

Delmora berhenti memanggil. Namun, ia tahu perempuan kecil itu tengah berlutut di lantai sambil memegang perut, meringis, merintih, mengaduh. Gemeretak gigi Dylan, menghantar kaki terangkat di tempat, ia memasuki kamar.

Dylan angkat Delmora dari lantai tanpa banyak bicara, meletakkan di kasur dan lekas perempuan itu meringkuk mencengkram perut, mengerang dengan nada menyakitkan.

'Apa aku bisa keluar dari lingkaran setan?'

'Tidak. Aku harus tebus tujuan.'

Sadar secepat kilat. Dia akan benar-benar menjadi anak terlaknat jika tujuannya gagal. Mengingatkan diri sendiri bahwa sejak awal membunuh mereka untuk menghentikan kesesatan, kanibalisme, atau pembunuhan acak. Ingin mereka diberi kehidupan kedua agar lebih baik. Bahkan, ia sendiri tidak peduli menggantikan posisi ayah-ibunya yang sesat dan menjijikan.

"Sangat sakit?" Bodohnya Dylan bertanya begitu dengan merunduk. Menggusur Delmora untuk duduk, dan ia bawa ke pelukan.

Kandungan melemah, kesehatan istri dan bayinya akan menurun. Semua hidupnya mungkin kelak kacau. Bisa saja ia kehilangan bayinya, atau dua-duanya di antara mereka.

Seiring waktu, ramuan obat penguat kandungan pun datang. Ia minumkan sesuai ketentuan yang dikatakan dokter pribadi keluarga ini. Membiarkan Delmora istirahat lagi, sementara dirinya menjalankan pekerjaan seperti biasa, tetapi sambil menunggu di samping yang tidur.

"Tuan memanggil saya?" Lewis menyapa begitu sopan.

"Panggil para arsitek, pilih bukit dekat laut untuk pembangunan gereja," perintah Dylan antara niat tidak niat, tetapi cukup direspons keterbelalakan mata cokelat terang milik lawan bicara. "Ambil gaya arsitektur Racoco yang sangat cocok dengan perwujudan istriku," lanjutnya.

Your Grace, Kill Me NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang