17. hallucination

11.7K 679 15
                                    

Begitu menutup pintu kantor, Delmora mengajak Lewis. Namun ditolak halus, memberi saran 'pilihlah kesatria terlatih', terlebih dirinya merupakan nyonya di sini. Mereka pergi ke barak yang harus menghabiskan waktu belasan menit, lantas disuguhi kesatria bercucur keringat yang berhenti melakukan sparing dengan teratur karena intrupsi Lewis. Meminta salah satu kesatria pergi ke kandang kuda dan mengambilnya sebagai sarana tunggangan sang nyonya.

Walaupun Delmora mulai terpandang buruk sebab kabur, tidak ada yang berani mencibir hanya karena aturan Duke. Seolah mata dan telinga Duke tertempel di mana-mana. Tidak sedikit yang memaklumi tingkah Delmora, selain masih labil dan ingin kebebasan, gadis dewasa pun akan berat hati jika dinikahkan dengan seorang Dylan Vince. Kabur tergolong wajar, apalagi memberontak.

Terlebih latar belakang pernikahan Delmora memprihatinkan.

Belakangan, tersebar isu bahwa mereka bertengkar sebab kacaunya bekas kamar penginapan di Agrippaen.

Delmora hanya meminta satu, dia berkata jika lebih dari satu mungkin akan berisik dan menghambat perjalanan.

Pria-pria itu hampir memalingkan mata saat gaun Delmora tersingkap, namun dicegah celana panjang hijau lumut yang menutupi batas betis, ujungnya digulung-gulung tiga kali bukti kebesaran dan kepanjangan. Itu celana milik Gilbert yang dia curi sebelum menikah. Biarlah saudara kembarnya itu kehilangan dan mencari-cari.

Fergus, kesatria bertubuh kekar dan memiliki luka di wajah, menyusul sedikit di belakang. Mewanti-wanti cara Delmora berkuda. Matanya terpukau begitu melihat gadis di depan kehilangan keanggunan dan kerapuhan yang tak meyakinkan, dia seperti maniak kuda sekarang.

'Di luar dugaan, sesuai sikap tak sopannya.'

Meski Delmora belakangan tidak berkuda, namun selama di akademi sudah banyak belajar hal. Bersahabat dengan alam salah satunya. Kuda tidak melesat cepat, cukup sedang lantaran jalan kecil sulit diterjang. Jalan sedikit menanjak, pula dihimpit pohon-pohon besar. Terpaan angin lebat membuat rambut yang ditata rapih terbang ke belakang membentuk tarian. Aroma khas utara selalu memberi candu pada indra penghirupannya.

Geraman-geraman mulai terdengar tatkala hutan selanjutnya dimasuki, pun raungan air terjun yang mengerikan dan begitu berisik menjelas, sangat jelas seperti mengalir di dalam kepala. Kulit diterpa dingin, diserang kuat angin yang seperti hendak menumbangkannya. Ia memegang kencang tali kekang dan mengabaikan geraman seram.

Fergus meraih anak panah di plana, membidik seiring kuda berlari sedang. Meluncurkan panah tatkala menangkap bayangan beruang di antara pohon raksasa. Berkali-kali menumbangkan hewan buas selama menggiring Duchessnya yang terlihat tak memiliki reaksi ketakutan, hanya berjuang kelelahan.

'Anak kecil aneh.'

Tubuh kecil itu hilang keseimbangan, Fergus mendekat dan membantu turun. Seperti gambaran ayah yang menurunkan putrinya. Delmora tidak lekas menanyai keberadaan bangunan yang ditinggalkan, lebih terjebak pada uap-uap putih yang berhamburan beberapa jarak terhalang pepohonan. Uap putih itu begolak menyelimuti Blackwood falls. Bergemuruh deras memecah berai alam. Pupil mata membesar, bibir tidak terbungkam, tangannya yang masih memegang tali kekang mengencang.

Delmora, dia ingin meloncat dan berlari menerjang dingin demi melihat air terjun besar yang mengerikan di sana, tidak manusiawi.

"Ini surga, tampilan alam yang gila! Bisakah menceburkan diri ke sana?" serunya melupakan keberandaan Fergus yang selalu nampak serius.

"Nyonya, saya akan menunjukkan keberadaan bangunannya."

Mendengar teguran, dia menoleh, mengikuti langkah Fergus sambil sesekali melihat air terjun. Ada yang aneh di sana, perempuan mandi di kolam air terjun. Jantung Delmora hampir lolos teringat malam terakhir kali bersama Serge, ia lekas-lekas memalingkan pandangan dan melihat jalan yang ditunjukkan Fergus. Arah timur.

Your Grace, Kill Me NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang