Ada apa dengan guru bahasa?

18 3 0
                                    

                  💫 HAPPY READING 💫

Of course, you can beat the pain

- ALDS

Chapter 8 : Area terlarang di lantai 2

Jangan terlalu berambisi untuk mendapatkan sesuatu berusahalah sesuai kemampuan dan fisik, jangan terlalu memaksakan

- Aurora Everly Marva

    🎵 Alone pt 2 - Alan Walker ft Ava Max 🎵

                             🌊ALDS🌊

"Kak Rahagi?" Tanya Faye memastikan

"Iya" Samudera mengangguk malas

"Kenapa? Abis di bentak?"

"Jawaban lo bener banget Isabel"

"Di bentak karena masalah apa?"

"Kan kamar gue deket banget tuh sama tangga menuju lantai 2 dan kamar yang berada di atas cuma kamar Kak Rahagi doang, kamar gue, kakak sama ibu gue di bawah

Tiba tiba gue penasaran sama lantai 2 yang di terangi lampu redup itu, selama 12 tahun terakhir gue belum pernah lagi ke lantai 2 di rumah gue, terakhir gue ke lantai 2 itu pas umur 5 tahun dan tadi pagi gue baru saja mau naik ke lantai 2 tiba tiba kakak gue ngomong gak usah naik ke situ dengan nada ngebentak matanya juga melotot, dari situ mood gue langsung jelek dan gak tau kenapa gak boleh naik ke lantai 2" ucap Samudera sambil mengedikan kedua bahunya

" Kira kira kenapa ya? Pasti kakak lo ngelakuin itu pasti ada alasannya dan kalau lo mau nanya alasannya kenapa, tanya saja sama ibu lo, karena kalau lo tanya ke kakak lo pasti dia bakal jawab yang tadi pagi" ucap Faye

Samudera mengangguk angguk mengerti mendengar ucapan temannya itu

Tanpa mereka berdua sadari, Rahagi sedari tadi melihat mereka berbincang dengan ekspresi serius, Rahagi memandang mereka dengan dahi berkerut bingung

"Eh! Udah bel masuk dari tadi, kita gak masuk?" Tanya Samudera setelah melirik kecil Rahagi yang sedang menatapnya

"Emang udah bel dari beberapa menit lalu" Faye mengangguk "tapi info dari grup kelas tadi, guru mapel yang mengajar tidak datang dan jam kosong"

"Siapa?"

"Pak Nata, guru bahasa"

Samudera mengerut dahi bingung
"tidak seperti biasanya"

"Iya" Faye mengangguk setuju "biasanya pak Nata selalu mengajar kelas kita walaupun jadwal hariannya padat"

"Ada yang aneh"

"Apa?"

                              🌊ALDS🌊

Nehan berjalan kembali ke kantin dengan bersiul di sepanjang koridor sambil memasukan kedua tangannya kedalam saku celana dan ia lalu duduk di tempat sebelumnya tadi

"Nih makanan lo udah mau dingin" ucap Varen memberi pesanan Nehan yang sudah siap beberapa menit lalu

"Iya" Nehan lalu mengangguk dan memakan makanannya itu sebelum bel masuk berbunyi

"Kenapa lo?" Tanya Laut dengan mimik heran

"Enggak apa apa, Laut"

"Iya gue tau lo gak apa apa, maksud gue lo kenapa kaya senyum senyum gitu?"

"Hehe" Nehan meraba raba saku celananya dan mengeluarkan satu buku note kecil "ini"

Nehan memperlihatkan tanda tangan seseorang

"Tanda tangan?" Beo Laut

"Iya" Nehan mengangguk cepat "lihat nama yang tertera di bawahnya"

"Apa itu?" Varen menyipitkan matanya sambil membetulkan posisi kacamata beningnya "Aurora?" Gumam Varen

"Everly Marva?" Lanjut Laut

"Lo minta tanda tangan kak Aurora?" Tanya Varen yang sudah paham maksud Nehan

"Iya"

"Hem, biasa dia mah" ucap Laut menatap Nehan malas, sedangkan Varen hanya terkekeh melihatnya

Beberapa jam kemudian..

Bel pulang berbunyi semua siswa siswi Harison High Internasional School beramai ramai berjalan di lapangan menuju gerbang utama sekolah

Laut, Varen dan Nehan berjalan beriringan dengan santai di lapangan

Mata Nehan melihat Aurora yang sedang berjalan bersama satu temannya

"Kak Aurora!" Panggil Nehan membuat siswa siswi yang berlalu lalang menolehnya bingung, Aurora tersenyum menatap Nehan yang berteriak memanggil namanya

"Makasih ya tanda tangannya kakak!" Ucap Nehan seketika itu juga langsung di bekap mulutnya oleh Laut

Walau masih di bekap, Nehan masih sempat sempatnya membentuk tangan berbentuk love dan menunjukkannya kepada Aurora

Laut yang menyadari itu langsung menggetok kepala Nehan dengan keras

"Aduhh! Sakit cok!"

"Oh ya! Sama sama!" Sahut Aurora dari jarak beberapa meter

Melihat Aurora yang mulai berlari kecil menuju mobilnya yang sudah menunggu di gerbang utama, Laut lantas ikut berlari kecil mengikuti Aurora

"Gue duluan ya!" Ucapnya lalu terburu buru berlari kecil menuju gerbang utama

"Woy Laut! Mau kemana lo?!" Nehan berteriak memanggilnya namun Laut tak mendengar karena sudah terlalu jauh

Sedangkan Varen hanya memicing menatap Laut yang semakin jauh, sepertinya dia tau apa yang akan di lakukan teman somplaknya itu. Juga alasan dia langsung berlari saat melohat Aurora-ketua osis mereka

"Ayo pak, jalan" ucap Aurora kepada sopir mobil yang biasa mengantar jemput Aurora

"Pak! Pak! Berhenti dulu pak!" Terdengar suara bass berteriak dari depan mobil, sontak membuat sopir itu terlonjak dan reflek memberhentikan mobilnya

"Aduh! Ada apa ya pak?" Tanya Aurora heran

......

See you the next chapter

Tetap semangat! Terus hidup saja sudah bagus

Antara Laut Dan Samudera Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang