Ingatan

11 2 0
                                    

               🌾 HAPPY READING 🌾

Cherish every moment

- ALDS

Chapter 22 : mengingat sebuah momen

Orang orang pasti akan menghargai momen seseorang yang sudah tiada, tapi akan mengganggap remeh saat orang itu masih ada

- Nata Bagaskoro

               🎵 Djo - End of Beginning 🎵

       
                          🌊ALDS🌊

"Permisi, kami murid kelasnya Pak Nata, apa nyonya Zora ada di dalam?" Tanya Edgar kepada sekumpulan laki laki yang memakai baju hitam

"Nyonya Zora ada di dalam, kamu bisa menghampirinya anak muda"

"Terimakasih" Edgar mengangguk, lalu berjalan memasuki kediaman Pak Nata yang mana sangat ramai orang orang yang mengunjunginya, di ikuti teman teman sekelasnya yang berjalan memasuki ruangan

Saat sampai di ruang tamu yang cukup luas, Edgar dan teman teman sekelasnya yang lain mendapati seorang wanita paruh baya yang berwajah awet muda sedang menangis

Nyonya Zora, istri sah Pak Nata.

Edgar maupun yang lainnya tak berani untuk sekedar memberitahu bahwa mereka sudah sampai, tak tega menghentikan kegiatan menangis nyonya cantik itu, karena yang menyuruh mereka datang ke kediaman Pak Nata ialah Nyonya Zora

Sampai salah seorang pelayan memanggil Nyonya Zora untuk memberitahu bahwa tamu yang ia tunggu tunggu sudah datang

"Nyonya, tamu yang ada tunggu tunggu sudah datang"

Mendengar ucapan salah satu pelayan rumahnya membuat Zora menghentikan tangisannya, ia menatap penuh pelayan itu dengan wajah sembab "Di mana mereka?"

"Berjarak 5 meter di depan Anda"

Sontak Zora langsung mengangkat kepalanya melihat kedepan, pandangan pertamanya yang ia lihat adalah seorang anak laki laki berkacamata. Edgar

Dia sangat kenal, karena dulu Edgar selalu mampir kerumah Pak Nata sekedar mengantar Pak Nata yang tidak membawa mobil atau membawakan makanan

"Kalian" Zora sontak berdiri menghampiri mereka

"Maaf kami semua sedikit terlambat" ucap Edgar

Zora menggeleng cepat "tidak apa apa, lagi pula jenazah Pak Nata belum di makamkan. Kalian, duduklah"

Mereka semua, siswa siswi kelas 11 IPK 1 menuruti ucapan Zora, mereka pun duduk sedikit jauh dari jenazah Pak Nata yang sebagian tubuhnya sudah di tutupi kain putih, hanya tersisa wajahnya saja

"Kalian semua jangan pulang dulu ya, ikut saya dan yang lain mengantar jenazah Pak Nata untuk di makamkan. Saya pergi ke belakang dulu sebentar"

Edgar dan teman temannya yang lain mengangguk sekali saat mendengar ucapan Nyonya Zora

Mata Edgar yang mulai sedikit sayu seperti ingin menangis itu menatap wajah Pak Nata dengan sekelabat kenangan ia bersama Pak Nata sebagai wali kelas dan ketua kelas

6 bulan yang lalu

Edgar baru saja menduduki bangku kelas 11, tepatnya kenaikan kelas 2 minggu lalu dan Nata Bagaskoro di nyatakan resmi menjadi wali kelas Edgar dan teman temannya. 11 IPK 1

Bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu di tengah suara hujan yang keras dan deras membuat para siswa maupun siswi yang membawa kendaraan beroda dua urung cepat cepat pulang, alasannya? Tentu saja, tidak mau seragam mereka basah karena jadwal seragam besok di pakai lagi

Antara Laut Dan Samudera Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang