Problem?

11 2 0
                                    

be careful of anyone who looks suspicious

- ALDS

Chapter 21 : menduga sesuatu

Tidak semua orang yang berada di dekatmu akan selalu bersikap baik terhadapmu, namun ada masanya mereka akan menganggap bahwa kau saingan mereka yang patut di singkirkan.

- Aurora Everly Marva.

            🎵 Alan Walker - On My Way 🎵

    
                            🌊ALDS🌊

Akhirnya Laut menerima barang yang di sodorkan oleh nyonya Mora "terimakasih"

Lalu ia melenggang pergi menaiki satu persatu anak tangga dengan cepat menuju kamarnya tanpa menoleh kebelakang, karena Laut tau kini Everlly dan Mora sedang menatapnya dari bawah

Saat melewati kamar Aurora, Laut tak sengaja melihat pintu kamar Aurora yang sedikit terbuka namun penampakan Aurora sedang termenung di sofa kamarnya dengan tangan yang menggenggam keras ponselnya

"Kak, kau sudah tau mengenai berita yang terjadi hari ini? Tepatnya di dekat sekolah kita" ucap Laut menyenderkan bahunya di ambang pintu kamar Aurora

Sontak Aurora menoleh pada Laut yang sedang tersenyum tipis namun datar "ya, bahkan aku sempat menghampirinya saat kejadian"

"Benarkah?" Raut wajah Laut berubah terkejut "kau bolos kak?"

"Dispensasi"

Jawaban singkat dari Aurora membuat Laut terkekeh kecil "Ah, begitu rupanya"

"Ya waktu sisa dispen itu aku manfaatkan untuk mengunjungi lokasi kejadian"

Laut mengangguk angguk "lumayan bijak"

"Aku tidak tau beritanya akan muncul di website, kukira dia akan menyuruhnya untuk tidak menyebar berita itu" ucap Aurora datar, rahangnya terlihat sedikit mengeras

"Kali ini dia kalah cepat, kau tau kan kak apa yang akan dia lakukan setelah melihat website berita ini?" Laut melipat kedua lengannya di depan dada

"Pasti dia akan menyuruh seseorang untuk menghentikan berita itu dan menutupnya agar tidak tersebar"

"Ya, jawaban kau tepat sekali kak" Laut menjetikan jarinya menimbulkan suara jentikan yang nyaring

"Tapi.. siapa penyebar berita itu?" Gumaman Aurora barusan membuat Laut menoleh ke arahnya dengan kedua alis yang mengkerut

"Bukankah seorang wartawan?"

"Tadinya ku pikir begitu, namun jika ku pikir pikir lagi sepertinya tidak mungkin, karena sekarang jika ada berita seperti ini lagi dia pasti akan menyuruh seseorang untuk tidak menyebarkan atau.."

Laut menatap Aurora yang menghentikan ucapannya, Aurora terlihat menggigit bibir bawahnya lalu berucap

"Boleh menyebarkan namun ke beberapa website saja dalam waktu satu hari, setelah itu di hapus lagi"

"Bisa jadi, tak ku sangka ia lumayan licik" ucap Laut sedikit bergumam, satu jarinya sibuk mengetuk ngetuk dagu, berpikir keras

Berpikir keras? Tentu saja. Memecahkan masalah lebih tepatnya.

"Benar, itu karena dia bertahun tahun hidup dengan rasa dendam yang membuatnya menjadi seperti ini"

Laut mengangguk "mungkin jika dia tidak menyimpan dendam pada seseorang yang telah membuatnya sakit, pasti dia tidak akan nekat berbuat seperti ini"

"Jadi, sebenarnya ini salah siapa?"

Laut mengangkat kedua bahunya
"entah. Kedua keduanya mungkin"

Aurora mengangguk angguk mendengar jawaban Laut

"Kak lo ada di tanya sesuatu dengan nyonya besar?"

"Ada"

"Dia menanyakan apa kepada kakak?"

"Kurang lebih sama sepertimu"

Mata Laut sedikit membelalak dan memasang wajah terkejut
"kak, kau tau aku di tanya apa olehnya?"

Aurora mengangguk sekali dengan muka datar "tentu, semenjak kau memasuki pintu utama, aku sudah berada di koridor lantai 2 di depan pintu kamarku"

"Lalu kenapa-"

"Memangnya mengapa? Aku hanya ingin tau apa saja yang ia tanyakan padamu dan aku memperhatikan raut wajah kedua nyonya kakak beradik itu"

Selanjutnya Aurora tersenyum sinis "sepertinya mereka sedang merencanakan sesuatu hal yang istimewa bagi mereka, tapi tidak bagi kita berdua"

Laut mengangkat kedua alisnya
"Benarkah? Sebenarnya aku juga tadi sempat berpikir seperti itu saat melihat kedua nyonya itu saling bertatapan, namun aku memilih menyangkalnya"

"Jangan di sangkal! Dugaan kau itu benar Laut! Lain kali jika kau menduga sesuatu tentang nyonya besar itu, jangan kau menyangkalnya tapi berhati hatilah karena bisa saja yang kau duga itu benar"
peringat Aurora

"Hm, baik" Laut menundukkan kepalanya ke bawah sejenak, tak lama ia teringat sesuatu yang ingin ia tanyakan pada Aurora

"Kak? Apa kau juga di beri sesuatu oleh nyonya besar?"

Sontak Aurora melirik benda yang di pegang Laut sedari tadi, benda itu merupakan benda pemberian Nyonya Mora beberapa menit yang lalu

"Di beri sesuatu yang sedang kau pegang itu?"

Laut mengangguk cepat "Iya, karena nyonya besar sempat bilang kepadaku bahwa kau juga di beri benda ini olehnya"

Aurora mengangguk sekali "Iya, ini" ia menujukkan benda yang sama persis seperti yang sedang di pegang Laut

"Kalau begitu aku pergi ke kamar dulu"

"Hm pergilah, tidak ada yang melarang mu juga"

Laut terkekeh kecil lalu berjalan menuju kamarnya yang terletak bersebelahan dengan kamar Aurora, ia memutar knop pintu dan berjalan memasuki kamarnya yang bernuansa biru langit itu

Ia menekan sakelar lampu yang terpasang di dekat pintu kamar, tak lama ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur miliknya dengan pikiran yang memikirkan gerak gerik nyonya besar itu dan kelakuannya selama ini

"Menyebalkan!" Desis Laut

                            🌊ALDS🌊

Sekitar 20 mobil dan 5 motor memberhentikan laju kendaraan tepat di depan sebuah rumah yang lumayan besar dan ramai

Orang orang yang berada di luar rumah itu menatap 30 siswa siswi berseragam sekolah menengah atas yang memasuki gerbang utama

.............

Readers! Gak kerasa dah up bab 21

Penulis :

Sarala Oleena

Antara Laut Dan Samudera Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang