Setelah pertengkaran antara Juan dan Alesha terjadi, hal berikutnya yang membuat Clairy pening adalah kakinya yang entah kenapa sangat nyeri malam itu. Obatnya memang sudah habis karena esok hari adalah jadwalnya untuk kembali ke rumah sakit mengganti perban yang membalut kakinya.
Clairy meringis kesakitan mencoba meraih ponsel yang ia letakkan di nakas samping ranjangnya.
"Vin, I need your help. Come to my room, please." kata Clairy dari teleponnya.
Tak banyak waktu terbuang, Melvin dengan kaos putih dan celana pendeknya segera memasuki kamar Clairy setelah ia mengetuknya dua kali.
"Apa yang terjadi?" katanya panik.
"Kakiku sangat sakit."
Melvin dapat melihat rasa sakit itu dari raut wajah Clairy yang tampak sedang menahan sakitnya. Ia kemudian mendekat dan duduk di sisi ranjang Clairy.
"Kita ke rumah sakit sekarang."
Melvin sudah bersiap untuk mengangkat tubuh Clairy ketika perempuan itu kemudian berkomentar, "Apa kamu benar-benar ingin memakai celana pendekmu? Ke rumah sakit? Menggendongku?"
Melvin seketika melihat dirinya sendiri.
"Ah iya, aku terlalu panik tadi. Apa kau bisa menahannya? Aku akan mengganti celanaku sebentar."Clairy mengangguk dan membiarkan Melvin untuk bersiap. Disela waktu yang ia miliki, Clairy memastikan dompet dan ponselnya ia bawa.
Melvin kembali datang dengan pakaian yang lebih pantas. Ia telah membalut kaus putihnya dengan jaket dan juga celana panjang yang ia pakai.
"Ready? Katakan padaku jika aku menyakitimu, ya?"
Satu hal yang Clairy tidak tahu adalah Juan belum berada di kamarnya. Laki-laki itu mendengar suara langkah kaki dari anak tangga dan otomatis melihat ke sumber suara. Pria itu berdiri dengan tatapan terkejut.
"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" tanyanya pada Melvin.
"Dia kesakitan. Aku akan membawanya ke rumah sakit."
"Aku ikut. Pakai mobilku saja."
Clairy melotot tak suka mendengar ucapan Juan. Tidak ada yang sedang berniat untuk mengajaknya kenapa ia malah berinisiatif untuk ikut? Melvin sekilas melihat ke arah Clairy meminta persetujuan, tapi Clairy hanya memutar bola matanya menandakan ia sudah pasrah dengan situasi yang sedang terjadi.
Juan membuka pintu belakang mobilnya dan membiarkan Melvin perlahan memposisikan tubuh Clairy dengan hati-hati. Setelah Clairy sudah masuk dengan posisi tubuhnya yang terlentang, Melvin ikut masuk di kursi yang sama.
"Kenapa kau di belakang?!" tanya Juan tidak suka.
"Aku akan menjaga Clairy di belakang. Oh God, apa aku juga harus menyetir? Aku sudah menggendongnya dari lantai atas." balas Melvin.
Juan berdecak sebal mendengar jawaban Melvin. Ia kemudian masuk dan sesekali melirik ke arah belakang memastikan Melvin tidak berbuat macam-macam.
"Apa kamu tidak bisa duduk saja Clair? Kasihan Melvin jika harus menahan kepalamu yang berada di atas pahanya." Juan beralasan lagi.
"Satu-satunya orang yang harus mendapat belas kasihan adalah aku, Juan! Bisakah kau tidak usah banyak bicara dan langsung menyalakan mobilmu?!"
Juan menuruti perkataan Clairy dengan sangat kesal. Haruskah mereka berdua di belakang sedang ia menyetir di depan? Apa mereka pikir Juan adalah sopir? Well, meskipun ia memang sopir karena pekerjaannya tapi ini hal yang berbeda.
"Kenapa kamu mengelus rambutnya?!"
Lagi-lagi Juan memergoki Melvin yang mencoba menenangkan Clairy di belakang.
"Lalu apa aku harus mengelus kakinya? Kakinya sedang sakit, Bodoh. Bisa saja aku membuatnya semakin kesakitan jika menyentuh kakinya."
Juan tidak puas dengan jawaban Melvin. Juan juga tidak suka dengan sikapnya yang seperti balita sedang tantrum hanya karena melihat Clairy berada dalam perlindungan pria lain selain dirinya.
"Berhentilah bersikap menyebalkan, Juan. Kamu terlihat seperti seorang pencemburu." gumam Clairy pening mendengar keributan di dalam mobil yang mereka tumpangi.
"I am" batin Juan memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGA BULAN. (END)
RomanceRencananya untuk bekerja tidak pernah ia sangka akan berujung dipertemukan dengan mantan kekasih yang telah menyakitinya bertahun-tahun lalu. Tidak hanya dipertemukan sehari dua hari, tetapi setiap hari selama tiga bulan dalam satu atap yang sama...