Clairy kembali masuk untuk memberi salam kepada ibunya dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Ibunya berkata bahwa bohong jika ia tidak terkejut ketika mantan kekasih anaknya datang dan memohon ampun seperti seorang hamba yang telah melakukan dosa besar. Meski perasaan marah dan kecewa itu masih bersarang, tapi ia tahu bahwa bukan hal baik jika orang tua terlalu ikut campur dengan urusan anak-anaknya, terlebih dalam sebuah hubungan.
"Ibu tahu, Kakak pasti punya alasan kenapa akhirnya mau menemui Juan lagi. Entah karena Juan sudah berubah, atau Kakak yang sudah memaafkan kesalahannya. Ibu tidak mau ikut campur. Kalian sudah dewasa, Ibu percaya sama Kakak." itulah kalimat terakhir yang diucapkan sebelum anaknya pamit untuk pulang.
Clairy menutup pintu rumah itu, tangannya memainkan kunci mobilnya membentuk gerakan melingkar memutari jemarinya. Dari tempatnya ia mendengar bunyi krusak krusuk dari dekat mobilnya.
"Astaga! Kenapa kamu masih di situ?!" tanya Clairy mendapati Juan bertahan di tempatnya.
Pria itu sedang memainkan kerikil yang tersebar di halaman rumah, menendangnya bergantian dengan kakinya namun harus terhenti ketika suara Clairy terdengar olehnya. Ia meringis, hampir menutupi seluruh matanya lalu gerakan menggaruk tengkuk yang tidak gatal merusak tatanan rambutnya yang sudah memanjang.
"Aku memesan taksi online, tapi dicancel berkali-kali." jawabnya memalukan.
Mendengarnya Clairy memutar bola matanya menunjukkan betapa tidak habis pikirnya pada Juan.
"Naiklah, aku antar."
"Biar aku yang menyetir." sela Juan ketika Clairy hendak membuka pintu kemudi.
Gelengan kepalanya lebih dulu menjawab sebelum mulutnya bekerja. "Kamu lelah, aku tidak mau membahayakan nyawaku."
Di dalam mobil yang melaju itu Juan terdiam, begitu juga Clairy yang tidak memiliki tanggung jawab lain selain mengantarnya pulang dengan selamat.
Juan memainkan seatbelt yang melilit tubuhnga dengan memelintirnya, menariknya sesekali, mencoba membunuh bosan dan kecanggungan yang sepertinya hanya dirinyalah yang merasakannya.
"Berhentilah. Kamu bisa merusak seatbeltku. Apa kamu sudah makan?" tanya Clairy masih fokus pada jalanan di hadapannya.
"Belum."
Katakan jika Juan memiliki kepribadian ganda maka orang akan langsung percaya. Dia bisa saja menjadi seorang alpha, tapi ia selalu seperti kucing penurut di hadapan Clairy. Tapi tidak jarang dulu mereka akan sama-sama meledak. Mungkin karena keduanya sama-sama seorang Alpha? Selain dengan Juan, Clairy hampir selalu menjadi Alpha dalam setiap hubungan. Begitu juga dengan Juan yang selalu menjadikan kekasihnya seperti peliharaan yang harus selalu disayang, dijaga, jangan sampai sakit, jangan sampai terkena hujan, jangan sampai tersentuh kuman. Semua itu dia lakukan kecuali pada Clairy-karena hanya Clairy yang bisa melakukan semuanya sendiri. Atau karena keduanya sama-sama anak pertama? Atau karena keduanya memiliki darah A dan B? Entahlah. Clairy tidak terlalu percaya ilmu cocoklogi.
"Aku harus mengantarmu kemana?" tanya Clairy lagi.
"Rumah orang tuaku saja. Aku belum memutuskan untuk tinggal sendiri."
Clairy tidak terlalu peduli dengan kalimat kedua. Ia hanya harus mengantar Juan tapi sebelum itu ia akan mengajaknya makan malam.
°°°
"Kamu tidak mau mampir?" tawar Juan sembari melepas kaitan seatbelt dari tubuhnya.
Ia menunggu jawaban Clairy, berharap perempuan itu mengetukkan jemarinya di atas kemudi, dengan raut tampak menimang antara "ya" atau "tidak" dan berakhir dengan "ya" meski karena alasan tidak enak jika tidak mampir. Namun itu hanya akan menjadi angan Juan semata ketika Clairy tanpa berpikir langsung menjawab, "Tidak. Ini sudah malam." Tidak berjeda. Bahkan Juan baru saja menutup mulutnya. Clairy tampak menarik dirinya mundur dari permainan ini.
Juan mengangguk mengerti. Mungkin Clairy sama lelahnya dengannya, Juan hanya sedang menenangkan pikirannya sendiri agar ia tetap dapat berpikir waras.
"Hati-hati. Seperti katamu, ini sudah malam."
"Mm" gumam Clairy menunggu Juan keluar dari mobilnya.
Merasa diperhatikan, Juan mengangkat sebelah alisnya, "Ada apa?"
"Cepatlah turun, kamu lama sekali."
Sudahlah Juan, menyerah saja. Cuci kaki, ambil selimut, dan renungkan kesalahanmu. Renungkan kebodohanmu juga, ini saranku sebagai orang yang masih setia menulis tentangmu.
°°°
muhasabah diri ju. dosa lu tuh banyak. kasian malaikat kmana-mana bawa gelatik kembar isi 200 cm buat nyatet kebodohanmu😭
btw akhir-akhir ini aku sedang cukup rajin update, kan? karena apa? karena mau menghilang dulu sampai pekan depan. tap tap bintangnya ya, komen apapun dimanapun (mau curhat jg boleh klo ga sengaja relate). hehe.
terima kasih!
sehat-sehat kalianヾ('︶'♡)ノ
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGA BULAN. (END)
RomanceRencananya untuk bekerja tidak pernah ia sangka akan berujung dipertemukan dengan mantan kekasih yang telah menyakitinya bertahun-tahun lalu. Tidak hanya dipertemukan sehari dua hari, tetapi setiap hari selama tiga bulan dalam satu atap yang sama...