Juan berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya, sesekali melihat ke arah jam di atas meja kerjanya yang semakin lama semakin memperlihatkan betapa larutnya ketika Clairy tidak kunjung pulang.
Perempuan itu meminjam mobilnya sore tadi dan berkata akan makan malam bersama rekan-rekan kerjanya.
Juan tidak suka dengan perasaan ini. Ia tidak seharusnya khawatir dengan Clairy seperti yang ia lakukan beberapa tahun.
"Where the fuck are you Clairy?!"
Kalimat itu yang petama ia katakan dengan penuh kemarahan ketika panggilan suaranya mendapat tanggapan.
"Sorry, tapi aku bukan Clairy. Aku rekan kerjanya. Apa kau teman atau emm her boyfriend?"
Juan menghentikan langkahnya yang sebelumnya tidak bisa berhenti untuk terus mondar-mandir.
"Where's she?"
Suaranya seperti tertahan karena Juan mengetatkan rahangnya berusaha menahan kekhawatirannya saat ini.
"Aku sekarang berada di rumah sakit,"
Napasnya seakan terhenti, kalimat selanjutnya yang dikatakan seseorang di telepon tidak lagi ia hiraukan karena hal berikutnya yang ia lakukan adalah keluar dari kamarnya dan mencari kunci mobilnya yang lain.
Terakhir kali ia mendengar, laki-laki di telepon tadi menyebutkan salah satu nama rumah sakit yang cukup jauh dari rumahnya.
Selama di jalan yang dilakukan Juan hanyalah fokus menyetir tanpa memikirkan hal lain selain sampai ke tujuannya dan menemukan perempuan yang telah memenuhi pikirannya semalaman.
Pukul tiga dini hari, Juan berhasil sampai di meja informasi dan menanyakan dimana keberadaan Clairy. Begitu ruang IGD terbuka, ia menemukan Clairy yang masih tertidur karena obat biusnya.
"Is she okay?"
Perawat yang mengantarnya mengangguk pelan.
"Pasien hanya mengalami retak di tulang keringnya. Tapi selebihnya baik-baik saja dan butuh banyak istirahat agar bagian retaknya tidak semakin parah."
Juan menghela napasnya panjang dan duduk di kursi samping ranjang rumah sakit. Ia memandangi wajah Clairy dan dengan penuh kesadaran ia melihat bekas kemerahan di leher perempuan.
Dengan hati-hati ia menyentuhnya untuk meyakinkan sesuatu dan sialnya ia sangat yakin kalau itu bukan tanda karena kecelakaan ini. That's a kissmark.
Juan mengusap wajahnya dan kepalan tangannya semakin jelas menunjukkan betapa ia marah saat ini. Siapapun yang melakukan hal itu pada Clairy, rasanya Juan ingin mengakhiri kehidupan lelaki itu sekarang juga.
"Sorry, I shouldn't let you go this evening." bisik Juan mengusap punggung tangan Clairy dengan tatapan sendunya.
Tidak lama setelah itu, Clairy tersadar dari tidurnya dan hal pertama yang ia sadari adalah Juan yang sedang menatapnya sendu.
"Juan?"
Juan tersenyum kemudian mendekatkan sebotol air yang ia ingin Clairy untuk meminumnya.
"Bagaimana bisa kamu di sini?"
"Seseorang meneleponku."
"Oh. Apa kita bisa pulang?"
"Sure, dokter tidak memintamu untuk menginap karena everything's fine hanya kakimu yang retak."
Juan telah menyelesaikan administrasi milik Clairy bahkan ia juga membawa pulang kursi roda dan alat bantu jalan untuk Clairy. Meski ini terkesan berlebihan tapi Juan tidak merasa keberatan sekalipun. Ia juga tidak apham dengan sikapnya hari ini.
"Juan, kakiku hanya retak. Aku masih bisa berjalan. Tidak perlu memakai kursi roda. Ini berlebihan."
"I know, tapi aku terlanjur membelinya."
°°°
Juan menyetir mobil yang ia bawa dari rumah membelah jalanan ibu kota yang langitnya kini hampir terang.
Tidak ada pembicaraan antara dua orang di dalam mobil itu hingga Juan menyadari Clairy mengeluarkan tangisnya dalam diam.
Juan menoleh ke arah Clairy, memastikan yang dugaannya benar. Perempuan itu tertunduk kemudian mengalihkan wajahnya ke arah samping.
"Hei," kata Juan lembut.
Juan menepikan mobilnya dan hal pertama yang ia lakukan adalah mendekat pada Clairy kemudian memberinya elusan lembut di rambutnya.
"It's okay. You safe now."
Juan merengkuhnya dan membawa Clairy ke dalam pelukannya. Setelah itu hal selanjutnya yang ia sadari adalah Clairy menunjukkan sisi rapuhnya. Sisi yang selama ini tidak pernah ia perlihatkan.
Clairy menangis di dalam rengkuhan Juan cukup lama.
"It's okay Clair, it's okay." Juan menenangkan diri Clairy menepuk lembut punggungnya.
"Sorry, aku menarikmu lagi ke kehidupanku. Maaf karena telah merepotkanmu." bisik Clairy masih dengan posisi sama.
Juan menggeleng, "Tidak ada yang direpotkan dan merepotkan dalam hal ini Clair. We're friend, right?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGA BULAN. (END)
RomanceRencananya untuk bekerja tidak pernah ia sangka akan berujung dipertemukan dengan mantan kekasih yang telah menyakitinya bertahun-tahun lalu. Tidak hanya dipertemukan sehari dua hari, tetapi setiap hari selama tiga bulan dalam satu atap yang sama...