30- I'm gonna miss you

134 21 0
                                    

Bunyi sebuah notifikasi membuyarkan lamunannya. Ia merogoh ponselnya dari kantung kemeja yang ia kenakan. Ternyata sebuah e-mail dari maskapai penerbangan yang akan ia ambil esok hari.

"Penerbanganku dibatalkan." kata Clairy memecah hening.

Melvin, pria itu membelalakkan matanya pada ketidaktepatan waktu dan momen yang sedang terjadi. Namun kemudian ia menepikan mobil yang sedang ia kendarai, bermaksud untuk mendengar penjelasan lebih lanjut dari Clairy.

"Aku akan coba cari penerbangan lain." kata Clairy menggigit kukunya, pertanda bahwa ia sedang panik.

Menyadari hal itu Melvin ikut serta mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi tiket kereta api sedang Clairy mencari jadwal penerbangan lain.

"Ada kereta malam ini. Tersisa satu tiket. Bagaimana dengan pesawat?" tanya Melvin melirik ke arah Clairy yang tampak menggelengkan kepalanya.

"Harganya tidak masuk akal."

"Bukankah akan dicover?"

"Ya, tapi ini naik hampir tiga kali lipat. Aku tidak gila untuk rela dicaci maki oleh sekretaris. Aku akan ambil jalur darat, pukul berapa keretanya?"

"Setengah sepuluh."

"Sial, bukankah itu sebentar lagi?!"

"Apa kamu tidak bisa memberi tahu kantor apa yang terjadi dan meminta kelonggaran waktu? Clairy kamu bahkan belum mengganti pakaianmu. Kita tidak akan bisa tepat waktu sampai ke stasiun, kopermu masih di rumah."

°°°

Di lain tempat, Juan berlari setengah mati setelah memastikan motornya terparkir di tempat yang seharusnya dan ia tergesa mendekati bangunan megah berdinding putih itu. Juan membuka pintu kaca yang di dalamnya terdapat beberapa orang dengan baju medis, kemudian ia mengedarkan pandangannya mencoba menemukan sosok yang ia cari.

Napasnya hampir saja berhenti ketika ia mendapat sebuah telepon bahwa Alesha mengalami kecelakaan dan sekarang ia berada di rumah sakit. Rencananya untuk bertemu dengan Clairy menguap seketika karena bagi Juan, Alesha adalah perempuan muda tanpa pengalaman. Ia bahkan dapat membayangkan raut wajah Alesha saat kebingungan. Alesha sangat membutuhkannya dan kini Juan berhasil menemukannya di salah satu ranjang ruang IGD dengan dokter dan beberapa perawat tampak sedang berkerumun untuk memberikan perawatan pada luka-lukanya.

"Kamu tidak apa-apa? Apa dia tidak apa-apa, dok?" tanya Juan pada dokter yang kini sedang melepas sarung tangan medisnya.

"Nona Alesha baik-baik saja, hanya harus mendapat hadiah beberapa jahitan di dahinya."

Juan dapat melihat itu, jahitan pada kulitnya yang masih memerah. Alesha mengangguk mengonfirmasi perkataan sang dokter.

"Anda walinya? Bisa ikut saya untuk menuliskan beberapa berkas terkait administrasi?"

Juan mengangguk kemudian mengikuti perawat untuk menyelesaikan administrasi perawatan Alesha. Ketika Juan telah beranjak, dua orang berseragam kepolisian kemudian mendekati ranjang Alesha. Ia sedang diawasi karena setelah Juan kembali, ia harus segera ikut dengan dua orang di hadapannya.

Juan kembali dengan kartu identitas serta kartu asuransi milik Alesha. Juan mengerutkan keningnya ketika ia melihat dua pria tampak menuntun Alesha untuk berdiri.

"Ada apa ini?" tanya Juan bingung.

°°°

Melvin tampak tidak tega melihat Clairy yang harus pulang dengan penampilannya saat ini sehingga ia memberikan jaketnya dan mengikat bagian lengan jaket itu melingkar sempurna pada pinggang Clairy.

"Perempuan gila mana yang pulang dengan baju kantornya selarut ini, bukan?" kata Clairy menertawakan nasibnya.

Melvin kembali masuk untuk mengambil bungkusan dan ia berikan bungkusan itu pada Clairy.

"Aku tadi membuat cookies almond, sekarang ini jadi milikmu untuk bekal di kereta. Kamu setidaknya harus mengisi perutmu." kata Melvin lagi-lagi mengembuskan napasnya kasar dengan kerutan di dahinya.

"Melvin, aku baik-baik saja. Aku tahu ini sangat tidak masuk akal, aku bahkan tidak membawa apapun selain tas kerjaku tapi terima kasih sudah menyelamatkan hariku. Mungkin jika tidak ada kamu, aku tidak tahu akan seperti apa."

"Kamu tidak bertanya kenapa aku yang menjemputmu dan bukan Juan?" tanya Melvin.

"Apa kau pun tahu jawabannya?"

Melvin menggaruk tengkuknya sendiri, menyadari bahwa ia juga tidak memiliki jawaban atas usulan pertanyaannya. Juan tidak menjelaskan apapun selain memintanya untuk menjemput Clairy.

"Tidak masalah. Aku akan pulang dengan selamat dan tolong untuk mengurus pengiriman koper-koperku. Ya Tuhan maafkan aku, Melvin. Aku begitu merepotkanmu." 

"Aku tidak pernah merasa direpotkan. Cepat masuk!  Hubungi aku jika keretamu sudah berangkat, hubungi aku jika keretamu sudah sampai di tujuan, dan hubungi aku jika kamu sudah sampai rumah. Apa kamu mengerti Clair? Aku sangat mengkhawatirkan keadaanmu."

Rencananya mungkin berantakan tapi Melvin berhasil menyelamatkannya hari ini. Clairy merasa Melvin memang malaikat yang diciptakan untuk menjadi cermin betapa tidak bersyukurnya Clairy karena telah menolak perasaannya.

"Apa aku boleh memelukmu?" pinta Clairy yang kemudian disambut baik oleh Melvin.

Dua insan itu berpelukan, Clairy menghidu harum tubuh Melvin yang akan sangat ia rindukan. Rekannya yang tidak pernah mengatakan tidak selama tiga bulan mereka saling mengenal. Melvin mengusap punggung Clairy lembut, waktu yang ia habiskan untuk mengenal perempuan yang kini berada di pelukannya bukanlah sebuah kesia-siaan. Melvin selalu menikmati interaksi yang tercipta antara mereka.

"Aku akan sangat merindukanmu."

"Aku juga. Terima kasih untuk segalanya, Melvin."

°°°

Sebenernya ga ada niatan untuk update, tapi tiba-tiba ide muncul dan langsung buka laptop (ngetik) keburu idenya ilang. Ga kerasa sebentar lagi cerita yang aku buat karena iseng ini akan menemukan ujungnya, huhu. Awalnya pun ga ada pikiran buat bikin lanjutan kisah Juan Clairy, tapi karena nonton dating show aku jadi kepikiran "Kayanya oke juga kalau bikin sekuel Juan-Clairy". Saat itu juga langsung buka wattpad dan mulai nulis yang bahkan ga tau alurnya bakal gimana, yang penting ditulis dulu. HAHA.

Besok kalau udah bener-bener berakhir aku bakal terima kasih lagi, tapi sekarang aku juga bakal berterima kasih karena kalian udah mau menerima cerita ini dengan respons yang amat sangat positif. Terima kasih, yorobun! Sebentar lagi dreamies cb kalian udah ikutan PO albumnya blom?! HEHE. 

Selamat menjalankan ibadah puasa juga, bagi yang menjalankan. Bagi yang tidak menjalankan puasa, kalian masih tetep bisa join sekte para pemburu takjil kok! AHAHA. Udah, bye!

-subaklovesme



TIGA BULAN. (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang