Meski semalam ia merasa sedih karena seperti ditolak kehadirannya oleh Clairy, pagi ini ia sudah terbangun dengan pikiran yang jernih dan serangkaian rencanya yang bisa dianggap setengah matang.
Semalam perempuan itu berkata "Kamu tidak selalu mendapat apa yang kamu inginkan?" Hah, bukan Juan namanya jika ia tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Juan akan bersungguh-sungguh masuk ke dalam permainan Clairy. Ia harus membawanya kembali ke dalam dekapannya.
Sebut Juan memang gila, ia hampir tidak pernah membiarkan dirinya membujang tanpa pasangan dalam waktu yang lama. Ia selalu butuh teman untuk cerita, teman untuk mengisi harinya, dan teman untuk menyalurkan love languagenya yang bermacam-macam. Dan itu semua tidak bisa dilakukan oleh seorang teman. Ia butuh pasangan.
Dari banyaknya perempuan, hanya satu yang paling membekas di dalam hatinya. Dialah perempuan yang semalam dengan wajah masamnya mengantar Juan sampai rumah.
Tidak ada mantan kekasihnya yang mengantarnya sampai rumah seperti Clairy, tidak ada yang rela menjemput Juan dengan motor kala hujan deras mengguyur hanya karena motor Juan mogok dan ia butuh bantuan. Tidak ada yang semenakjubkan Clairy, tidak ada yang setangguh dirinya.
Dulu ketika Clairy masih menjadi kekasih Juan, ia tidak suka sifat Clairy yang terlalu mandiri dan seakan tidak membutuhkan peran Juan dalam hidupnya. Sehingga Juan bosan dan setan memalingkan hatinya ke perempuan lain yang sesuai keinginannya-penurut. Juan pikir karena ia seorang Alpha, ia membutuhkan kekasih yang penurut. Kekasih yang menggantungkan hidupnya pada Juan, kekasih yang tidak bisa hidup jika tanpa Juan, kekasih yang melakukan apapun harus dengan Juan. Tapi ternyata itu salah, ketika ia akhirnya bertemu kembali dengan Clairy disaat ia masih memiliki pasangan, ia dengan kurang ajar membandingkan mereka.
Alesha dengan sifat kekanakannya dan Clairy dengan sifat independent woman yang sangat melekat dalam dirinya. Juan membandingkan ketika keduanya mendapat masalah, bagaimana masing-masing dari mereka menghadapi masalah itu dan ia terkesima dengan bagaimana cara Clairy menghadapi setiap masalahnya dengan baik. Ia tidak malu meminta bantuan, tapi ia tidak menyerahkan permasalahannya pada orang lain. Clairy berulang kali membuat Juan takjub. Hal itulah yang semakin membulatkan tekadnya untuk tidak akan pernah berhenti mengejar Clairy sampai perempuan itu menerimanya kembali, meskipun atas dasar kasihanpun Juan tidak masalah, karena ia tahu Clairy pada akhirnya akan menyayangi siapapun orang yang menyayanginya. Hatinya selembut itu, hanya saja Juan yang brengsek pernah menggoreskan luka yang cukup dalam.
Semalam ketika ia pulang ke rumah orang tuanya, mereka kaget dengan kepulangan Juan yang tampak seperti orang dalam pelarian-tanpa membawa apapun.
"Kak, bangun!" seru ibunya yang kerap dipanggil bunda dari balik pintu.
"Iya, sudah." balas Juan kemudian bangkit dan membuka pintu kamarnya.
"Sarapan dulu, Ayah sudah nunggu di bawah."
Juan merapikan rambutnya asal dengan jemarinya, kemudian mengusap wajahnya berharap muka bangun tidurnya sedikit hilang.
Juan selalu menempati kursi yang sama semenjak kepindahan mereka di rumah itu beberapa tahun lalu. Ayah dan bundanya akan duduk berhadapan, kemudian Juan mengisi kursi di samping bundanya.
"Jadi, kenapa kamu pulang tiba-tiba?" tanya Ayahnya sembari menunggu piringnya diisi oleh sang istri.
Juan tampak berpikir, ia tidak mungkin berkata bahwa ia pulang hanya karena mengejar seorang perempuan.
"Juan ada urusan dan kemungkinan akan menetap di sini untuk sementara."
Dahi ayahnya berkerut, tidak biasanya anak sulungnya pulang tanpa persiapan yang matang dan meninggalkan pekerjaannya begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGA BULAN. (END)
RomanceRencananya untuk bekerja tidak pernah ia sangka akan berujung dipertemukan dengan mantan kekasih yang telah menyakitinya bertahun-tahun lalu. Tidak hanya dipertemukan sehari dua hari, tetapi setiap hari selama tiga bulan dalam satu atap yang sama...