25 - Drive you home

146 24 4
                                    

Clairy sudah berada di dalam mobil bersama dengan pria yang sudah menunggunya hampir dua jam lamanya. Satu jam pertama untuk menunggu Clairy yang masih tugas di luar dan satu jam berikutnya untuk menunggu Clairy bersiap untuk pulang.

Tidak ada omelan seperti yang dahulu sering dilakukan Juan ketika Clairy terlalu lama bersiap. Kali ini Juan hanya tersenyum ketika pintu mobilnya terbuka dan menampakkan wajah lelah perempuan berkemeja putih itu.

"Sudah?" tanya Juan memastikan Clairy telah memasang sabuk pengamannya.

Perempuan itu mengangguk dan Juan mulai mengemudikan mobilnya.

"Wah sudah lama kita tidak enikmati waktu sore seperti. Apa sudah lima tahun? Atau enam? Lama sekali." Juan memulai obrolan.

Clairy membuka kaca mobil, menikmati sisa cahaya sore itu dengan tenang.

"Ya, bedanya dulu kita dua orang anak muda yang bebas. Matahari sore kita nikmati dengan perasaan senang, bukan lelah sepulang kerja seperti sekarang." balas Clairy menikmati terpaan angin di wajahnya.

Keduanya hening. Juan sibuk mengendarai sedang Clairy masih asik dengan pemandangan langit sore.

"Apa aku boleh menyalakan musik?" tanya Clairy kemudian.

"Ya, boleh. By the way aku masih menyimpan playlistmu. Flashdisknya masih kusimpan dengan baik."

Clairy terkejut mendengar pengakuan Juan. Bahkan Clairy sempat lupa bahwa Juan pernah rela menyimpan semua lagu kesukaan Clairy untuk dapat mereka putar di mobilnya.

"Tidak mungkin kamu putar, bukan?" tanya Clairy tidak percaya.

Juan terkekeh mendengar keraguan di balik pertanyaan Clairy. Tapi faktanya, pria itu masih sering memutar playlist pilihan Clairy.

Menurutnya, Clairy memiliki selera musik yang tenang dan itu selalu terkesan menyembuhkan ketika lagu-lagu itu berputar disaat suasana hati Juan buruk.

"Aku masih memutarnya sesekali."

"Yang benar saja, bahkan aku sudah tidak lagi memutarnya."

Banyak hal yang tidak Clairy ketahui kebenarannya. Terlalu banyak hal yang Clairy lewatkan. Juan nyatanya tidak seketika melupakannya.

"Mungkin ini sedikit menggelikan mengingat bagaimana kita berpisah, tapi untuk beberapa saat setelah kisah kita berakhir aku selalu memikirkan bagaimana hari-harimu setelah itu. Apa aku terlalu menyakitimu? Apa kamu makan dengan baik? Karena aku tahu kamu jarang makan dan aku selalu mengomel tentang itu. Dan lagu ini, membuatku bertanya-tanya siapa yang akan menggantikanku mengantarmu sampai ke depan pintu? Berkeliling kota denganmu di malam hari, apa dia orang baik? Apa dirinya lebih baik dariku?"

Clairy membeku di tempatnya, ia bingung harus memberi respons apa terhadap ucapan Juan. Itu di luar pemikirannya selama ini. Ia pikir Juan benar-benar sudah melupakannya jauh sebelum akhir kisah mereka.

"Malam itu aku meneleponmu, tapi kamu tidak menjawab. Aku ingin mengejarmu, aku ingin menarik perkataanku. Tapi karena kamu tidak menjawabnya, kupikir memang kita sudah tidak bisa bersama. Sepekan kemudian kamu datang, menangis bersimpuh di hadapan Ayahku. Hal itu membuat hatiku sakit, aku tidak pernah terpikirkan kamu akan menangis karena kehilangan keluargaku. Sampai saat ini, tidak pernah ada perempuan di sisiku yang menyayangi keluargaku seperti kamu menyayangi mereka. Aku baru sadar hal itu."

Clairy menoleh ke arah Juan dengan pandangan berkaca-kaca. Semua ingatan bagaimana kisah menyenangkan mereka seketika terlintas dalam pikiran Clairy hanya karena Juan memantiknya dengan beberapa kalimatnya.

"Aku dengar kamu masih sering berkunjung meski kita sudah berpisah, hanya karena kamu tidak mau terlihat langsung menghilang begitu saja. Kamu melepas mereka secara perlahan, kamu menata hatimu sendirian. Clairy, aku terlalu bajingan saat itu."

Air mata menetes dari pelupuk matanya, perempuan itu menghapusnya dengan cepat sebelum Juan menyadarinya.

"It's okay. Semuanya sudah berlalu sekarang." balas Clairy dengan suara yang tertahan.

Suaranya yang terdengar aneh menarik perhatian Juan. Pria itu menoleh ke arah Clairy dan disaat bersamaan Clairy membuang wajahnya ke arah lain. Ia tidak mau tertangkap menangis.

Juan menghela napas panjang, ia tahu Clairy menangis karenanya, lagi.

"Bertahun-tahun kemudian, siapa yang akan menyangka kita akan dipertemukan lagi. Di sebuah rumah dengan kamu yang terlihat baik-baik saja. Egoku menolak untuk menerima bahwa kamu baik-baik saja tanpaku. Kehadiranmu sungguh membuka memori kita dalam pikiranku lagi. Seketika aku membandingkan mereka semua denganmu. Tidak ada yang sebaik kamu dalam mengerti diriku."

Clairy mengedipkan matanya beberapa kali. Memastikan bahwa ia bisa mengendalikan emosinya.

"Juan, bisa kita tidak membahas hal itu lagi? Bagaimana kalau kita makan? Aku lapar." kata Clairy pada akhirnya.

Juan kembali menoleh ke arah Clairy, mata perempuan itu sedikit merah dan bagaimana bisa ia merasa gemas dengan wajah Clairy saat ini?

Juan tertawa kemudian mengacak puncak kepala Clairy gemas. Ia mengangguk mengabulkan permintaan sederhana yang selalu Clairy minta.

Perempuan di sampingnya tidak pernah menuntut apapun baik dulu maupun sekarang. Perempuan di sampingnya tidak pernah berhenti membuatnya terjatuh pada pesonanya. Clairy, perempuan yang akan Juan cintai sekali lagi secara ugal-ugalan.

°°°

Double update, semoga kalian suka!


TIGA BULAN. (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang