Clairy dan kelima printilannya memasuki unit mereka dengan penuh tawa. Tangan mereka selalu datang tidak dalam keadaan kosong. Masing-masing selalu membawa buah tangan untuk dinikmati bersama seperti soda, makanan ringan, buah, dan pizza meskipun Clairy tidak perlu mereka membawa apapun.
"Silakan masuk," kata Clairy mempersilakan tamu-tamunya.
Mereka adalah teman-teman Clairy di kantor, dengan masa kerja yang hampir sama meskipun sekarang Clairy mendapat promosi tetapi tidak membuat mereka berjarak. Akan tetapi, jika terkait pekerjaan mereka harus tetap profesional.
"Hazel wont join?" kata salah satu dari mereka.
"Alesannya sih lagi lembur, ya itu alesan doang. Aslinya kan masih dendam sama Clairy."
"Yeee, aku tidak memiliki dendam pada siapapun. Oh iya, anak intern diminta menyusul dong!" seru Clairy.
"Dia lagi diperbudak sama Hazel. Gila memang Hazel, bisa-bisanya memanfaatkan anak intern dengan baik seperti itu. Kasihan juga sebenarnya."
"Ya makanya nanti kalau sudah kelar diminta menyusul ke sini."
Clairy berjalan menuju kulkas tempat ia menyimpan bahan-bahan yang ia beli kemarin. Dengan cekatan ia mengeluarkan satu persatu dari dalam sana, kemudian mulai menatanya untuk mempermudah proses yang akan ia lakukan selanjutnya.
Satu rekannya mendekat, mencoba memberikan bala bantuannya. "Aku bantu marinasi dagingnya." katanya.
Clairy mengangguk menerima bantuan itu dengan senang hati karena ia memang tidak jenius dalam hal ini.
Satu persatu mendapatkan perannya, ada yang mulai mengeluarkan panggangan ke arah balkoni, ada yang mulai menata berbagai hidangan lain di meja, dan ada juga yang sudah menyiapkan musik yang akan mengalun selama mereka berada di sana.
Rumah Clairy ramai hanya jika aktivitas ini diadakan. Ia senang, tapi terkadang baterai sosialnya bisa langsung habis untuk bertemu banyak orang seperti ini.
Dari balik dinding yang sama, Juan mendengar riuh suara orang-orang yang tidak biasa terjadi. Meskipun ia baru satu malam menghuni, tapi suara-suara itu jelas berasal dari unit di sampingnya yang tidak lain adalah milik Clairy.
Iseng ia menuju balkoni, mencoba mengintip kegiatan apa yang sedang tetangganya lakukan.
Ada beberapa orang yang sedang berusaha menyalakan panggangan di sana, siapa mereka? Juan tidak pernah bertemu sebelumnya.
"Ada acara apa Mas?" tanya Juan tidak tahu malu.
"O? Oh ini kumpul-kumpul saja. Biasa, teman kantor naik jabatan. Maaf kalau mengganggu ya." balas pria dengan lengan kemeja yang tergulung itu.
Juan mengangguk pelan, tapi urung untuk meninggalkan tempatnya sampai perempuan yang ia kenal muncul mendekati pria yang sebelumnya ia ajak bicara.
"Sudah bisa?" sayup-sayup ia mendengar suaranya.
"Sudah, tapi apa ini cukup?" jawab pria tadi dengan pertanyaan lain.
Perempuan itu mendekat ke perapian, mencoba mengoreksi hasil kerja rekannya. Disaat yang sama, tatapan mereka bertemu dan Juanlah yang lebih dulu menyapanya.
"Hai," Juan dengan senyumnya yang mengembang.
Clairy diam kemudian membalas sapaan Juan dengan kata yang sama, "Hai"
"Kamu mau ikut gabung?"
Mendengar kalimat lain keluar dari mulut Clairy, Juan tampak memajukan wajahnya seolah memastikan ia tidak salah dengan apa yang ia dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGA BULAN. (END)
RomanceRencananya untuk bekerja tidak pernah ia sangka akan berujung dipertemukan dengan mantan kekasih yang telah menyakitinya bertahun-tahun lalu. Tidak hanya dipertemukan sehari dua hari, tetapi setiap hari selama tiga bulan dalam satu atap yang sama...