20. Why Don't You?

19.2K 1.7K 47
                                    

Aku up lima bab tapi bergilir ya per setengah jam biar nggak kagok dan nggak kebalik-balik.

Part ini sebenarnya nggak intended to be published, terus tiba-tiba aja kayak pengen bikin Salsa dan Tia ngobrol biar ngurangin  tension gitu. Nggak mungkin kan Salsa hidup cuma ketemu Darma mulu LOL

Anyway, semoga suka!

*

"Pulang sama siapa lo?"

Kalimat pertama yang keluar dari mulut Tia tepat ketika Salsa masuk ke apartemen nyaris membuatnya melompat. Tia tengah duduk di sofa dengan mangkok berisikan yoghurt dan buah di sana. Seusainya dari makan siang bersama Darma, Salsa langsung diantar kembali ke apartemen Tia karena Darma masih harus menghadiri acara lain.

Kaki Salsa melangkah masuk sementara ia melirik Tia sinis. "Lo yang pulang sama siapa!?" balasnya.

Tia terkekeh. Tanpa perlu dijawab, Salsa yakin, sahabatnya itu usai menghabiskan malam membara bersama orang asing di kelab. Tetapi, wajah dan raut Tia menandakan hal lain.

Salsa tak terlalu ingin memedulikan Tia. Setelah meletakan tasnya, ia membuka kulkas untuk mengambil botol air dan gelas.

"Jadi, Darma gimana? Oke?" Suara Tia terdengar.

"Yeah, he is good." Salsa menjawab tanpa menengok. "I mean, orangnya baik, sih. Tapi... lo tahu kan, dia Adhyaksa, jadi, ya begitu." 

"Bukan karakternya dong, tapi goyangannya," balas Tia.

"Heh! Goyangan! Goyangan! Goyangan apannya?! Gue sama Dar..." Salsa hening. Ia menatap Tia yang serta merta langsung menyembur tawa. "Anjing!" makinya. 

Tia makin tertawa. Multi-tasking memang jadi kelemahan Salsa sejak lama dan kelemahan Salsa yang tidak bisa melakukan dua pekerjaan yang sama dalam satu waktu itu lah yang menjadi sebuah kesempatan untuk Tia mengorek fakta terkait hubungan Salsa dengan Darma.

"Fuck you, Tatiana!" maki Salsa sebal.

Tia masih tertawa. Ia memegangi perut sembari menatap Salsa yang berpias merah sampai telinga.

"Oh, come on, gue lihat Darma bawa lo balik dari kelab kemarin!" Tia mengusap air mata yang tumpah akibat tawa yang meledak. "So, you spent a night with Darma?"

Salsa memutar bola mata. "More likely, gue tidur di kamar tamu dan tidak terjadi apa-apa ya, Tatiana Sahid!"

Tia mengangkat satu alis. Ia menatap Salsa dengan pandangan tidak percaya. "Yakin tidak pernah terjadi apa-apa dengan kalian berdua selama ini? Mungkin bukan di tempatnya. Tapi di kantor? Atau di sini?"

Salsa membeku. Dadanya kembang kempis mendengar tuduhan Tia yang sebenarnya benar adanya. "Apaan sih, Ti? Udah ah!" Tangan Salsa terkibas. Ia memalingkan wajah. Salsa tak pandai berbohong dan itu jadi masalah utamanya.

Sementara, lagi-lagi, Tia tertawa. Ia menselonjorkan kaki di sofa. "Kenapa sih, Sa? Santai aja lagi!" Perempuan itu terkekeh. "Lo lagi deket ya sama Darma?"

Salsa mendengkus sambil beringsut ke arah sofa. Ia meletakan gelasnya di atas meja sebelum menyandarkan tubuh. "It's complicated, Ti."

"Gaya lo it's complicated, kayak status Facebook!" balas Tia sambil tertawa. Wajah Tia tampak menunjukan ekspresi penasaran. "Jadi, Darma, nih?"

"Nggak tahu, ah!" Salsa menjawab sebal.

"Oh, come on!" Tia masih membujuk. Dan percayalah, Tia bisa jadi orang yang paling persuasif di muka bumi.

Reputation RescueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang