41. Don't Fail Us

15.3K 1.7K 91
                                    

Mata Salsa masih membola. Ia tak mempercayai sosok di balik pintu yang kini berdiri dengan lambaikan kecil yang ringan. Sosok yang juga membuat Eno menganga dengan dagu yang hampir copot. 

"Hai, Mbak Salsa. Malam, Om, Tante dan..." Ia diam sejenak. Memiringkan kepala. "Kamu kakaknya?"

Eno masih melamun. Ia menggaruk belakang lehernya yang tak gatal dengan bingung.

Di hadapannya tampak seorang perempuan—bukan laki-laki, sayangnya—berambut lurus dan poni rata dengan kaos dan celana jins melenggang masuk begitu saja. She is drop dead gorgeous. Bahkan cuma dengan pakaian sesederhana itu saja, ia bisa menarik perhatian siapapun.

"Kamu nggak mirip Mas Surya!" Ia memicingkan mata sambil menunjuk Eno dengan kuku-kuku yang berbentuk oval habis dimanikur.

"aku bukan Surya."

"oh, pantes." Ia menggedikan bahu. "Mas Surya ganteng, soalnya. Atau, itu yang aku ingat, sih. You also look good, but not my type. Besides, you remind me of my cousin a lot. Or, is it why you are here? I mean, Mbak Salsa... is he another new guy after Mas Darma?"

Eno masih tergagu dengan kecepatan bicara perempuan di depannya sementara Salsa hanya menahan napas.

"Gayatri?" ucap Salsa masih kaget.

Sudut-sudut bibir Gayatri terangkat. "Oh, anyway, you don't want to let me in, eh?" Tanpa ragu, ia melangkah masuk ke dalam rumah kecil itu dengan dagu terangkat, mengabaikan Eno yang berada di ambang pintu.

Selepas Gayatri yang berpindah, Salsa bisa melihat sebuah mobil Alphard terparkir di depan pintu dengan seorang laki-laki di sisinya. Hanya sebentar sebelum Eno menutup pintu.

"Oh, are you guys having a dinner? Sorry, aku jadi ganggu, ya?" Gayatri nyerocos lagi saat sadar bahwa seisi anggota rumah berkumpul di meja makan. "Aku bisa pergi dulu, cari makan malam, nanti, aku ke sini lagi sekitar jam... delapan?" Ia melirik Rolex di tangan kirinya. "Belum terlalu malam, kan? Aku cuma butuh ngobrol sebentar."

Salsa menggeleng. Ia berdiri dari kursinya. "Mau gabung? Kalau kamu suka, sih." Ia beranjak ke arah dapur yang cuma beberapa langkah untuk mengambil piring. "Ini cuma makanan rumahan. Kangkung, tempe, tahu dan Suike Oh."

"Suike Oh?" Gayatri memiringkan kepala. "Kodok Oh? Sama, nggak? Mas Darma suka pesen itu kalau di Mandala. It's his favorite. Mbak Salsa pernah  dibawa ke sana? Semua orang dia bawa ke sana, soalnya. Sangking sukanya Mas Darma sama masakan di sana."

Salsa mengulum senyum.  "Ya, pernah." ucap Salsa.

Salsa pernah satu kali diajak Darma ke sana. Dan, harus Salsa akui, rasanya oke terlepas dari Salsa yang merasa masakan ibunya jauh lebih enak. Nothing beats Mom's cooks, period.

Gayatri menampakan wajah semringah. Tak lama, Gayatri sudah bergabung dalam meja kecil itu, duduk di sebelah Nolan. Perempuan itu dengan santainya melahap makanan di atas meja makan. Ia bahkan dengan cepat berbaur dengan Candra dan Ayu, mengingat, keduanya merupakan sahabat karib Aditya—ayahnya.

Tak terasa, kemeriahan Gayatri membuat sesi makan tak terasa dan ditutup dengan perut yang kenyang. Gayatri menengok ke arah Salsa sejenak. Dari raut wajahnya, Salsa tahu, Gayatri ke sini bukan untuk menumpang makan malam.

"Kalian ngobrol dulu, Nolan sama Eno dulu, nggak apa-apa, kan?" ucap Ayu kemudian setelah makan selesai.

Eno mengangguk. "Santai, Bu!"

Salsa melirik kebingungan namun mau tak mau ikut mengangguk. Ia mengajak Gayatri ke teras untuk mencari tempat yang lebih sepi. Walau dari sudut mana pun, pembicaraan mereka pasti akan tetap terdengar.

Reputation RescueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang