EP. Whatta Surprise

28K 1.9K 53
                                    

400k unlock!

*

Salsa memarkirkan mobilnya di depan Adhyaksa Foundation sore ini. Salsa memperhatikan sekeliling. Sekitar tiga atau empat bulan lalu, di bawah gedung yang jadi lembaga CSR perusahaan Adhyaksa ini, perpustakaan milik Dafina dan Adhisty akhirnya rampung.

Mereka menamainya Tell Tales. Katanya, dari salah satu lirik lagu Beauty and The Beast, "Tale as Old As Time." sekaligus juga buku selalu menceritakan sebuah kisah dan mengajak seseorang untuk mengarungi petualangan yang tak pernah mereka rasakan sebelumnya.

Sebuah kata yang sangat filosofis.

Tetapi, lebih dari itu, Adhisty katanya mengidolakan Belle. Bukan karena Belle mencintai sang buruk rupa tanpa syarat tetapi menurut Adhisty, kalau membedah Beauty and The Beast, kita akan menemukan Belle dibuat sebagai orang aneh dengan gaun warna biru yang sangat tidak mencerminkan 'karakter perempuan', juga isi kepala yang 'pintar dan maju'.

Entahlah, Salsa juga tidak mengerti.

Hampir satu tahun berlalu, banyak hal yang berubah. Atau mungkin, semua di dalam hidup Salsa berubah. Pertemuan dengan Darma menjungkir balikan dunianya, memberikan semua hal yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Gosip dan rumor perlahan menyurut. Berita tentang Darma dan Salsa sudah tak pernah terdengar lagi. Walaupun pandangan menuduh dan menghakimi tetap diperlihatkan beberapa rekanan Darma, namun, Darma selalu menggenggam tangan Salsa erat, menyatakan bahwa ia akan baik-baik saja.

"Nggak usah pusing. Hubunganku sama kamu nggak ngerugiin mereka. Mereka juga nggak bayarin kita pacaran, ngapain kamu pusing?" Begitu kata Darma setiap kali Salsa dalam tekanan.

Salsa keluar dari mobil dengan hujan rintik-rintik kecil menyentuh kepalanya. Menggunakan tangan untuk menutup kepala, ia berlarian kecil ke dalam gedung.

Matanya bersitatap dengan Kartika yang langsung tersenyum lebar. Adik sepupu Darma itu langsung berbalik dengan mulutnya yang mengucapkan kata, "Sebentar." tanpa suara.

Tak hanya Tell Tales, Kartika yang sebelumnya berjibaku dengan restu ayahnya untuk membuat toko kue malah kini membuat kafe kecil di bawah Tell Tales atas dukungan Dafina. Salsa ingat bagaimana ribut dan ricuhnya keluarga itu saat Dafina memutuskan untuk mendukung Kartika.

"Mbak, maaf lama!" Kartika berucap dengan begitu riang.

Di tangan Kartika, tampak kue berbentuk bundar yang sangat cantik. Bahkan, Salsa tak tega untuk memotong dan memakannya.

"Ini yang Mbak Salsa kemarin pesan." Kartika mengembangkan senyum lebar. "Base-nya sponge cake triple chocolate, Mas Darma kalau sama cokelat kan kayak orang kesetanan."

Salsa mengamini kalimat yang Kartika ucapkan. Darma benar-benar menggilai cokelat.

Sesaat, Salsa melihat Kartika yang sibuk meminta pegawainya membungkuskan kue pesanan untuk ulang tahun Darma. Ya, ulang tahun. Kekasihnya itu berulang tahun hari ini. Ia sengaja menyuruh Darma menemani Nolan agar bisa mengurus ini dan itu untuk kejutan yang ingin ia rancangkan.

Untuk ulang tahunnya kali ini, Darma bilang, ia mau mengajak Salsa liburan. Tetapi, mengingat kesibukan yang sangat menggila, Darma memutuskan untuk staycation di Jakarta dengan menggunakan unit apartemennya di Kempinski Residence yang baru saja rampung dan diisi dengan perabotan tak lama sebelum ini.

Aneh, memang. Apa bedanya?

But, let Darma be! Dia memang suka nyentrik sendiri.

"Mbak, ini udah semua, ya!" Kartika menyerahkan tas kanvas pada Salsa.

Reputation RescueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang