Bab 34

157 5 0
                                    

"Isn't this what you wanted?" Wajah merah Mia berkerut menatap datar wajah terkedu suaminya.

Kini giliran Aariaz pula terdiam. Borang ditangannya digenggam erat sehingga hampir ronyok kertas itu.

Matanya membalas renungan mata berkaca isterinya "maaf..."

"Abang tak maksudkan untuk sakitkan Mia, I'm sorry!" Kepalanya tertunduk lemah.

Terlepas tawa miris dari bibir Mia.

"Hahaha you funny Aariaz..." Tergelak Mia, matanya menatap datar wajah terkedu Aariaz.

"Tak bermaksud hahaha... tapi kau dah sakitkan hati akulah sial!" sentak Mia.

Hilang sabarnya melihat pandangan bersalah suaminya. Dia benci lelaki itu! Hati isteri mana yang tak hancur apabila melihat surat permohonan cerai dilaci suaminya.

"Sorry again... " Gumam Aariaz.

Tersenguk-senguk Mia menangis. Tangannya terkepal erat. Regardless of her father's love or her husband's love, she never got it! Berkaca mata Aariaz melihat pandangan terluka yang ditujukan oleh isterinya.

"I give up, i give up for this love..." Matanya memandang sayu mata kekuningan suaminya. Mata yang sejak dahulu lagi menjadi pemandangan favorite nya.

Bibirnya bergetar untuk mengucapkan perkataan yang akan turut melukakan hatinya. Perlahan dia tanggalkan cincin dijarinya.

"Abang.. from this live or maybe next life I-i never want to meet you again! I hate this love" Matanya menatap penuh benci kearah lelaki itu sebelum membuang muka kearah lain. Dia tak sudi melihat wajah bakal menjadi mantan suaminya.

Tubuh Aariaz terlorot kebelakang sedikit. Bibirnya bergetar ingin mengatakan sesuatu. Namun entah kenapa perkataan itu seperti sukar untuk dia ucapkan.

"Do you still love me?" Cause i do! Akhirnya hanya perkataan itu yang terkeluar dari mulutnya.

Terkesima Mia mendengar pertanyaan suaminya itu. Bibirnya menguntum senyuman miris. Sampai sekarang pun Aariaz masih mempersoalkan keagungan cintanya.

"I love you..." Luah Mia perlahan.

Tersenyum nipis Aariaz. Langkahnya yang diatur untuk mendekati isterinya itu terpaku setelah mendengar sambungan ayat isterinya.

"But i don't know how to feel!" Lirih saja Mia bersuara.

Aariaz diam di tempatnya. Wajah sembap isterinya ditatap dengan pelbagai emosi. Tangannya terangkat ingin mengusap air mata dipipi isterinya namun baru beberapa langkah dia ambil, bunyi pintu kaca yang pecah mengejutkan mereka berdua.

Bang!

Bang! Bang! Membulat mata Aariaz setelah mendengar beberapa das tembakan yang dilepaskan rambang hampir mengenai Mia. Kakinya berlari pantas untuk mendapati Isterinya yang berdiri kaku di tepi pintu dapur. Tubuh wanitanya yang bergetar itu dipeluk lembut.

"Abang?" Panggil Mia.

Aariaz menatap wajah berkeringat isterinya. Tubuh yang sudah sedikit tenang itu diusap-usap. Dengan perlahan-lahan Laci dapur dibuka. Sempat matanya melirik kearah alaman rumahnya yang sudah terkepung oleh beberapa orang berbaju hitam. Dapat dilihat beberapa ahli BHO yang memang dia tugaskan menjaga rumahnya terbaring lemah. Dengan berhati-hati pistol diambil dalam laci tersebut dengan menggunakan tangan kirinya dan satu lagi diletakkan di pinggang Mia.

"Sstt, don't worry you have me!" Bisik Aariaz.

Tersenyum sinis Mia menatap wajah yakin suaminya "let me tell you truth. Even if i die  today, I will take you with me!"

The Beautiful Waiting[C]Where stories live. Discover now