Bagian 32 : Kejadian Yang Mengejutkan

2K 74 6
                                    

Karena kejadian tadi, aku akhirnya memutuskan untuk keluar meninggalkan pengajian yang masih berjalan. Tak lama kemudian Radhia menghampiriku, ia menatapku sendu.

"Aysha, masuk aja yuk," ajaknya sambil memegang tanganku.

Aku menggeleng pelan. "Lo aja, Radh. Gue mau nunggu sampai pelajarannya selesai di sini aja."

"Jangan gitu, Aysha, nanti kalau Gus Rey tahu, gimana?"

Aku tersenyum. "Ya, kalau dia tahu memangnya kenapa, Radhia?"

"Aysha, itu bisa jadi masalah nantinya. Jangan dimasukkan ke hati tentang perkataan ustadzah Laila, ya. Dia nggak ada niat jelek kok."

Tidak ada niat jelek? Tapi aku merasa amat direndahkan tadi. Apa begini rasanya jadi istri seorang gus. Hanya karena aku tak pandai mengaji, lantas mereka sesuka hati merendahkan ku seperti tadi.

"Lo masuk aja gih, Radh. Gue tetap di sini. Dia bener, gue emang masih awwam banget. Tapi gak gitu juga caranya, kan. Gue juga mau kok belajar."

"Aysha, aku mohon kamu jangan kasih tahu gus Rey tentang ini, ya." Radhia memohon padaku tentang sesuatu yang mustahil aku kabulkan.

Untuk apa aku menyembunyikan ini dari Reyhan. Jelas itu bukan karakterku sama sekali.

"Gue tahu lo nggak mau ada keributan. Tapi kalaupun gue sampein ini ke suami gue, pasti gue tahu caranya."

Aku melepaskan paksa tangan Radhia. Kenapa gadis ini jadi menyebalkan, sih. Jadinya aku ikut kesal pada Radhia. Bukankah seharusnya dia sekarang membelaku dibandingkan malah memintaku merahasiakan ini dari Reyhan?

"Maafin aku, ya, Aysha. Kesannya aku kayak nggak ngebela kamu. Padahal bukan itu, aku cuman nggak mau kamu jadi kena masalah aja," kata Radhia.

Aku bangun, lalu menatap Radhia tegas. "Ya udah, gue akan masuk sekarang."

Radhia langsung tersenyum. "Beneran, Aysha?"

"Hem, gue masuk ke tempat suami gue. Mau ajak dia balik sekarang."

Radhia melebarkan mata. Ia kelihatan kaget dengan perkataan ku.

"Kenapa? Apa nggak boleh gue ajak dia pulang?"

Radhia menggeleng. "Kamu tahu, kan, gus Rey lagi mengajar."

"Gak masalah. Lo harusnya sibuk belajar di dalem. Eh, ngajar maksud gue. Lo kan udah jago. iya, kan? Kenapa malah sibuk ngurusin gue yang menurut lo nggak becus ini." Aku merasa amat kesal hingga meluapkannya dihadapan Radhia.

"Aysha, aku gak pernah anggap kamu gitu sama sekali." Radhia memegang tanganku lagi. "Maafin aku ya Ay."

Aku menghembuskan napas berat. "Sori. Gue terbawa emosi. Udah, ya. Makanya, biarin gue di sini aja. Lo masuk gih ke dalam. Gue gapapa."

"Aysha."

Radhia dan aku sama-sama menengok ke arah suara yang memanggilku itu.

"Mas Rey." Aku langsung berkaca-kaca begitu kemunculannya di depanku. Ia menatap Radhia sekilas lalu menarik tanganku agar ke sisinya. "Ada apa? Kenapa kamu malah di sini?"

Radhia menunduk. Aku tak enak kalau Radhia jadi terbawa-bawa.

"Gus Rey. Afwan tapi Aysha tadi membuat ustadzah Laila agak kesal."

Mataku melotot mendengar perkataan Radhia itu. Kenapa Radhia malah mengatakan hal yang bukan-bukan. Jelas dia tahu tadi aku tak melakukan apa-apa pada ustadzah Laila, justru aku yang direndahkan dihadapan para santriwati di mushola.

"Membuat ustadzah Laila kesal?" Mas Reyhan menatapku penuh tanya. "Maksudnya gimana, Aysha?"

Aku tertawa sumbang. "Ya Allah, Radhia?"

Dijodohkan Dengan Santri (Gus Reyhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang