Bagian 36 : Mimpi Buruk

1.8K 60 9
                                    

"Astaghfirullah!!" Aku terbangun dari mimpi yang mengerikan.

Keringat mengucur deras di wajahku. Ku usap cepat sambil ku pegang dada yang kembang kempis tak karuan.

"Aysha ada apa?!" Reyhan langsung berlari ke arahku dengan mengenakan pakaian shalat. Ia pasti baru saja melaksanakan shalat malam seperti biasanya.

"Mas Rey." Aku langsung memeluknya dengan erat dan tak terasa aku malah menangis sekerasnya.

"Aysha, ada apa, Sayang? Kenapa kamu nangis?"

Mimpi yang benar-benar terasa seperti nyata. Aku merasakan sakitnya menusuk sampai ke ulu hati. Tanganku masih gemetar memegang tangan Reyhan. Kutatap mata saumiku yang kelihatan panik karena aku menangis seperti anak kecil. Syukurlah kamarku ini kedap suara, sehingga orang luar takkan mendengar tangisanku sekarang.

"Aku mimpi buruk Mas." Aku mengatakannya sambil tersengal.

"Ya Allah." Reyhan lalu mengusap puncak kepalaku sambil membacakan doa. Ia meniupkan udara ke keningku lalu memelukku satu kali lagi.

"Tidak apa, itu hanya bunga tidur," kata Reyhan menenangkan.

"Nggak. Mimpi buruk ini benar-benar kayak nyata buatku mas." Aku menggeleng keras.

"Mimpi buruk datang dari syaitan. Apa kamu lupa berdoa sebelum tidur?" tanya Reyhan padaku. Aku lalu menggeleng, aku tak lupa berdoa, aku juga berwudhu sebelum tidur seperti yang diajarkan Reyhan tentang adab sebelum tidur.

"Aku udah doa dan wudhu kayak biasa. Tapi kenapa aku malah mimpi kamu menikah lagi Mas!"

Mata Reyhan membuka lebar mendengar ucapanku. "Hah?" Ia kaget masih dengan menatapku tajam. "Menikah lagi? Ya Allah, mana mungkin Aysha...."

"Tapi bener kamu menikahi perempuan yang aku kenal!" Aku setengah berteriak.

Reyhan menghembuskan napas panjang. "Istighfar. Jelas itu dari syaitan. Aku di sini, hanya sebagai suamimu, suami Rumaysha seorang. Itu jelas tak benar, itu memang mimpi buruk. Kita berlindung pada Allah dari mimpi yang menyesatkan manusia."

Reyhan berusaha meyakinkanku bahwa mimpi itu benar-benar tak mungkin jadi kenyataan. Tapi kenapa harus wanita itu yang masuk ke dalam mimpiku dan menikah dengan Reyhan. Lebih parahnya dalam mimpi Reyhan, aku ada di sana, tersenyum hambar mengenakan pakaian serba hitam. Itu amat mengenaskan, aku tak sanggup membayangkan jika itu benar jadi kenyataan.

"Sayangku, sudah, ya." Reyhan kembali memelukku erat. Pelukannya membuat tubuhku yang gemetar perlahan mulai terasa lebih tenang.

"Aku gak mau kamu poligami Mas. Aku gak mau!" Aku tak sadar memukul-mukul kecil Reyhan dengan kedua tanganku.

"Iya, aku juga tak ada niat untuk berpoligami. Sudah kukatakan aku takkan sanggup, Sayang."

Apa benar dia serius tak sanggup berpoligami?

"Aku takut Mas Rey, aku gak mau itu jadi—"

"Ssttt..." Reyhan membungkam mulutku dengan bibirnya. Aku pun langsung lemas dan tak bergerak lagi.

"Aku minta maaf." Reyhan menatapku sendu. "Mimpi itu pasti amat menyebalkan. Tapi aku janji tidak akan membuat kamu sedih Aysha Sayang."

Aku meneteskan air mata lalu memeluknya kembali. "Kenapa minta maaf, kamu gak melakukannya. Gak akan pernah Mas!" tegasku.

Reyhan tertawa kecil. "Iya. Itu kamu tahu. Aku hanya ingin kamu tenang. Jangan nangis, ya. Aku sedih liatnya."

Pukul dua dini hari aku terjaga bersama Reyhan yang terus menerus memelukku, menciumiku agar aku tenang dari mimpi buruk yang amat menakutkan. Mataku sembab dan perih karena tak dapat berhenti menangisinya begitu saja. Seolah-olah aku baru merasakan sebuah kenyataan terpahit dalam hidupku. Atau jangan-jangan malah mimpi ini sebuah pertanda sesuatu akan terjadi di pernikahanku?

Dijodohkan Dengan Santri (Gus Reyhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang