FOLLOW DULU SEBELUM BACA
Rate 18+
Rumaysha terpaksa harus menerima perjodohan dengan seorang pemuda bernama Reyhan. Gus dari pondok pesantren Al-Faaz. Rumaysha awalnya menolak, tapi ayahnya mengancam akan memasukkan dirinya ke pesantren jika menola...
Seperti terbawa dalam arus yang dibuat olehnya. Kakiku bahkan tak dapat digerakkan. Tanganku melingkar di lehernya, mataku malu menatapnya, akan tetapi dia bilang ingin ditatap oleh mata cantikku.
Lagi-lagi pria itu menggoda dengan cara yang tidak pernah gagal. Aku berhasil tersenyum setelah permintaannya itu.
"Em." Kubungkam mulutku sendiri sewaktu dia mulai menciumi ceruk leherku hingga sedikit memberikan gigitan di sana. Tidak. Aku tak boleh bersuara apa pun yang terjadi.
Dia memagut kembali bibirku hingga tidak ada celah untukku memberikan penolakan. Bukan maksudku menolak, hanya saja ini terlalu menggebu, apa dia sangat bernafsu?
"Hm! Pelan-pelan aja Mas. Aku gak akan kemana-mana," kataku dan dia menatapku dengan mata sayu bersama napas yang terengah-engah.
Aku segera memukul mulutku sendiri. Kenapa kesannya seperti aku pro dalam hal ini. "Aku belum pernah, suer!"
Reyhan malah tersenyum dan pipinya memerah lucu. Ia lalu mengecup pucuk hidungku, turun menyentuh permukaan bibir dengan lembut dan memberikan sesapan sangat pelan.
Mataku refleks terpejam. Tanganku kulingkarkan ke lehernya. Sesekali memberikan sentuhan nakal tak di sengaja. Seolah-olah tubuhku bergerak sendiri melalui intuisi.
Mulutku sedikit terbuka, mataku masih menatap nya yang terus melihatku dengan penampilan apa adanya. Memindai tubuhku mulai dari ujung ke ujung, mengamati, atau mungkin malah menghafal bentuknya.
"Anti jamiilah."
Aku terdiam. Apa artinya itu.
"Kamu cantik, Rumaysha."
Senyumku melingkar lebar. Aku tak dapat lagi menahan diri untuk tak menunjukkan bahwa setiap sikapnya berhasil membuatku terhanyut. Apa sih! Rasanya mau meledak!
Kutarik dirinya mendekat, kukecup bibirnya dan kuberikan beberapa sesapan halus dengan lidahku hingga membuat dirinya sedikit terkejut.
"Boleh, kan?" tanyaku.
"Hem?"
"Aku melakukan apa yang belum pernah, dan aku ingin melakukannya."
Reyhan lagi-lagi tersenyum dengan caranya. Aku sudah terpesona ke sekian kalinya sampai tak kuat lalu menciumnya lagi.
Apakah dia laki-laki kaku yang telah mengambilku dari ayah. Padahal kukira aku takkan tergoda oleh pesonanya. Rupanya aku malah tergila-gila.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.