Ardiono Bameswara memerintahkan orang kepercayaannya untuk memasang pamflet dengan judul "Dicari Calon Istri dengan IPK Cumlaude."
Rubi Albarsya terkejut ketika mengetahui beasiswa yang selama ini ia dapatkan setiap bulan tiba-tiba saja diputus.
Ard...
"Huaa jadi nih tour orang utan?" Ucap Rubi sambil berbisik membuat Ardiono tertawa.
Ardiono menoleh. "Seneng?"
"Banget!" Wanita itu meletakkan tasnya di bawah kursi karena sebentar lagi akan take off. "Kamu berapa kali ke Kalimantan untuk kerjaan?"
"Karena ada proyek, bisa setiap bulan. Sebelum kita nikah itu, saya baru balik juga kan." Jawabnya sambil memasang seat belt.
Rubi menganggukan kepala. "Ah iya."
"Sebenarnya saya kurang suka wisata outdoor kayak gini." Ungkapnya sambil memakai kaca mata hitam.
"Hmm keliatan. Makanya rumah kamu bagus. Biar berasa liburan terus kan?"
Ardiono terkekeh. "Kok nebaknya begitu? Tapi bener."
"Anak-anak juga nggak tau apa-apa tentang budaya di kota tertentu. Kita harus sering ajak mereka jalan-jalan. Minimal setahun dua kali." Jelas Rubi bak orang tua yang berpengalaman. "Libur sekolah udah lewat, berarti nanti libur semester bulan Desember."
Ardiono mengelus lembut kepala istrinya. Ia senang ketika Rubi mulai memikirkan anak-anak dan dirinya. "Mau ngajak kita ke mana?"
Rubi berubah terkejut. "Kalau saya yang ajak, uangnya dari saya dong?"
Ardiono tertawa pelan. "Emang yang saya kasih nggak cukup buat ajak kita jalan-jalan?"
"Cukup banget malah." Balas Rubi. "Ganendra mau ke Lego Land. Ada di Malaysia paling dekat. Apa mau ke Jepang atau Korea?"
"Saya percayakan ke kamu aja deh kalau mau ke Lego Land. Berkat kamu juga, kita bisa cepat nemu tour orang utan."
Rubi terbahak. "Oke, oke. Anak-anak pasti seneng. Tapi kalau Desember, Jepang sama Korea winter sampai minus. Pasti dingin banget."
"Malaysia nggak masalah. Yang penting pengalamannya."
Rubi masih scroll handphone-nya membaca melalui Google. "Legoland Malaysia adanya di Johor, deket ke Singapur. Kita ke Singapur ya sekalian." Tawar Rubi.
Ardiono selalu merasa ringan jika Rubi berada di dekatnya. Energi wanita itu tidak pernah padam. Ia selalu antusias membicarakan apapun bahkan demi kebahagiaan orang lain. "Iya, boleh. Mau sekalian ke Thailand? Vietanam? Myanmar?"
Wanita itu memukul lengan Ardiono. "Nggak usah bercanda. Kita liat orang utan aja dulu ini di depan mata."
***
"Bagus bangeeett." Rubi sibuk dengan kamera di ponselnya untuk mengambil gambar. Mereka berkeliling dengan perahu sejak pukul empat sore.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.