"Abang, nih kopinya." Ujar Rubi
Mereka berada di ruang tengah bersiap untuk mendengar kajian dari Ustadz Salman selepas sholat isya berjamaah. Laki-laki duduk di bagian depan, sedangkan perempuan di bagian belakang.
Ardiono menoleh, ia mengernyitkan dahi sambil menerima secangkir kopi, "siapa yang kamu panggil abang?"
Rubi terbahak, "kamu lah. Katanya jangan manggil Bapak lagi."
"Tadi di depan anak-anak manggilnya Ayah." Tanyanya heran.
Rubi, di usianya yang masih sangat muda, lebih banyak plin plannya. Pikir Ardiono.
"Saya berubah pikiran." Jawab istrinya santai. "Udah lah. Saya balik ke tempat duduk dulu."
Kajian malam ini temanya adalah Hak dan Kewajiban Suami Istri. Mengingat Ardiono dan Rubi adalah pengantin baru, Ustadz Salman inisiatif dengan topik tersebut.
"Di dalam Al-Qur'an tidak disebutkan cinta untuk pasangan suami dan istri. Yang ada adalah mercy dan affection. Dalam bahasa Indonesia mercy adalah kemurahan hati."
"Misalnya, suami istri yang bertengkar lalu saling memaafkan. Bukan karena mereka saling mencintai lantas bisa memaafkan, tapi karena mereka memiliki kemurahan hati." Jelas Ustadz Salman. "Banyak kan di sekitar kita yang masih sayang, tapi memilih berpisah? Berarti, kemurahan hati itu sudah tidak ada lagi. Banyak faktor pemicunya, mungkin karena tidak lagi saling percaya, sudah sering disakitin, diabaikan dan lain-lain."
"Untuk Cinta, pakainya perasaan, bener nggak?" Tanya Ustadz Salman.
"Benaaar." Jawab yang lain
"Kalau untuk affection ini bentuknya adalah perilaku. Misalnya lagi, seorang laki-laki, biasanya bisa pergi kondangan sendiri, eh pas sudah ada istri, sayang, temenin Mas dong."
"Jiaaah." Ujar jamaah berbarengan.
"Yang jomblo, sabar, sabar." Ucap beliau seraya terkekeh. "Tenang, kajian saya bisa juga buat yang belum menikah. Buat kalian belajar."
"Oke balik lagi ke Affection." Kata Ustadz Salman, "Affection itu perasaan suka dan peduli yang pada akhirnya, akan menimbulkan rasa ketergantungan satu sama lain. Kayak ada yang hilang gitu kalau suami atau istri nggak ada di samping kita. Kayak ada yang kurang kalau tidak mendengar kabar pasangan kita."
"Jadi, mercy dan affection adalah dua hal yang lebih kuat dibanding cinta. Contoh lagi, ada orang bilang, alaah, cinta, cinta, emang bisa ngasih makan pakai cinta doang? Itu adalah bukti bahwa tidak adanya mercy atau kemurahan hati. Kondisi ekonomi kan nggak selamanya stabil. Masa ketika pasangan berada di kondisi yang sulit lantas cintanya juga hilang? Enggak kan? Harus ada kemurahan hati di sana."
Mendengar penjelasan Ustadz Salman membuka pandangan Ardiono. Pada pernikahan pertama, ia melakukannya karena cinta.
Dulu ia juga berpikir, kok sudah cinta tapi bisa diselingkuhin? Ternyata ini jawabannya; tidak adanya kemurahan hati, kepedulian dan keterikatan.
Lima tahun yang lalu, Ardiono lumpuh dan tidak berdaya. Untuk mantan istrinya, merawat suami yang sakit tentu tidak mudah, terlebih lagi penyakitnya berjalan bertahun-tahun. Kemurahan hati dan affection memang bisa hilang begitu saja.
Dengan Rubi sekarang, cinta memang belum ada di dalamnya tapi ia sudah merasakan wanitanya memberikan affection dan mercy di rumah tangga yang seumur jagung ini.
Sikap mudah emosi Ardiono, bisa dimaklumi Rubi seperti pagi tadi.
Istrinya tahu kalau sang suami marah, ia memilih diam daripada bertanya lebih lanjut dan mengharapkan jawaban.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sebentar
RomanceArdiono Bameswara memerintahkan orang kepercayaannya untuk memasang pamflet dengan judul "Dicari Calon Istri dengan IPK Cumlaude." Rubi Albarsya terkejut ketika mengetahui beasiswa yang selama ini ia dapatkan setiap bulan tiba-tiba saja diputus. Ard...