Gayatri dan Ganendra kegirangan karena akhirnya bisa berkunjung ke Kidzania, Pacific Place Mall. Mereka bermain peran seperti memasak, menjadi pemadam kebakaran, penyiar radio dan masih banyak lagi.
Memang kedua anaknya sudah senang membicarakan cita-cita dan mengkhayal ingin menjadi apa nantinya. Oleh karena itu, Rubi membawa mereka ke sana supaya tahu, orang dewasa bekerja selama delapan jam sehari bahkan, ada yang lebih dari itu untuk profesi tertentu.
"Bun, Mas mau Kintan Buffet. Ada nggak di sini?" Tanya Ganendra yang memegang perutnya. Sebentar lagi, rangkaian acara di Kidzania selesai.
"Nggak ada. Ke GI aja yuk? Pindah mall." Rubi mengirim chat pada Ardiono untuk meminta izin. Lalu mengatakan pada supir yang sudah mereka hire selama berada di Jakarta.
"Yeaay!" Ganendra melonjak girang. "Mbak, mau apa? Mumpung kita bolos sekolah, harus makan enak."
"Mbak mau matcha, tadi udah bilang bunda." Gayatri menoleh pada Rubi. "Ya kan, Bun? Ada matcha nggak di GI?"
Rubi mengelus kepala Gayatri, "iya, ada. Pokoknya hari ini bebas mau makan apa aja."
Selama Gayatri dan Ganendra tidak libur sekolah, Rubi jarang membawa anak-anak untuk makan di mall, bahkan akhir pekan sekalipun. Karena pernah ada masalah dan Ardiono tidak mau itu terjadi lagi.
Contohnya, mereka berempat pergi ke mall dan anak-anak ingin mainan, tapi Ardiono melarang. Ketika sampai di rumah, mereka terus terbayang dan merengek minta dibelikan. Tidak berhenti di hari itu saja, pun sampai hari berikutnya.
Dari situ, Ardiono berpesan untuk jangan membawa anak-anak ke mall kecuali ada kebutuhan mendesak. Bahkan makan pun lebih baik di cafe atau restoran yang tidak perlu masuk pusat perbelanjaan.
Kalaupun Rubi yang ingin menghirup aroma mall, ia hanya pergi berdua dengan Ardiono. Selama kehamilan, ia juga malas pergi-pergi kecuali ada yang diperlukan.
"Bun, matchanya enak bangeeeet. Mbak belum pernah cobain yang dicampur begini." Gayatri masih terkagum-kagum dengan minuman Matcha Chizu yang di atasnya ada cheese foam dan Soft Story, yaitu es krim matcha dengan mochi dan red bean.
Gayatri memang lagi suka anything matcha, Chef pastry untuk katering Rukmini pernah direpotkannya. Anak itu meminta tolong untuk dibuatkan es krim, cookies sampai roti tawar matcha
"Bisa nggak ya Yang Kung buka ini di Jogja?" Ganendra memiringkan kepala sambil berpikir keras. Rubi tidak bisa menyembunyikan tawanya.
Terkadang, ia lupa kalau mertuanya itu pebisnis handal. Bahkan Noto mengenal pemilik beberapa grup food and beverages. Salah satu contohnya, beliau pernah diberikan voucher dua juta rupiah untuk makan di Pepper Lunch.
"Rubi! Eh, Rubi bukan?"
Rubi yang merasa namanya dipanggil pun menengok. Alangkah terkejutnya, Danu sudah berdiri di sana dengan tas belanja Watsons.
"Eh, Mas." Rubi melambaikan tangan dan Danu masuk ke Uji Matcha lalu duduk di sampingnya.
"Iya, aku lihat Instastory-mu. Tapi di PP deh tadi kayaknya?" Danu mengalihkan perhatiannya pada kedua anak Rubi. "Ini Gayatri kan, yang satunya lagi Ganendra?"
Rubi takut sebenarnya karena di depan anak-anak, ia tidak pernah mengenalkan teman laki-laki. Satu-satunya pria yang pernah Rubi kenalkan adalah suaminya Anggun.
"Iya, anak-anak mau Kintan sama Matcha. Ya sudah di sini aja." Balas Rubi.
"Oalah. Kamu nggak apa-apa makan barbecue? Katanya kan ibu hamil nggak boleh." Tanya Danu seraya menerima menu yang disodorkan waiter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sebentar
RomanceArdiono Bameswara memerintahkan orang kepercayaannya untuk memasang pamflet dengan judul "Dicari Calon Istri dengan IPK Cumlaude." Rubi Albarsya terkejut ketika mengetahui beasiswa yang selama ini ia dapatkan setiap bulan tiba-tiba saja diputus. Ard...