Ardiono menikmati bekerja di tengah hutan Kalimantan selama tiga hari dua malam walaupun susah sinyal. Tidak bisa dipungkiri, suasana alam membuat pikirannya lebih tenang setelah hampir seminggu digempur oleh meeting dan deadline.
Kapal ini terdiri dari dua tingkat. Bu Aji dan suaminya berada di tingkat satu, sedangkan Ardiono dan Rubi berada di tingkat dua.
Kasur untuk tidur berada di samping meja makan, bahkan dilengkapi dengan buku bacaan.
Awalnya ia sempat khawatir akan kebersihan kamar mandi, ternyata sesuai ekspektasi, kloset duduk yang bersih. Tidak perlu diragukan lagi, Rubi sudah memilih tur terbaik.
Ini juga pertama kalinya mereka berduaan tanpa anak-anak. Ardiono melihat sisi lain sang istri yang menjadi lebih manja dan selalu ingin diperhatikan. Berbeda jika wanita itu berada di dekat anak-anak.
Ia teringat perkataan Rubi pada pertemuan pertama mereka, saya akan berusaha mencintai orang yang saya nikahi.
Mungkinkah yang Rubi lakukan sekarang untuk membuat Ardiono jatuh cinta? Atau istrinya itu sudah mulai mencintai dirinya?
Memang di antara mereka belum pernah ada yang mengucapkan kata sayang. Namun, beberapa hari lalu Rubi bertanya, walaupun Ardiono sudah memejamkan mata, memangnya kamu sayang sama saya?
Jujur, Ardiono belum tahu. Ia tidak ingin memberikan angan-angan yang nantinya akan menyakiti sang istri. Karena untuk pria yang pernah gagal dalam berumah tangga, mencintai bukan perkara yang mudah setelah pernah dikhianati.
Mencintai adalah bentuk penyerahan diri kepada pasangan. Bukan hanya dalam hal perasaan tapi ada waktu, kepercayaan, harta bahkan komitmen itu sendiri. Ardiono belum siap. Pemikirannya terlalu rumit. Namun demikian, ia ingin mencobanya.
Terlintas di pikirannya untuk mengajak Rubi pergi honeymoon. Walaupun kata honeymoon lebih tepat untuk mereka yang saling mencintai. Mungkin untuk dirinya lebih pantas disebut liburan untuk mengenal lebih dekat.
"Rubi.." Panggil Ardiono. Wanita itu sedang membereskan barang bawaan karena mereka akan kembali ke Jogja malam nanti.
"Kenapa?" Ia mendongak dengan rambut yang masih berantakan.
"Mau liburan berdua lagi?"
"Kamu ada kerjaan lagi?" Wanita itu balik bertanya.
Ardiono tertawa kecil. "Bukan. Liburan untuk saya dan kamu."
Wanita itu langsung bangkit. "Setelah ajak anak-anak Desember nanti. Gimana? Saya sudah bolos kuliah nih."
"Padahal maunya minggu depan." Ujarnya terkekeh.
"Kalau IPK saya jelek, kamu loh ya yang tanggung jawab." Rubi kembali memunggungi suaminya untuk merapikan koper.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sebentar
RomansaArdiono Bameswara memerintahkan orang kepercayaannya untuk memasang pamflet dengan judul "Dicari Calon Istri dengan IPK Cumlaude." Rubi Albarsya terkejut ketika mengetahui beasiswa yang selama ini ia dapatkan setiap bulan tiba-tiba saja diputus. Ard...