Seokcheol part2

2K 86 2
                                    

Seokmin menepuk pelan pipi Seungcheol saat melihat Seungcheol menangis lirih dalam tidurnya.Ia sedikit khawatir dengan kondisi Seungcheol saat ini apalagi dia sedang mengandung dan memasuki usia 7 bulan.

Seungcheol membuka matanya dan ia melihat Seokmin yang menatapnya khawatir.Ia mengalihkan pandangannya dan memindai seluruh isi kamar tempatnya berada.

Seungcheol mencoba bangun dan dibantu oleh Seokmin untuk bersandar di headboard kasur.Seokmin menghapus jejak air mata di pipi kesayangannya.Seungcheol menatap Seokmin dengan tatapan yang sulit di artikan,ia menggenggam erat tangan Seokmin yang kini mengelus rambut nya.

"Cuma bunga tidur"gumam Seungcheol dan dapat di dengar oleh Seokmin membuat dia mengernyitkan keningnya bingung.Ia memegang wajah Seungcheol dan membawanya untuk bersitatap dengan maniknya.

"Mimpi apa hmm?"Suara lembut Seokmin membuat Seungcheol merasakan ketenangan.Ia merangsek masuk ke dalam pelukan suaminya dan membenamkan wajahnya di dada bidang tersebut.Seokmin yang mendapat respon tersebut hanya bisa mengelus punggung Seungcheol dan mencium rambut wangi Cherry tersebut.

Seungcheol mendongakkan wajahnya menatap manik Seokmin yang menatapnya lembut.Ia menimbang apakah harus di ceritakan atau tidak?!
Seungcheol merasa kejadian itu seperti pernah terjadi dalam hidupnya tapi dia tidak ingat kapan kejadian tersebut terjadi?!

"Apakah dulu aku sekretaris mu?dan apakah Mina itu sahabat mu?"Seungcheol bertanya seraya tangannya menggambar pola abstrak di dada Seokmin.

Seokmin terpaku ketika mendengar pertanyaan Seungcheol,tapi kemudian wajah nya kembali biasa saja. "Ya,kau dulu sekretaris ku dan untuk Mina aku tidak mengenalnya,babe".

"Benarkah?,apakah kita melakukan pernikahan paksa, maksudku pernikahan tanpa cinta?"Seungcheol kembali bertanya dan menatap Seokmin dengan mata bulat nya.

"Hey kita menikah itu karena cinta sayang,tidak ada pernikahan paksa di antara kita berdua"jelas Seokmin lugas.

"Ooo begitu,tadi aku bermimpi kalau nenek menyuruh mu untuk menikahi ku,kau tidak suka dengan pernikahan itu.Kau masih mencintai mantan kekasih mu dan kau juga membenciku.Dan kau semakin membenciku ketika aku keguguran dan nenek masuk rumah sakit karena ku.Kau tidak mempercayai ku bahwa aku tidak pernah ada niat untuk menggugurkan anak kita.Kau lebih mempercayai si Mina itu yang adalah sahabat masa kecilmu.Kau juga menyiksaku dan mengurungku di gudang"Seungcheol menceritakan panjang lebar tentang mimpinya dengan kepala yang masih bersandar di dada Seokmin juga tangan nya mengelus perutnya sayang tanpa menyadari seseorang menegang mendengar ceritanya.

"Kamu gak gitu kan? Itu cuma bunga tidur kan? Tapi aku merasa pernah mengalaminya tapi kapan?"Seungcheol bertanya saat melihat Seokmin terdiam dengan gurat wajah tegang.

"Sayang,itu cuma bunga tidur kok.Jangan di fikirin ya,kata dokter orang yang hamil gak boleh banyak fikiran nanti dedek bayi nya kena juga loh.Udah ya,itu cuma bunga tidur"ucap Seokmin dengan menekan kan kata cuma dan mencium seluruh wajah Seungcheol membuat sang empunya terkikik geli.

"Udah ih jangan cium-cium,baby nya mau makan,lapar"Seungcheol merengek lucu seraya tangannya berusaha mendorong wajah Seokmin untuk tidak menciumnya lagi.

"Baby atau Buna nya nih yang kelaparan?"Seokmin bertanya dengan nada ejekan membuat Seungcheol mengerucutkan bibirnya.

"Ihhhh, dua-duanya hehehe"Seungcheol terkekeh lucu membuat Seokmin segera menggigit pipi mochi tersebut kuat-kuat menimbulkan pekikan sakit dari sang empunya.Dan pukulan kuat Seokmin dapatkan di pundaknya.

"Mau makan apa?"Seokmin bertanya saat maniknya tidak sengaja menatap jam yang menunjukkan pukul 03.37,masih terlalu pagi.

"Baby mau masakan appa"jawab Seungcheol seraya bangun dari berbaring nya.Seokmin dengan sigap langsung membantunya,ia kemudian menggendong tubuh Seungcheol dan membawanya keluar dari kamar menuju dapur,untuk mempersiapkan makanan yang di inginkan oleh kesayangannya.




















Crack Pair/Seungcheol Bottom/Uke Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang