Johncheol(End)

1K 72 9
                                    

Lexa memicingkan matanya melihat sang ibu yang asik dengan ponselnya. Sang ibu tersenyum sendiri sambil sesekali mengelus perut buncitnya.

Gadis kecil bermata bulat tersebut masih terus menatap lamat sang ibu, meski sang ibu masih asik dengan ponselnya.

"Lexa, tugas sekolahnya sudah siap?" Lexa mengedipkan matanya mendengar pertanyaan sang ibu.

"Sudah" jawabnya datar, lalu beranjak pergi dari ruang tamu menuju kamarnya.

Seungcheol mengerutkan keningnya mendengar jawaban dari sang anak. Ia bertanya apakah ia berbuat salah? Apa mungkin anaknya sedang dalam dalam mood yang tidak baik? Karena tidak biasanya sang anak bersikap seperti itu.

Seungcheol menatap jam yang kini sudah menunjukkan pukul 9 malam dan ia bangun dari tempat duduknya lalu mulai berjalan menuju kamar sang anak.

Seungcheol membuka pintu warna biru dengan stiker kelinci di atasnya, ia menyembulkan kepalanya untuk melihat tubuh sang anak yang sudah terbaring dengan nyaman.

Ia memasuki kamar tersebut dan berjalan dengan pelan takut membangunkan sang anak, Seungcheol mendudukkan dirinya di kasur yang kosong. Mata bulatnya mengagumi paras cantik sang anak yang sedikit mirip dengannya.

Tangannya membelai rambut coklat tersebut, mulutnya terus menyunggingkan senyum manis, ia mencium pelan kening sang anak dengan sayang.

"Mama mencintaimu, honey" Matanya tertuju pada sebuah foto yang berada diatas meja belajar sang anak, potret sebuah keluarga bahagia dengan tiga anggotanya. Alexa yang berada di tengah-tengah Seungcheol dan suami yang tersenyum manis ke arah kamera, terlihat sangat bahagia bukan?!

Seungcheol tersenyum kecut saat mengingat masa lalunya yang kurang beruntung, matanya kembali tertuju pada sang buah hati dengan mata berkaca-kaca.

"Maafkan mama" lirihnya sembari memeluk pelan, tapi erat tubuh kecil itu. Masa lalu yang terkadang masih membayangi dirinya membuat Seungcheol sedikit susah untuk melupakan kenangan menyakitkan tersebut.

Seungcheol menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan, dadanya terasa sesak dan air mata seakan ingin berlomba-lomba turun dari manik bulatnya.

Seungcheol mengusap pelan bagian bawah perutnya yang terasa mengencang, ia masih berusaha menenangkan diri agar tidak terkena serangan panik, Seungcheol tidak ingin membuat Lexa khawatir akan keadaannya.

"Huft it's okay baby, maafkan mama ya" Perlahan namun pasti kini perutnya sudah terasa mendingan, Seungcheol masih terus membelai lembut perutnya mencoba agar sang bayi rileks.

Hamil memang melelahkan, tapi menyenangkan. Merasakan sesosok manusia kecil yang berada di perut selama 9 bulan. Membawa tubuh dengan beban diperut kemana-mana, merasakan makanan-makanan aneh yang di inginkan oleh sang bayi, merasakan tendangan-tendangan kecil si bayi yang mencoba berinteraksi dengan sang ibu(ngarang ye ngarang).

Morning sickness, merupakan satu gejala dimana sang ibu akan merasakan mual yang luar biasa pada pagi hari, kebanyakan ibu yang hamil akan mengalami gejala tersebut baik itu di awal-awal kehamilan atau pertengahan atau bisa terjadi pada kehamilan yang sudah tua(ngarang).

Morning sickness yang umumnya terjadi pada ibu hamil merupakan hal yang menyiksa. Seungcheol sudah merasakannya pada kehamilan pertamanya. Mungkin akan sedikit melegakan jika sang suami berada di sampingnya, tapi Seungcheol harus berjuang sendiri agar sang bayi sehat.

Soe Alexa Chairi, buah hati yang Seungcheol perjuangkan mati-matian diketika sang suami tidak menginginkan anak dari dirinya. Meskipun begitu, Seungcheol tidak pernah berpikir untuk melenyapkan nyawa malaikat kecilnya tersebut, ia tetap mempertahankan sang anak hingga terlahir ke dunia yang penuh dengan ujian ini.

Crack Pair/Seungcheol Bottom/Uke Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang