Haocheol

1.8K 79 7
                                    

Seungcheol menatap nanar foto pria di hadapannya kini.Ia memeluk perut buncit nya erat dan maniknya tidak berhenti meneteskan air asin.

"Eomma, dia pergi"lirih Seungcheol dalam pelukan ibunya masih terus menatap objek di hadapannya.Ia terpukul atas kepergian suami nya.Pernikahan mereka baru berusia dua tahun dan kini ia di tinggalkan dengan sang buah hati yang masih dalam kandungan dan berusia sekitar 34 Minggu.

Seungcheol masih terus meracau dalam pelukan hangat sang ibu, ia seakan tidak menerima kepergian suami nya yang sangat mendadak tersebut.

Nyonya Choi semakin erat memeluk tubuh lemah anaknya, ia juga terpukul atas kepergian sang menantu.Ia menggumamkan kata-kata penenang untuk sang anak, menghiburnya dan menyuruh sang anak untuk merelakan sang menantu.

Tamu datang silih berganti untuk mengucapkan belasungkawa.Seungcheol masih terus diam, tubuhnya berada di tempat tersebut namun raga nya seakan pergi untuk mencari sang suami.Ibu nya kini sudah bergabung dengan sang mertuanya yang kini masih melayani sang tamu.

Seorang pria jangkung berdiri di hadapan foto tersebut menghalangi penglihatan Seungcheol untuk menatap gambar sang suami.Pria itu terlihat meletakkan sebuket bunga, ia membalikkan badannya dan manik tajam tersebut tertuju pada mata rusa Seungcheol.

Seungcheol masih bergeming di tempat nya duduk saat sang pria tersebut mendekati dirinya.Itu adalah adik iparnya, Xu Minghao.Tubuh nya ditarik ke dalam pelukan pria jangkung tersebut, aroma parfum menguar di indera penciuman Seungcheol membuatnya sedikit tenang.

Minghao mengusap rambut juga punggung lebar tersebut, ia mencium aroma lembut yang sudah sangat lama dirindukan nya.Manik nya mengedar menatap para tamu yang keluar masuk untuk memberikan belasungkawa kepada keluarga nya.

Kain baju nya diremat oleh tangan gemuk Seungcheol.Baju bagian depannya terasa basah dan Minghao masih terus memeluk tubuh tersebut tanpa melepaskan nya sedikitpun bahkan semakin erat.Tangan nya kini berpindah ke perut Seungcheol dan mengelusnya membuat sang empunya tersentak.

Pelukan tersebut terlepas, Seungcheol menghapus air mata yang masih belum berhenti menetes.Sapuan hangat di pipinya membuat Seungcheol mendongak dan menatap wajah rupawan yang kini tersenyum lembut padanya, persis seperti senyuman suami nya.

"Seungcheol Hyung"lembut.Nada suara tersebut sangat lembut dan Seungcheol hanya bergumam menanggapi panggilan tersebut.

"Jangan menangis lagi, mata mu akan bengkak nanti"ujarnya sembari membantu menghapus sisa air mata di pipi orang yang di cintai nya.

"Kau tahu, dirimu sangat jelek saat menangis"canda nya di akhiri dengan kekehan membuat Seungcheol juga ikut tersenyum.

"Nah begitu dong, smile"Tangan tersebut mencubit pipi gembul itu dan menarik pelan sudut bibir Seungcheol.

"Minghao"Seseorang memanggil nama nya membuat ia menoleh dan melihat lelaki paruh baya menghampiri mereka.

"Baba"sapa Seungcheol pada ayah mertuanya, sedang kan Minghao hanya diam menatap tajam pria yang di panggil baba tersebut.

"Ajak Seungcheol makan, dia belum makan dari semalam pun"tandas nya.Ia menatap sang menantu yang kini menundukkan kepalanya menghindari tatapan tajam Minghao.Mata tua tersebut beralih ke anak bungsu nya yang kini tinggi sudah melebihi diri nya.Ia menatap sedih sang anak saat melihat tatapan datar di layangkan pada dirinya.

Minghao mengangguk kan kepalanya masih dengan tatapan datar nya, ia menggandeng setengah menyeret lengan Seungcheol untuk mengikutinya meninggalkan sang baba yang menatap punggung nya sendu.

"Ternyata dia masih membenciku"gumam nya menatap gambar sang anak yang dikalungkan bunga di sana.

"Minghao"Seungcheol menarik lengannya membuat langkah Minghao terhenti.Seungcheol menatap punggung tegap tersebut dengan lamat,
"Aku tidak lapar"lirihnya.

Minghao membalikkan badannya menatap manik bulat Seungcheol dengan tajam.Seungcheol yang ditatap seperti itu langsung memalingkan wajahnya ke arah lain, tangan nya mengelus perut buncit itu lembut.

Minghao melembutkan pandangan nya saat melihat ekspresi kosong di wajah Seungcheol, ia tahu kakak iparnya itu masih sangat terpukul atas kematian sang suami.

Minghao berlutut mensejajarkan kepalanya dengan perut bulat tersebut.Tangan nya ia letakkan di atas tangan Seungcheol dan meremasnya lembut.Ia juga turut mengusap perut bulat itu membuat sesuatu dalam diri Seungcheol meremang.

"Auwww"Seungcheol merintih saat merasakan tendangan di perutnya.Bayi nya menendang dengan kuat saat Minghao mengusap dan menyapa bayinya berbicara dan hal itu membuat perutnya sakit.

Minghao terkekeh saat sang bayi menanggapi sapaan nya.Ia mendongak menatap Seungcheol yang kini menundukkan kepalanya juga menatap dirinya.Ia tersenyum manis dan Seungcheol bersemu karena nya.

"Makan ya, anak mu butuh asupan makanan"ujarnya tegas tanpa ingin di bantah sekali pun.Minghao berdiri setelah menepuk pelan perut itu dan kembali menyeret Seungcheol pergi dari sana.Ia tersenyum miring dan menggenggam tangan gembul itu erat.

"Semoga kau tenang disana ge dan kau memang pantas untuk mati"



"Kerja bagus, tidak sia-sia aku memperkerjakan dirimu"Tangan panjang tersebut menepuk bahu tegap seorang pria dengan tatto ular di lehernya.Ia tersenyum sinis melihat hasil yang di berikan oleh sang pria di hadapannya.

"Ini untukmu dan kuharap kau tutup mulut tentang hal ini"Tangan tersebut terulur untuk mengambil sebuah kartu hitam milik sang tuan.

"Jangan khawatir, aku tidak akan membocorkan rahasia mu dan terimakasih untuk kartu ini"Pria itu mencium puas kartu hitam di tangannya dan terkekeh manis.

"Senang bekerja dengan mu Tuan Xu"Ia melangkahkan kakinya keluar dari bangunan mewah tersebut meninggalkan pria yang di panggil Tuan Xu itu sendiri dengan sebuah rokok di tangannya.

"Dasar Choi Keparat"Ia terkekeh sembari terus menghisap nikotin di tangan nya.Batin nya berteriak puas 'sekarang tidak ada lagi penghalang bagiku untuk bersama dengan kekasihku'.

End....💔
Jangan lupa kritik dan sarannya juga vote dan komennya kk.
Request byauthor_Fanfiction.

Kepenulisan gue belum terlalu bagus kek author² yang lain nya, jadi dimohon kan kritik dan saran² dari kakak sekalian yang udah berpengalaman di dalam dunia kepenulisan untuk bisa mengkritik ataupun memberi saran kepada saya dalam menulis cerita baik itu tanda baca, ejaan dan lainnya.
Sekian terima lamaran Mingyu ❤️.

Crack Pair/Seungcheol Bottom/Uke Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang