Namcheol feat (?)

1.3K 81 17
                                    

Namjoon memperhatikan sang istri yang kini masih sibuk bercermin.Ia terkekeh kecil melihat bagaimana bibir merah itu mengerucut, Namjoon gemas sekali dengan istri manisnya itu.

"Namjoon-ah" rengekan tersebut membuat Namjoon bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri sang istri yang matanya sudah berkaca-kaca.

Ia memeluk tubuh bongsor sang istri dan mencium lembut puncak kepala yang beraroma lavender tersebut.

"Jelek banget gak sih, perutnya buncit sekali" Seungcheol tidak percaya diri, ia mencoba menarik baju jasnya agar sedikit menutupi perut buncit yang dilapisi kemeja putih tersebut.

"Gak kok, gak jelek.Malahan istriku ini cantik banget" bantah Namjoon.Ia tidak melihat kejelekan sedikitpun di diri Seungcheol.

"Yang bener?" tanya Seungcheol seraya membalikkan tubuhnya menghadap sang suami tampannya.

"Bener kok, kamu itu manis banget loh sayang.Kan perut kamu buncit juga karena ada anak kita disini.Udah kamu itu gak usah insecure, kamu itu cantik dan manis loh". Terang Namjoon dan pipi bulat Seungcheol terasa hangat karena mendengar ucapan sang suami.

"Istriku ini manis sekali sih, ihhh gemas deh" Namjoon menggigit pipi bulat tersebut dan dihadiahi pukulan di dada bidangnya.

"Yakk sakitt" Seungcheol mengelus pipinya dengan bekas gigi disana.Ia melotot tajam ke arah suaminya yang hobi sekali menggigit pipi bulatnya.Dan sang suami hanya tertawa mendapat pelototan tersebut.

"Ohh okay, okay. Jangan nangis ya" Namjoon buru-buru mengelus pipi merah tersebut saat melihat mata bulat tersebut siap menumpahkan air mata.

"Jahat sih, main gigit-gigit aja.Kamu pikir pipi aku ini bakpao hah?" Seungcheol menduselkan kepalanya pada dada bidang tersebut dan sang empunya hanya terkekeh melihat kelucuan sang istri.

"Iya, iya maaf. Ya udah, ayo kita pergi sebelum terlambat" Namjoon mengandeng tangan sang istri dan membawanya pergi dari kamar tersebut.

Namjoon membuka pintu mobil bagian belakang dan menuntun tubuh Seungcheol yang sedang hamil tersebut agar duduk dengan nyaman di kursi.

Mobil Metalic hitam tersebut mulai melaju membelah jalanan padat saat Namjoon mengeluarkan perintahnya kepada sang supir.

Ia memainkan tangan gembul Seungcheol juga menciumnya sesekali.

Dari arah yang berlawanan, sebuah mobil sedan putih melaju dengan cepat dan menghantam bagian samping tempat duduk Namjoon.Mobil tersebut hilang kendali dan menabrak pembatas jalan.
Mobil Metalic hitam tersebut berputar-putar dan kemudian terbalik dan mengeluarkan asap.

Namjoon mengerjapkan matanya, memfokuskan pandangannya pada tubuh sang istri yang kini terkulai lemas.

Tubuh bagian bawahnya terjepit dengan kursi, sedangkan tubuh Seungcheol tergolek lemas dengan darah diwajahnya.

"Cheol" lirih Namjoon memanggil nama sang istri, berharap sang istri merespon panggilannya.Ia tidak memperdulikan kondisinya, yang difikirkan nya sekarang adalah keadaan Seungcheol dan juga bayinya.

Tiba-tiba pintu mobil tersebut dibuka dengan kasar, Namjoon berbinar senang.Akhirnya ada orang yang membantu mereka.

Namun, binar di matanya menghilang saat melihat siapa yang membuka pintu tersebut, seorang pria dengan tubuh tegap dan potongan rambut undercut, ia menatap tajam sosok yang kini sudah menggendong tubuh penuh darah sang istri.

"Bajingan" umpatnya saat sosok tersebut hanya terkekeh geli melihat kondisi dirinya yang mengenaskan.

Tubuh Seungcheol kini dibawa keluar dari mobil yang hampir meledak tersebut, sosok tersebut membawa tubuh Seungcheol ke arah mobil sedan putih yang tadi menabrak mobil Metalic hitam milik Namjoon.

Ia mendudukkan tubuh Seungcheol pada samping kemudi dan memasangkan seat belt dan menutup pintunya.

Sosok tegap tersebut kembali berjalan ke arah mobil yang kini sudah tidak berasap lagi, ia tersenyum sinis melihat bagaimana tatapan tajam dari musuhnya itu.

"Tuan Kim yang terhormat, bagaimana rasanya? Bagaimana rasanya ketika istri mu di ambil paksa dari pelukan mu? Sakit? Marah? Sedih? Atau kecewa? Tapi, sayang nya kau tidak bisa lagi memiliki nya, bukan?" Sosok tersebut mengambil sebuah pistol dari saku celananya dan mulai membidiknya pada kepala Namjoon.

"Pasti kau sudah sangat kesakitan, bukan? Jadi, aku akan mempercepat kematian mu ya... Selamat jalan, Bajingan!" Bunyi peluru terdengar di jalan yang sunyi tersebut, ia meniup moncong pistolnya yang mengeluarkan sedikit asap dan kembali memasukkannya ke dalam saku celananya.

Sosok tersebut menatap langit malam yang gelap gulita, tidak ada bintang ataupun bulan malam ini.Bunyi guntur terdengar jelas ditelinganya, ia kemudian berbalik dan melangkah menuju mobilnya.Mungkin, sebentar lagi akan turun hujan.

Ia memasuki mobil sedan putih tersebut dan mata tajamnya langsung tertuju pada wajah penuh darah milik Seungcheol.Tangan kekarnya mencoba menghapus darah yang membasahi pipi gembul kesukaannya, juga bibir merah merona yang kini sudah pucat.

Nafas Seungcheol terdengar lemah ditelinganya, ia kemudian mulai menginjak pedal gas dan meninggalkan tempat kejadian tersebut setelah menghantam mobil Metalic hitam itu sekali lagi hingga jatuh ke sungai yang ada dibawahnya.

Mulutnya tersungging senyuman miring, merasa bangga pada dirinya sendiri karena sudah berhasil menghancurkan musuh sejatinya dan bonus mendapatkan istri sang musuh, orang yang selama ini sudah ia incar untuk menjadi miliknya.

Okay, end...

Hayoo... Siapa itu???
Sampai jumpa di kehidupan selanjutnya

Crack Pair/Seungcheol Bottom/Uke Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang