Haocheol

1.6K 105 13
                                    

Seungcheol tersenyum manis pada sang kekasih, ia merapikan pakaiannya dan duduk dengan baik.Ia akan dilukis oleh sang kekasih.

Tangannya memegang bunga mawar putih senada dengan warna pakaiannya.Matanya memancarkan binar kebahagiaan, meskipun hatinya tak baik-baik saja.

"Lukis dengan cantik ya" pinta Seungcheol ditanggapi dengan tawa indah dari sang kekasih.Seungcheol suka mendengar tawa merdu tersebut, tawa yang mungkin akan terakhir kali ia dengar.

"Tentu saja princes" ujar Minghao dan ia kembali tertawa ketika melihat wajah cemberut Seungcheol, lucu.Kekasihnya itu sangat lucu.

Minghao mulai menggoreskan tinta pada kanvas sembari masih terus bercanda dengan Seungcheol.Ia bahagia.

Butuh waktu yang lama untuk lukisan tersebut tapi, Seungcheol tidak mengeluh.Ia dengan sabar menampilkan senyuman manisnya, tidak peduli dengan wajahnya yang pegal.

Canda dan tawa terdengar di taman belakang apartemen Seungcheol tersebut.Matahari mulai beranjak menuju barat, menandakan waktu sore hari.

Minghao tersenyum puas melihat hasil kerja kerasnya, butuh waktu tiga jam untuk membuat lukisannya benar-benar perfect.

"Selesai" ucapnya membuat Seungcheol segera beranjak dari duduknya, ia mengagumi keindahan pada lukisan tersebut.Minghaonya benar-benar luar biasa.

"Woah kau sangat hebat" puji Seungcheol, matanya berbinar.Ia tersenyum manis pada sang kekasih dan mencium pipi tersebut kilat lalu kembali mengagumi lukisan yang indah tersebut.

"Itu doang?" Seungcheol menatap Minghao heran, apanya yang itu doang? Minghao menangkup pipi gembul tersebut dan mencium bibir merah milik Seungcheol.

"Upah karena aku sudah melukis dirimu" ucapnya setelah melepaskan ciuman penuh cinta tersebut.Ia terkekeh geli melihat wajah putih tersebut merah jambu.

"Hhh lucu sekali kekasihku ini" Minghao merapikan rambut coklat yang menutupi kening sang kekasih.Ia memeluk tubuh bongsor tersebut dan menggoyangkan ke kanan dan kiri membuat ia menerima tepukan di dadanya.

Bunyi ponsel membuat pasangan tersebut melepaskan pelukannya, Minghao mengambil benda android yang ada di saku celananya dan melihat kontak yang menghubunginya.

Ia melepaskan tubuh Seungcheol sepenuhnya dan sedikit menjauh dari sang kekasih.Seungcheol tidak mempermasalahkannya, ia kembali menatap lukisan tersebut dengan mata berkaca-kaca.

Seungcheol memperhatikan punggung sang kekasih yang masih asik berbicara dengan orang yang menghubunginya, ia tahu siapa orang tersebut dan apa yang diinginkannya.Seungcheol akan memberikan apa yang diinginkan oleh orang tersebut.

Minghao menatap datar punggung Seungcheol, ia masih terus mendengarkan ucapan dari orang diseberangnya.

"Ayah tidak usah khawatir, aku tidak sebodoh itu"  Minghao mendecakkan lidahnya saat mendengar ucapan dari sang ayah. Oh ayolah, dia ini sudah dewasa dan tidak sebodoh itu untuk dipermainkan.

"Aku mengerti ayah, kau tidak perlu khawatir. Aku akan menjalankan misinya nanti malam" Minghao mematikan ponselnya tanpa memperdulikan ucapan dari sang ayah.

Minghao memasukkan ponsel ke saku celananya dan mendekati Seungcheol yang masih terus mengagumi karya nya.

"Terimakasih Minghao, aku mencintaimu" Seungcheol membalikkan badannya dan memeluk pria itu erat.Maniknya berkaca-kaca dan ia mencoba menahan air matanya sebisa mungkin agar Minghao tidak tahu keadaannya.

"Sama-sama" Minghao membalas pelukan hangat tersebut dan mengusap rambut coklat Seungcheol pelan.

Seungcheol menggigit bibirnya saat mendengar ucapan Minghao, tidak ada balasan untuk pernyataan cintanya.























Crack Pair/Seungcheol Bottom/Uke Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang