Salah Tingkah

199 7 0
                                    

Terima kasih sudah memberikan vote dan komen di part sebelumnya.











Sebelum lanjut membacanya, ada baiknya vote dan komen terlebih dahulu agar tidak kelupaan🤗🤭











Happy reading


•••


Septia yang melihat sahabatnya terus ditatap seperti ingin dimakan, langsung membawa Satria ke sebuah restoran.

Septia cemburu saat para pengunjung mall menatap sang sahabat seperti itu. Lebih baik dirinya saja yang dilihat dari pada Satria.

Sedangkan Satria sudah biasa mendapatkan perlakuan posesif dari sahabatnya. Satria senang ada orang yang masih perhatian terhadap dirinya.

Sesampainya di sebuah restoran, Septia langsung memesan ruangan privasi. Agar tidak ada satupun orang yang melihat wajah menggemaskan milik Satria. Yang boleh hanya dirinya saja.

"Silahkan duduk, sahabat manisku," ucap Septia setelah ia menggeret kursi restoran untuk sahabatnya itu sambil tersenyum manis.

Satria pun tanpa berlama-lama langsung mendudukkan pantat di kursi yang sudah disediakan oleh Septia.

"Terima kasih, sahabat posesif ku," balas Satria yang ikutan tersenyum.

Septia yang sudah tidak tahan dengan wajah menggemaskan sang sahabat, langsung mencubit pipi berisi Satria.

"Ih ... gemesin banget sih, sahabat aku ini," ucap Septia yang terlampau gemas melihat wajah manis Satria. Septia mencubit pipi sahabatnya tidak terlalu kencang. Ia tidak akan membuat Satria kesakitan saat ia cubit.

"Ah, bisa aja," ujar Satria yang malu saat mendengar kalau dirinya gemas di mata Septia sambil menutupi wajah menggunakan kedua telapak tangannya.

Septia pun duduk di samping sang sahabat. Lalu ia mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan restoran.

Kemudian pelayan restoran yang berjenis kelamin perempuan, menghampiri meja Septia. Wanita itu sempat terpesona saat matanya tidak sengaja melihat wajah menggemaskan Satria. Rasanya ia ingin mencubit pipi chubby milik Satria. Kalau tidak ia teringat bahwasanya orang yang menjadi dirinya terpesona itu adalah berlian keluarga dari Brahmananda. Keluarga yang memperkerjakannya di restoran itu. Ditambah lagi cowok yang berada di samping Satria menatapnya tajam.

"Mau pesan apa?" tanya pelayan restoran yang berusaha untuk tidak melihat Satria.

"Satria mau makan apa?" tanya Septia meletakkan buku menu di hadapan Satria. Agar dirinya dan Satria bisa baca bareng sekaligus menutupi wajah milik Satria dari pelayan itu.

Satria menunjuk makanan yang pengen ia makan. Tentunya dengan makanan yang ditunjuk Satria itu makanan yang boleh Satria makan. Dirinya tidak mau dimarahi lagi sama Septia karena dirinya memilih makanan yang tidak boleh ia makan.

Septia yang mengetahui Satria memilih makanan yang pas, pun tersenyum. Itu berarti sahabatnya itu tidak ingin dimarahin olehnya.

Setelah itu Septia menyebutkan makanan yang mereka pesan kepada pelayan yang dari tadi menunggunya.

"Sebentar ya, Satria," kata Septia sambil mengelus rambut tebal milik Satria.

"Iya, Septia," sahut Satria sembari memeluk Septia dari samping dengan ia menyembunyikan wajahnya.

•••

Di sisi lain, terdapat seorang pria paruh baya yang duduk beberapa meter dari meja Satria dan Septia duduk.

Si Bungsu Punya IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang