Sahabat

294 9 0
                                    

Terima kasih sudah memberikan vote dan komen pada part sebelumnya 😘









Tanpa berlama-lama lagi, mari kita lanjutkan saja ☺️









Happy reading

•••


Kembali ke ruang keluarga. Setelah Satria dan Vergio pergi, Melvin langsung menatap tajam orang tuanya yang menurut ia, orang tuanya itu sangat salah dalam bertindak.

Ditambah kamar orang tuanya itu sangat dekat dengan kamar Satria. Untungnya Satria tidur di kamar Marcel. Kalau Satria tidur di kamarnya, adiknya bisa mendengar suara-suara aneh itu sejak Satria mau tidur.

"Cepat jelaskan!" tuntut Melvin yang tidak sabar mendengarkan penjelasan dari kedua orang tuanya.

"Sebentar. Ayah bingung mau jelaskan apa? Yang kau maksud itu kejadian yang mana?" tanya Marvel yang tidak mengerti arah pembicaraan Malvin.

Marvel beserta istrinya tidak mengetahui apa yang terjadi tadi pagi. Yang mereka dengar tadi pagi hanya suara Malvin yang menurut mereka untuk mengunci pintu kamarnya.

Melvin yang mendengar pertanyaan balik dari sang ayah, menghela nafas lelahnya. Ia harus ekstra sabar untuk menghadapi kedua orang tuanya yang tidak tau apa-apa atau memang pura-pura tidak tau.

"Tadi pagi, Baby dengar kalian berdua teriak-teriak ambigu. Dan lebih parahnya lagi, Baby hampir lihat kalian main!" jelas Melvin dengan menekankan kata 'main' diakhir kalimatnya.

Semua orang yang berada di satu tempat, terkejut mendengar penjelasan Melvin yang mengatakan kalau telinga dan mata bungsu keluarga telah tercemar atas ulah Marvel dan Shabila. Termasuk sang pelaku.

Marcel yang mengetahui anak kesayangannya melihat hal yang tidak senonoh, pun mengeraskan rahangnya. Marcel telah susah payah menjaga penglihatan bungsunya agar tidak melihat hal-hal yang tidak patut dilihatnya, eh, malah dengan seenaknya adik kembarnya malah berbuat seperti itu. Ditambah lagi, marcel takut sang anak akan melakukan apa yang telah anaknya lihat.

Marcel dengan cepat memukul rahang Marvel sampai-sampai adiknya terjatuh dari duduknya.

"Kurang ajak kau!" marah Marcel setelah ia memukul rahang adik kembarnya itu.

Sangking cepatnya pergerakkan Marcel, seluruh keluarga Brahmananda tidak ada yang bisa menghentikan Marcel.

Semua syok atas apa yang telah terjadi ditambah lagi dengan cepatnya Marcel memukul Marvel.

Ketika Marcel mau memukul Marvel lagi, Kelvin dan Kevin menahan sang daddy agar tidak terjadi yang mereka takutkan.

Kelvin Brahmananda. Kembaran Kevin, Abang kedua Satria. Akan kedua Marcel. Biasanya Satria manggil mas. Itu semua atas perintah Kelvin sendiri. Kelvin tidak mau Satria memanggil dengan sebutan abang karena semua anak laki-laki dalam keluarganya, semua dipanggil abang sama Satria. Dirinya mau lain daripada yang lain.

Kalau kembarannya memilih mengabdi di perusahaan sang daddy, sedangkan dirinya bekerja sebagai chef di salah satu restoran mewah yang ada dipusat kota. Kelvin memiliki sifat kekanakan kalau di depan keluarga. Tapi kalau di luaran, ia akan menjadi lebih berwibawa, bijaksana dan berkerja keras.

"Lepaskan aku!" teriak Marcel pas kedua tangannya ditarik oleh anaknya.

Kelvin dan Kevin dengan kompak menarik sang daddy ke tempat duduknya kembali dan menekan bahu Marcel agar tidak menghajar Marvel lagi.

"Diam Daddy! Biar Opa aja," bentak Kelvin sewaktu marcel tetap memberontak dan membisikkan kata-kata agar sang daddy diam di tempatnya.

Marcel langsung melihat Reynaldy yang memperlihatkan urat-uratnya yang menonjol di leher sang papa. Marcel seketika terdiam pas mata Reynaldy tertuju padanya.

Si Bungsu Punya IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang