Pacaran

164 5 0
                                    

Selamat datang kembali ☺️











Tanpa berlama-lama lagi, mari kita lanjutkan membacanya 😘











Happy reading


•••

Awalnya Elysia bingung mendengar pertanyaan Satria. Tapi setelah Elysia berfikir, ia mengerti maksud pertanyaan cowok yang ada di depannya. Satria telah melamarnya. Tapi apakah, keluarga cowok menggemaskan itu tidak marah jika mereka menikah nantinya.

Elysia bisa melihat ketulusan cinta dari bola mata bulat milik Satria. Elysia harus tanya kenapa cowok berwajah kecil nan menggemaskan itu ingin menjadikannya sebagai istri Satria.

"Satria kenapa tanya gitu?" tanya balik Elysia mengambil tangan Satria yang ada di lehernya supaya ia tidak mengeluarkan suara-suara aneh yang akan membuat cowok polos itu kebingungan.

Satria masih saja tersenyum. "Aku udah suka sama Kakak sejak kakak jadi sekretaris Daddy," jelas Satria mengenai kapan ia mulai suka dengan cewek itu.

Elysia terpaku mendengar Satria sudah lama memendam perasaan sejak lama, sekitar 2 tahun.

"Kakak mau kan, jadi istriku?" tanya Satria lagi di saat melihat ke terdiam Elysia dengan harapan cewek itu menerimanya.

Elysia menghembuskan nafas panjang dan ia harus menjelaskan mereka tidak boleh ada hubungan apapun.

"Satria, emangnya keluarga Satria setuju kita menikah? Enggak. Apalagi Daddy. Satria kan tahu sendiri, seberapa sayangnya keluarga Brahmananda itu sama kamu," jelas Elysia memberikan penjelasan pada Satria.

Seketika Satria menundukkan kepalanya merasa sedih saat ia tidak bisa menikahi gadis yang sudah lama ia sukai karena terhalang keluarga besarnya yang terlampau sayang padanya.

Lagi-lagi Elysia menghembuskan nafas kasar sewaktu melihat bahu cowok menggemaskan itu bergetar. Ia yakin, cowok itu menangis dalam diam karena tidak bersatu dengannya.

"Kakak bukan nolak ajakan baik Satria ke Kakak. Kakak cuma takut aja kalau aku terima lamaran kamu, nantinya keluarga Satria marah dan mengusir kamu," ucap Elysia menasihati dengan tangan mengelus bahu Satria agar tidak menangis lagi.

Satria mengangkat kepalanya dan memperlihatkan mata yang sembab akibat menangis. "Tapi aku mau Kakak jadi istri aku," ujar Satria dengan suara lirih dan sesegukan.

"Oke. Kakak punya ide," beber Elysia memberikan jalan tengah untuk cinta Satria padanya.

Satria menatap Elysia dengan tangisan mulai mereda. "Apaan."

"Kasih Kakak waktu untuk jawab," balas Elysia yang belum bisa menjawab ajakan Satria.

Satria menghapus air matanya setelah mendengar saran yang diberikan oleh Elysia. Setiba pun menganggukkan kepalanya ribut.

"Iya Kak. Satria mau kasih Kakak waktu," jawab Satria yang kembali tersenyum lebar hingga memperlihatkan gigi putih bersihnya.

Elysia ikutan tersenyum bahagia melihat Satria sudah kembali tersenyum. Mungkin untuk sementara waktu, mereka begini dulu, baru setelah mereka dapat restu dari keluarga Brahmananda, mungkin mereka akan melanjutkan ke jenjang yang lebih serius lagi. Pernikahan. Ia juga kasihan mengingat betapa sakitnya Satria memendam rasa dalam diam.

Si Bungsu Punya IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang