Mau Punya Anak

18 1 0
                                    

18+











Assalamu'alaikum, kembali lagi  😊











Terima kasih sudah memberikan vote dan komen ☺️











Tandai typo!











Happy reading

•••

Di sebuah universitas terkemuka di Inggris–lebih tepatnya di sebuah kantin–terdapat pemuda imut ditemani cowok pelindungnya sedang makan siang.

Neeson yang melihat Satria murung, mengelus rambut pemuda di sampingnya lalu bertanya menggunakan bahasa Inggris, "Satria why?"

Satria mendongakkan kepala dengan hembusan nafas panjang sampai terdengar di telinga semua cowok di satu meja.

"Try story, what's," suruh Alba tidak mau membuat mahasiswa kesayangan sakit hanya karena Satria memendam permasalahannya sendiri sambil mengelus punggung sempit sang mahasiswa.

Satria menggelengkan kepala. Dia tidak mau menceritakan permasalahan rumah tangganya ke semua orang, termasuk pelindungnya.

"Sudah, ceritakan saja. Kami hadir untuk mendengar keluh kesahmu, Satria," desak Vince berbahasa Inggris mengingatkan Satria kalau masih ada mereka semuanya.

"Satria bingung. Kak Elysia minta sesuatu ke aku. Tapi aku tidak bisa kasih sekarang." Pada akhirnya Satria menceritakan kejadian kemarin pakai bahasa Inggris karena cowok di sekitaran mendesaknya terus.

"why can't it?" tanya Vion mengerutkan kening tanpa mencaritahu permintaan si Elysia.

"Satria isn't ready," jawab pemuda menggemaskan itu menundukkan kepala merasa sedih, mengingat tadi pagi sang istri mendiamkan dia. Bahkan, bekal yang biasa Satria bawa tidak dibuatkan oleh istri tercinta. Saat ini Satria lagi makan roti yang dibelikan Neeson di kantin.

Semua cowok di meja yang sama Satria, mengerutkan dahi dengan mata menyipit. Memang betul, ketika Neeson, Vion, dan Zeon melihat Satria sampai, Elysia tidak turun dari mobil atau sekedar memberi kata seperti hari-hari sebelumnya. Bahkan, dari pagi wajah Satria ditekuk terus, tidak ada senyuman manis terbit di bibir mungilnya.

Alba membawa mahasiswa kesayangan duduk di pangkuannya. "Memangnya Kak Elysia minta apa? Sampai-sampai kamu tidak bisa kasih?" tanya Alba berbahasa Inggris menangkup pipi chubby Satria.

Bukannya menjawab, Satria malah menyembunyikan wajah di dada bidang sang dosen. Tidak lama kemudian, punggung sempitnya bergetar hebat, sambil membayangkan apa yang terjadi pada dia ke depannya jika sang istri tetap marah.

Neeson mengangkat kepala Satria agar bisa melihat wajah pemuda imut itu dan benar saja. Wajah itu sudah sembab dengan air mata mengalir tiada henti dari mata bulat, bibir mengerucut, dan suara tangisan terdengar sampai ke penjuru kantin.

"Is it real sad?" gumam Zeon ikutan menundukkan kepala, dia bisa merasakan betapa sedihnya Satria saat ini.

Satria menggelengkan kepala. Dia tetap tidak memberitahu permintaan sang istri ke cowok di sekitarnya. Bukan apa-apa,  pemuda menggemaskan itu hanya malu saja kalau dia membeberkan permintaan Elysia.

Vince yang tidak sabaran, mengambil pisau makan di atas meja lalu ia menodongkan pisau itu ke Satria.

Semua cowok di meja tersebut syok, mata melebar atas tindakan ketua BEM mereka. Neeson dan Alba yang paling dekat dengan Satria, langsung menghalangi pemuda imut itu dari pisau tersebut agar tidak ketakutan.

Si Bungsu Punya IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang