44. Keputusan

10 0 0
                                    

Kami menunggu beberapa hari sampai akhirnya merasakan keberadaan Para Raja Berlian di tanah Nersia. Aku dan Raja Josuan berdiri di antara dua naga untuk menyambut mereka. Kaumku juga berdiri dengan kaki yang kuat. Memperlihatkan kepada mereka bahwa kaum Bawah bukan lagi orang lemah.

Raja Julister, Arum, dan Xenia menunggangi kuda ke arah kami. Aku bisa melihat ketenangan di wajah mereka. Para raja memang diciptakan berbeda. Mereka tidak akan menunjukkan ketakutan meskipun ini kali pertama mereka melihat para naga mematikan.

Di belakang para raja, jutaan pasukan menyertai. Melaju pelan dengan kuda-kuda, bahkan yang masih muda berjalan dengan kaki. Selama aku hidup di Julister, Bangsawan tidak pernah berkumpul seperti ini. Tidak pernah memiliki satu tujuan untuk dicapai bersama.

Para raja menuruni kuda. Lalu berjalan ke arahku. Mereka bertiga pasti sudah mengenalku dari desas desus kota.

"Kau memiliki kekuatan neraka," kata Raja Julister sambil mendongak melihat Eldragar dan Krakatau." Lalu dia menunjuk Dennis. "Jika kau benar-benar serius dengan penawaran kita saat ini, Jagat, sekarang kau harus melepas Dennis sebagai tanda niat baik."

Di antara semua raja, dia adalah orang yang paling dominan. Semua orang melihatnya dengan hati rendah. Dia memiliki aura yang paling mengagumkan. Namun tetap saja kaumku tidak setuju. Dennis harus membayar apa yang telah dilakukannya.

Namun bagiku ini keputusan gampang. Para Bangsawan tidak akan kabur karena kami memiliki dua naga yang menyeramkan.

Aku berjalan ke arah Dennis. Dia melihat mataku dengan dendam yang cukup besar. Dia tidak akan macam-macam di depan Raja Julister yang sangat disegani. Saat aku memotong tali yang mengikat tangannya. Dia mengambil belatiku dengan sangat cepat. Lalu menggores telapak tangannya sendiri hingga meneteskan darah.

Kaumku ingin maju. Aku menahan mereka.

"Ini dendam seumur hidup," kata Dennis di depan wajahku. "Jika suatu saat kita bertemu lagi, itu artinya pertarungan sampai mati. Jika kita berada dalam satu ruang, maka salah satu harus berhenti bernapas. Jika kita berperang lagi, salah satu benar-benar harus mati. Kita akan memegang janji darah ini sampai salah satu dari kita membusuk di neraka!"

Pernyataan dendam dari Dennis hanya membutuhkan satu jawaban. Aku mengangguk mengiyakan. Lalu dia berlalu untuk berdiri di antara Raja-Raja Berlian.

"Apa yang ingin kau tawarkan, Jagat?" Raja Julister memulai negosiasi.

Aku menyilangkan kedua lenganku di depan dada. "Kami hanya meminta hal sederhana, kaum Bawah akan tinggal di Nersia.

Raja Arum berdehem, "Itu wilayah yang cukup besar, bukan hal sederhana. Kau pasti tahu kalau Bangsawan tidak sudi hidup berdampingan dengan para Bawah."

"Nersia menjadi hal sederhana karena kami memiliki kekuatan untuk menaklukkan seluruh Berlian," kata Raja Josuan. "Namun kami tidak melakukannya."

"Mengapa kalian tidak melakukannya?" Kata Raja Xenia sambil mencabut pedangnya. "Kalian mungkin akan membunuh lebih dari setengah kaum kami, namun naga-naga itu tidak abadi. Mereka bisa mati. Kami akan melempar jutaan tombak, pasti salah satunya akan membunuh makhluk kotor itu.

Darrel dan Erwin maju ke depan merespon gerakan Raja Xenia. Raja yang lain menenangkan raja yang paling muda itu. Dia menyarungkan pedangnya kembali.

"Kami akan membunuh jutaan Bangsawan, lalu yang tersisa hanyalah anak-anak manja yang tidak pernah mendengarkan. Kau akan mati," ucapku menunjuk para raja satu persatu. "Kalian tidak akan mengakuinya, tapi aku tahu kalau generasi Bangsawan adalah anak-anak malas. Tidak satu pun dari mereka yang cocok menjadi raja, bahkan tidak ada satu pun dari anak-anak Bangsawan yang akan menjadi penerus Tujuh Dewa Nersia."

Perang Berlian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang