•
•
•Lisa mencari vas bunga untuk bunga yang baru saja ia dapatkan. Agar bunga itu tetap hidup dan segar. Ia mencari kesana kemari di dalam kamarnya, sehingga ia menemukannya di atas meja belajar. Ia segera mengambil vas itu dan mengisinya dengan air setelah itu menaruh bunga mawarnya didalam vas. Ia tersenyum sembari meletakkan vas bunga diatas meja belajarnya. Menatap dengan serius dan membayangkan bahwa ia sedang berada di surga bunga.
"Bunganya cantik banget.."
"Rasanya aku berasal di taman surga" Lisa terus memandangi bunga mawar itu.
"Shean lucu.. Eh-"
"Astagfirullah, mikir apa sih kamu lisa?!" Lisa terkejut dengan pikirannya sendiri.
Sementara itu..
"Hari ini seneng banget bisa ketemu sama Lisa. Mana mukanya lucu banget lgi pas nerima bunga itu.. Pftt.." Ucap Shean.
"Huh.. Lisa.. Aku harap kita ditakdirkan bersama. Karena, kamu terlihat manis sekali.. Aku ingin kamu menjadi milikku" Ia mengambil sebuah buku kecil dari laci mejanya.
"Selain suka bunga, Lisa suka coklat juga??" Shean melihat buku yang ia pegang.
"Dia suka kucing, coklat, bunga mawar, dll?.. Eh, apa ini" Wajahnya sedikit kebingungan.
"Liontin?? Ini milik Lisa?.."
"Ohh.. Aku ingat, saat kebakaran itu mungkin liontin nya tidak sengaja jatuh..."
Ia terdiam sejenak dan memikirkan kejadian saat kebakaran itu. Wajah Shean tiba tiba berubah menjadi merah muda.
"Sadar Shean! Lu harus balikin liontin ini ke dia. Tapi.. Besok aja deh"
Keesokan harinya
"Eugh... Udah pagi?? Yang bener aja. Masih ngantuk..." Shean terbangun dengan nyawa yang masih setengah sadar.
"EH, LIONTIN LISA!?" Ia langsung terbangun dan mencari cari liontin tersebut.
"Syukurlah.. Masih ada liontinnya.." Akhirnya ia menemukan liontin itu dan menghela nafas panjang karena lega.
"Mandi dulu deh, baru kerumahnya Lisa" Ia bangun dari tempat tidur dan segera ke kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, seusainya dari kamar mandi Shean keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terlilit di pinggang nya dan memilih pakaian yang harus ia kenakan hari ini untuk bertemu dengan Lisa. Masih mencari cari pakaian yang pas, akhirnya ia menemukannya.
Ini gambaran pakaian yang digunakan Shean hari ini.
"Nah, kayaknya ini bagus" Ucapnya.
"Oke fiks yang ini"
Skip
"Tenang..tenang Shean..pasti bisa! Ayok sekarang berangkat"
Sesampainya dirumah Lisa, Shean masih ragu untuk mengetuk rumahnya. Ia takut Lisa tidak menerima kedatangannya. Terlalu lama ia berfikir tiba tiba pintu rumah Lisa terbuka, Shean terkejut dan terdiam sejenak. Ternyata yang membuka pintu tersebut adalah Lisa sendiri.
"Shean?? Kamu ngapain pagi pagi kesini??" Tanya Lisa.
"...." Tidak ada jawaban sama sekali dari Shean, ia masih melamun karena kecantikan Lisa pada saat ini.
"Eh.. Halo??" Lisa melambai lambaikan tangannya di wajah Shean.
"Hah? Eh Halo Lisa.." akhirnya dia sadar dari pikiran itu lalu tersenyum kepada Lisa.
"Kenapa datang ke kesini??"
"Eh, anu.. Ini aku mau balikkin-" belum selesai berbicara omongan Shean di potong oleh Amelia yang datang entah dari mana.
"LISAAAAA AKU KANGENNNN" Teriaknya.
"Amelia?? Kamu juga ngapain kesiniii?"
"Kangen sama bestie aku yang lucu ini"
Matanya kini menatap Shean kebingungan. Amelia menatapnya dari atas sampai bawah dan mengendus ngendus Shean.
"Heh, ngapain lu ngendus ngendus begitu? Cabul ya lu!?"
"Dih, istighfar gak lu. Gue ngendus ngendus karna lo beda banget hari ini"
"Beda darimananya coba? Gue tambah ganteng ya? Thanks"
"Idih, najis banget. Tumben hari ini rapi amat. Biasanya kek gembel"
"Jaga ya omongan lu, sebelum gue tabok tu mulut. Orang sehari hari gue emang rapi begini kok"
"Ada yang beda, lu hari ini lebih wangi daripada biasanya"
"Tau aja, naksir ya lo sama gue"
"Amit Amit anjir, kurang kerjaan banget gue naksir sama lu"
"Udah udah, kalian ini ngapain berantem sih?? Pusing aku lihatnya tau gak" Lisa berusaha melerai keduanya.
"Dia duluan Lisa.. Aku ga ngapa ngapain loh??" Ucap Shean lemah lembut.
"Giliran ke Lisa aja, sok lembut banget lu ngomong. Giliran ke gue kasar amat"
"Mang napa sih? Heran, daripada ngurusin orang mulu"
"Lagian lo ngpain ke rumah nya Lisa, mau ketemu bapaknya Lisa lo?"
"Niatnya sih begitu yah.. Tapi kapan kapan aja deh. Gue kesini mau balikin liontin Lisa yang jatuh pas kebakaran itu. Ga punya niat lain."
"Bohong kan lo. Pasti punya niat yang lain"
"Serah lo deh, capek gue. Oh iya ini liontin kamu yaa Lisa"
Shean memberikan liontin tersebut kepada pemiliknya, Lisa pun menerima dengan rendah hati. Tak lupa juga ia mengucapkan terimakasih kepada Shean. Pria itu hanya membalasnya dengan senyuman.
"Yaudah sekarang sana pergi, udah kan?"
"Astagfirullah, gaboleh ngusir begitu Amel. Ga baik, apalagi Shean datangnya dengan niat baik loh"
"Dengerin tuh kata Lisa, kek punya dendam pribadi aja lu sama gue."
"Iya sih, tapi muka dia ngeselin banget" Amelia hanya membuat ekspresi kesal dan sinis kepada Shean.
"Ngeselin darimana?? Muka dia kek orang baik baik kok"
"POKOKNYA NGESELIN. kesel aku lihat mukanya."
"Muka secakep begini dibilang ngeselin, aneh lo pendek."
"BACOT LO TIANG" Ucap Amelia dengan nada tinggi sembari memberikan jari tengah lalu masuk kedalam rumah Lisa.
"WOY, GA SOPAN YE LU YAKULT. GUE TANDAIN MUKA LU" wajah Shean kini mendadak menjadi kesal.
"Udah udahh.. Jangan berantem lagii..."
Shean diam sejenak lalu menatap Lisa dengan seksama. Lisa yang di tatap Shean hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Maafin atas perlakuan Amelia ke kamu ya, Shean. Mungkin anaknya lagi ga mood"
"Ah iya gapapa kok Lisa, Sans aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesuci Cintamu
Novela JuvenilCerita ini mengisahkan tentang sebuah cinta segitiga. Satunya ingin dicintai karena kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya, dan yang lain sudah menyukai sejak pertama kali bertemu. Mereka berdua sahabat dari kecil dan menyukai 1 gadis canti...