Elang, bagaimana kamu bisa bertahan selama ini?
.
.
.[Jakarta, 2018]
Masih di hari yang sama saat Dame pertama kali mendengar semua rahasia kelam itu.
"Maafkan Papa, Dame."
Dame kembali menepis tangan sang ayah yang lagi-lagi mencoba mengenggam. Beberapa menit juga telah Dame lakukan untuk tetap tenang mendengar semua rahasia yang Ayahnya ungkapkan sendiri, namun sepertinya, hati Dame benar-benar tidak bisa, Dame sangat terluka.
Pemuda yang berhati hangat tersebut benar-benar dilanda kekecewaan yang luarbiasa atas fakta kelakuan ayahnya yang tidak terpuji ini. Dame sampai frustasi, dia memukul dada ayahnya ribuah kali, meminta agar semua yang didengarnya adalah tidak benar atau berharap ayahnya bercanda. Akan tetapi, semua tidak sesuai ekspetasinya, Banar justru terus mengucapkan kata maaf seolah tak memiliki alasan untuk menyangkal dan mengakui semua dosa-dosa yang dilakukan selama ini.
"Tolong jangan beritahu Mama dan Kakak, Dame. Papa mohon. Papa akan jelaskan sendiri ke mereka tentang semua ini."
Di lorong yang sunyi, jauh dari ruang rawat Nuha, Banar dirundung kegelisahan.
Setelah semua rahasianya terbongkar secara tidak sengaja, Banar bergegas meminta maaf pada Dame yang saat itu tiba-tiba saja terlihat di dalam kamar rawat Welang dengan tatapan penuh kekecewaan kepadanya.
"Kalau aja aku nggak dengar semuanya hari ini, apa Papa akan berencana untuk menutupi dari kita selamanya?"
"Papa berniat akan memberitahu kalian berdua saat kalian SMA nanti. Ketika kalian sudah lebih dewasa dan mengerti."
"Papa pikir aku belum dewasa sekarang? Kak Deo? Deo udah kelas satu SMA apa Papa ada niatan untuk jelaskan ke dia? Papa keenakan aja rahasiakan ini dari kita, selagi bisa ditutupi, Papa akan terus menutupi aib Papa yang memalukan ini selama mungkin."
"Dame..." Banar sangat tahu, meskipun anaknya ini dari segi umur masih sangat muda, tetepi pemikirannya sudah sangar dewasa dan kritis.
"Papa memang berhak mendapatkan rasa benci dari kamu, tapi Papa mohon jangan beritahu Mama. Papa yakin Dame mengerti alasannya."
Sejak saat itu, Dame mendiami ayahnya beberapa waktu. Butuh beberapa waktu untuk Dame mencerna dan menerima keadaan ayahnya yang berselingkuh bahkan memiliki anak seusia dirinya, bahkan anak itu adalah Welang, bahkan anak itu adalah rival peringkatnya selama ini.
Dame meninggalkan Banar dengan mata yang tajam. Pemuda itu berlari, entah ke mana tungkainya tuju.
Jadi Mauligue itu, Dame dan Welang benar-benar penghubung saudara? Sial kenapa Dame tidak pernah sadar selama ini?
Tepat tubuhnya sampai di tepi pembatas, Dame berteriak lantang meski sedikit terganggu oleh angin yang kencang. Dame tidak peduli, dia hanya ingin mengeluarkan sesak hatinya yang tak tertahankan, meneriaki semua kehidupan konyolnya yang rupanya sangat menyedihkan. Sangat kencang sampai tenggorokan terasa kering.
Benar-benar tidak disangka, Sosok ayah penyayang keluarga yang selama ini Dame kenal tidak disangka-sangka lebih buruk dari sosok ayahnya Fauzi temannya yang otorirer itu.
"Keluarga cemara apaan!!! Sialll..." teriak Dame.
Namun sebenci apapun Dame terhadap Banar, pria itu tetaplah ayahnya. Waktu yang Dame lalui untuk menerima membuahkan hasil. Melalui proses observasi dan perenungan, Dame sadar, ayahnya memang salah, namun akan lebih salah jika Dame tidak berbuat apa-apa kepada Welang yang jelas-jelas adalah korban yang dari sudut mana pun selalu menjadi pihak yang paling terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoar Hometown
Fanfiction{Brothership, Familly, Slice Of Life, Sicklit, Angst} Semuanya terasa sangat membingungkan bagi Welang. Dalam ingatannya rumah adalah tempat yang paling nyaman dan menyimpan banyak sekali kenangan yang sulit dilupakan. Namun saat ini, rumah dan selu...