Hentikan Waktu Hari Ini

615 102 125
                                    

"Biakan kami yang menggantikan, Elang."
.
.
.

Pagi ini rutinitas Dame kembali pada setelan awal. Dia sudah sibuk sendiri sejak subuh, yang mana membangunkan Welang, membantu memandikan, menemani makan, tidur bersama serta tak lupa fisioterapi wajib yang tidak pernah absen dilakukan.

Semua kegiatan menyibukkan itu, Dame lakukan dengan sepenuh hati, bahkan merasa tak keberatan sama sekali. Dame sangat senang merawat adiknya seperti dulu meskipun sesekali merasa lelah karena Welang yang terkadang tidak menurut dan mudah merajuk.

Meski demikian, tidak ada keluhan kasar yang keluar dari mulut pemuda mungil itu, yang ada hanya senyuman dan haru, sebab semua rasa lelahnya seakan terbayar saat melihat Welang yang tersenyum.

Bahagia tandanya fisik ikut merasakan dampaknya. Bahkan semenjak kedatangan Dame, demam yang Welang alami mulai mengalami penurunan signifikan dan rekor untuk kemarin, Welang bebas demam.

Sebuah progres yang baik berdasarkan informasi yang Dokter jabarkan kemarin malam. Mereka turut bangga dengan kekuatan ikatan batin keduanya. Dokter Sam pun mengakui jika Pasien khususnya tersebut menunjukkan tanda-tanda yang baik dari hasil tes yang dilakukan kemarin sore. Padahal waktu baru berjalan tiga hari semenjak kedatangan Dame.

Hanya satu yang perlu semuanya perhatikan dalam menjaga Welang, yakni menghindari agar pemuda itu tidak terjatuh atau terbentur agar tak berakibat fatal mengalami pecahnya anemurisma yang diderita.

Meskipun secara realita, Perubahan yang Welang rasakan tidak mengubah keadaan fisik Welang menjadi lebih baik secara keseluruhan, tetapi Dame tetap berhasil membangkitkan kembali rasa antusias Welang pada sekelilingnya, seperti misal, mulai banyak menanyakan sesuatu yang dianggap menggelitik pikiran dan mengganggu perasaannya.

"Kamu Kakak aku? Emang kita mirip?"

"Aku masih sekolah?"

"Emang Mama sama Papa dimana?"

"Kok kita tinggal sama Nenek sama Kakek aja?"

"Kok bisa?"

"Emang boleh?"

"Kenapa kakiku nggak bisa ditekuk?"

"Kenapa aku nggak bisa denger kalau nggak pakai alat?"

Dan masih banyak lagi..

Adalah pertanyaan umum yang sering Welang ajukan seperti saat awal-awal kebingungannya terhadap indentitas dirinya sendiri. Ini lebih baik, bahkan sangat baik dari yang sebelumnya hanya diam tanpa memiliki minat 'penasaran' pada dirinya sendiri. Tapi tidak masalah, selagi hari ini berubah baik karena semua orang mengharapkan ini terus terjadi hingga jadwal operasi ditetapkan.

"Cucuku tertawa?" Marco menoleh Dokter Sam tak percaya. Setelah beberapa hari disibukkan dengan perusahaan dan masalah donor Mario, Marco terkejut dengan perubahan sang cucu yang wajahnya nampak berseri.

Dokter Sam mengalihkan Ipad pada dua pemuda yang sedang menikmati acara sarapan di teras samping. Dame terlihat membungkuk, seperti tengah mengambil sesuatu yang terjatuh disamping tempat Welang duduk. Sebelahnya lagi, suster Hani terlihat tertawa, entah menertawakan apa, yang jelas seperti tengah menertawakan kedua pemuda yang Ia temani.

"Sekarang Anda benar-benar percaya jika kesembuhan juga tidak hanya berasal dari obat-obatan medis?"

Tuan Marco Bendetti, menoleh sendu. Penyesalan tergambar jelas dari sorot mata yang redup. Sikap skeptis yang malah merugikan banyak pihak itu tak akan lagi Ia ulangi.

Memoar HometownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang