Semua tindakan yang Welang lakukan selalu berdasar pada alasan, Tolong jangan hakimi!
.
.
Hidup membawa Welang untuk terus beradaptasi. Dari segi emosional, Welang telah menjadi sosok kuat mental yang mencapai titik mati rasa. Jangan tanya hal itu terjadi karena apa, sebab semua orang pun pasti tahu apa yang membuat dia seperti itu.
Tangis air mata pemuda itu pun perlahan mulai hilang seiring berjalannya waktu, seiring perlakuan kasar yang diterima dari ibunya yang kehilangan akal sehatnya, juga seiring pengabaian dari ayah bejatnya berikan. Semua itu seolah tuntas menghapus sisi belas kasih dan rasa cinta punya di relung hati pemuda lima belas tahun itu.
Seseorang pernah berkata bahwa Kehancuran mental pelaku selalu berawal setelah menjadi korban. Mungkin itu adalah perumpamaan yang paling tepat diberikan kepada Welang saat ini.
Welang menjadi liar.
Kegagalan Welang dalam mengatasi mentalnya sukses berimbas pada perilakunya yang menjadi buruk.
Buah tidak jauh jatuh dari pohonnya, itulah yang terjadi pada Welang saat ini. Welang mewarisi sedikit demi sedikit sifat 'psikopat' yang Celine miliki sebagai hasil dari ketidakberdayaannya melawan. Tumbuhlah benteng diri yang disebut 'pelampiasan', lalu memuncaklah emosi negatif yang disebut 'dendam' keduanya tidak akan berhasil dieksekusi tanpa sebuah 'sarana' maka muncul lah sosok Dame yang menjadi sasaran empuk untuk Welang menyalurkan segala rasa dan dendam atas ketidakadilan yang dimiliki, dibantu bisikan iblis yang bernama Mario.
Alhasil Welang dengan bebas melakukan perundungan, memanipulasi apapun yang bisa dimanipulasi dengan sifat bengisnya yang selalu tidak disukai teman-temannya di sekolah.
Tak terhitung berapa kali jumlah perundungan yang telah Welang lakukan kepada Dame. Dimulai dari pengancaman.
Ya, bermula dari ide cemerlang Mario membuat skenario yang apik dan mulus. Kedua saudara sepupu tersebut berhasil memasukkan Dame masuk dalam perangkap mainan mereka dan berhasil menjadikan Dame 'pesuruh' yang dapat diandalkan keduanya.
Mario saat itu tahu problematik terkait target prestasi yang tengah sepupunya hadapi tersebut. Bagaimana kesulitan Welang mencapai target lolos kursi olimpiade melawan Dame dan juga target peringkat kelas wajib nomor satu yang harus Welang capai. Rasanya sulit, sebab Welang sendiri mulai kehilangan kemampuan berkonsentrasi akhir-akhir ini. Maka dengan maksud menjadi sepupu yang baik, Mario berencana membantu Welang.
Memasukkan selembar kunci jawaban di sela bangku Dame, lalu menyebarkan gosip jika seseorang siswa telah berkompetisi kotor untuk memenangkan kompetisi seleksi. Dan berhasil. Dame berhasil tertangkap dan dituduh melakukan kecurangan. Setelah itu tentu Dame diadili, dengan mendatangkan Banar selaku orang tua untuk memberi peringatan sekaligus pengumuman gugurnya Dame masuk jajaran peserta seleksi olimpiade.
Pada akhirnya, Welang tidak ada lawan, ia lolos masuk team dan mendapat pengakuan serta pujian luar biasa dari Celine. Welang aman, Mario senang. Semangat api-api mereka makin membara.
"Gue mau Banar keteteran ngurusin anaknya. Kalau bisa, Kakak Dame yang kayak mayat itu siapa yang nerima hukuman juga."
"Tapi dia anggota Osis, bahaya, power-nya kuat, nanti kelakuan kita ketahuan, nggak seru lagi dong mainin Dame, Lang." sahut Mario.
"Enggak, main halus, gue yakin lo mampu. Gue suka liat Banar mukanya tegang terus marahin anaknya didepan kepala sekolah." Welang terkekeh. Ingatannya kembali saat tak sengaja melihat Banar dan anak itu bertengkar hebat di depan pintu ruang kepala sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoar Hometown
Fanfiction{Brothership, Familly, Slice Of Life, Sicklit, Angst} Semuanya terasa sangat membingungkan bagi Welang. Dalam ingatannya rumah adalah tempat yang paling nyaman dan menyimpan banyak sekali kenangan yang sulit dilupakan. Namun saat ini, rumah dan selu...