35 Lucid Dream

267 22 2
                                    

Sebelum membaca:
"Orang yang mengalami lucid dream mampu mengendalikan apa yang terjadi dalam mimpi, siapa yang ada di dalamnya, apa yang sedang terjadi dalam mimpi, serta detil-detil lainnya."

-Sumber: hellosehat.com


Happy Reading!


POV: KANAYA


Sepertinya tadi aku jatuh di lantai. Pusing rasanya. Aku coba berdiri di ruangan dengan lampu temaram. Orang-orang yang ada di ujung ruangan hanya menatapku tanpa ada niat membantu. Sialan.

Setelah berdiri aku mengedarkan pandangan ke sekililing ruangan. Sebuah neon sign di salah satu sisi ruangan membuatku ingat pada salah satu mimpiku dulu. 'Your Studio Hotel' begitulah yang terbentuk dari lampu neon bernuansa biru dan pink itu. Ini adalah tempat dulu aku bermimpi Mas Saka sedang bersama Mbak Angi setelah kehujanan di jalan. 

Jangan-jangan aku masuk ke mimpi itu lagi? Mungkin karena waktu itu aku berontak dan tak mau mengikuti alur yang seolah sudah disiapkan di mimpi ini.

Akhirnya kuputuskan untuk berjalan lebih jauh menuju meja resepsionis. Dan seperti harapanku, mereka tidak melakukan apapun selain menatapku kosong.

Pernah tahu tentang Lucid Dream? Sepertinya aku sedang di keadaan itu sekarang. Karena aku bisa berfikir untuk melakukan apa. Aku bisa mengendalikan diriku sendiri, dan mimpi ini. Harusnya aku juga bisa mengendalikan apapun sesukaku.

Oke, aku mau ketemu Mbak Angi!

Tubuhku serasa terbang melewati lorong demi lorong hingga akhirnya aku menembus sebuah ruangan. Mbak Angi sedang berbaring di ranjang. Dia membaca buku yang entah apa itu isinya. Sepertinya novel. Awalnya ingin sekali aku langsung berlari lalu ikut berbaring di sebelahnya. Sayangnya fokusku teralih pada suara gemericik air di ruangan yang sepertinya kamar mandi. Pasti itu Mas Saka! Jadi benar, mereka pernah menginap berdua? Rasanya aku ingin berteriak sekarang. Tapi di sisi lain aku sangat merindukan perempuan yang sedang berbaring mengabaikanku itu.

Aku akhirnya memilih berdiri di ujung ruangan yang lebih gelap karena memang hanya lampu tidur yang menyala. 

Suara pintu berdecit saat orang yang tadi mandi di dalam sana mendorongnya pelan. Aku sudah siap melihat apapun yang akan terjadi.

"Mau mandi gak lo? Dingin banget tapi."

Heh? Mas Saka sepertinya jarang pakai gue-lo kalau ngomong, kecuali dengan beberapa orang. Dan Mbak Angi tentu bukan salah satu dari orang-orang itu.

 Aku memicingkan mata untuk memastikan sosok bertelanjang dada yang baru saja keluar dari kamar mandi. Mas Awan! Sia-sia aku nungguin sejak tadi.

Tapi aku akhirnya bisa tersenyum melihat itu. Bukan hanya karena aku begitu senang bisa melihat dua kakakku lagi, aku juga merasa lega ternyata bukan Mas Saka yang sekamar dengan Mbak Angi. 

Jadi kemana Mas Saka? Malam itu aku sungguhan melihat dia yang berlarian dari motor, bukannya Mas Awan.

"Udah tau di luar hujan, malah mandi tengah malam begini!" Aku sontak menengok jam dinding saat Mbak Angi bilang begitu. Sudah hampir jam satu.

"Saka jemput jam berapa?"

"Katanya sih jam satu." Mbak Angi menjawab sambil mengecek jam tangannya.

Mas Awan lalu menjatuhkan badannya ke kasur di samping Mbak Angi. Ia membenamkan wajahnya di bantal putih polos, badan dan rambutnya yang masih basah akhirnya ikut membasahi area yang ditindihnya.

Mengganti Pelangi [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang