65 Satu Permintaan

350 24 8
                                    

POV: SAKA

Sial!

Sakit banget ini. Bodoh sekali tadi aku harus membiarkan Kanaya pergi. Buat yang percaya tingkatan tertinggi cinta adalah merelakan, hatimu terbuat dari apa saudara?

Aku masih berdiri di bibir pantai. Matahari sudah semakin turun sejak terakhir kali aku sampai bersama Kanaya tadi. Bagian bawah celana jeansku sepertinya sudah basah sekali dengan air laut, pasir-pasirnya yang kasar juga menempel dan membuatnya semakin tak nyaman saat bersentuhan dengan kulit.

Di tengah dingin dan sesak itulah tiba-tiba ada kehangatan yang menyentuh punggungku. Kehangatan yang tidak asing untukku. Kehangatan yang sudah lama sekali kurindukan.

"Maaf, Mas."

Aku belum sepenuhnya paham, tapi aku melepas tangan yang melingkar erat di antara dada dan perutku itu. Setelah bebas, aku berbalik dan menemukan Kanaya disana. Sudah tiga tahun kah ini? Apa karena tadi aku kalut dengan kesedihanku, aku masuk ke alam jin dan waktu tiga tahun kulewati begitu saja. 

Masih aku bertanya-tanya, Kanaya malah memelukku lagi. Kali ini dari depan. Dia membenamkan wajahnya dalam-dalam disana. Astaga, aku sangat merindukannya. Kubalas pelukan itu erat-erat. 

Agak lama sepertinya aku memeluknya sampai Kanaya sedikit memundurkan badannya dan mendongak menatap mataku. Dia tersenyum sekarang. Senyum untukku? 

Aku belum siap. Aku masih belum sepenuhnya sadar saat dia tiba-tiba berjinjit dan mengecup pipiku satu kali. Setelah itu dia kembali memelukku erat. Nakal banget astaga.

"Maaf," sesalnya dalam pelukan itu.

"Mas, ngomong dong!"

Kekesalannya itu malah membuatku tersenyum.

"I miss you, sayang."

Ya, cuma itu yang terbesit di otakku untuk diucapkan.

"Ehm... Mas?" Kanaya bergumam masih dalam pelukanku.

"Hmm?"

"Selamat ulang tahun ya, Mas! Sorry kalau ngerjainnya kelewatan."

ASDFGHJKL!!!

Saking galaunya aku malah lupa ulang tahunku sendiri. Lagian umur segini gak ada sedikitpun aku terpikirkan tentang tanggal kelahiranku. 

Tapi ini yakin cuma sebagai prank di hari ulang tahunku? Sampai berbulan-bulan loh aku luntang-lantung gak ada harapan. Ini sih bukan prank, ini Kanaya dendam banget kayaknya. Untuk sementara bodo amat lah ini prank atau apa, aku terlanjur nyaman mendapat pelukan sehangat ini. 

Cukup lama kami melepas rindu dalam pelukan, akhirnya Kanaya menarik tubuhnya sedikit mundur. Mataku tak bisa melepas dari menatap manik matanya. Kanaya tersenyum lagi saat itu. Berbulan-bulan senyum ini bukan untukku, makin manis saja kalau dilihat. 

"Aku boleh minta hadiah, Nay?"

"Baru aja aku ngasih satu permintaan."

Ini nih! Ya tau lah apa yang sedang ada di pikiranku. 

Kupejamkan kedua mataku dengan penuh harap. Sudah hampir setahun aku menunggu untuk bisa merasakannya lagi. Perlahan, kudekatkan wajahku dengan mata masih terpejam. Perlahan harum wangi parfum andalan Kanaya semakin memenuhi hidungku.

"Sialan!" pekikku kaget saat tiba-tiba bagian belakang kaosku serasa ditarik keras. Sesaat kemudian tarikan itu berubah menjadi pitingan di leher tapi si pemilik tangan masih membawaku menjauh dari Kanaya. Saat badanku yang semakin jauh di tarik, aku melihat Kanaya yang tertawa puas. Prank apa lagi ini, astaga! 

Mengganti Pelangi [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang