36 Obrolan Kakak-Adik

264 20 3
                                    

Sebelum membaca:
Hujan Meteor Lyrid adalah hujan meteor yang puncaknya biasanya terjadi sekitar bulan April. Lokasi pengamatannya adalah di sekitar konstelasi Lyra.



Happy Reading



Kanaya dan Diah baru saja pulang saat mereka melihat Awan duduk sendirian di teras. Diah mengambil alih belanjaan mereka dari tangan Kanaya lalu masuk ke dalam rumah. Sementara Kanaya mendekati kakaknya yang tampak melamun. Kanaya jadi merasa bersalah dengan permintaannya tadi pagi.

"Mas ganteng?" Goda Kanaya sambil mencolek dagu kakaknya yang masih menyisakan bulu kasar karena belum lama dicukur.

Awan menoleh sambil mengumbar senyum. 

"Mas Awan gak kepikiran gara-gara omonganku tadi pagi, kan?" Tanya Kanaya setelah duduk di kursi yang bersebelahan dengan kakaknya. Awan menggelengkan kepala. "Terus kenapa ngelamun disini?"

"Kalau di kamar malah diajakin Kian ngobrol dong, Nay. Gak jadi ngelamun ntar."

Kanaya menggaruk kepalanya. "Iya juga, ya?"

Awan tersenyum. "Masuk aja gih. Udah malem."

"Gak bisa. Sekarang aku yang malah kepikiran Mas Awan. Merasa berdosa banget aku udah ngomong gitu. Maafkan adinda ya, kanda!"

Awan mengacak pucuk kepala adiknya sambil tersenyum gemas.

"Aku gak mikirin itu, Nay. Aku mikirin adekku yang besok juga udah dewasa. Terus suatu hari nanti bisa aja kamu nikah, terus dibawa pulang sama suami kamu."

"Kejauhan mas mikirnya. Aku dapet ijazah SMA aja belum." Protes Kanaya. "Lagian bisa aja Mas Awan yang malah nikah duluan."

Awan menatap ke arah kakinya sendiri. "Gak bisa, Nay, kalau itu. Aku harus pastiin kamu dapet orang yang tepat dulu, baru aku bisa tenang ngasih orang itu tanggung jawab buat jagain kamu."

Mendengar itu Kanaya yang terharu langsung mengangkat kursinya agar lebih dekat dengan kakaknya. Ia mengalungkan kedua lengannya ke leher Awan dari samping, lalu merebahkan kepalanya di pundak pria itu. "Kayak apa sih kriteria cowok buat Kanaya kalau menurut Mas Awan?"

Awan berpikir keras, Ia tahu jawabannya tapi tidak tahu harus bagaimana mengeluarkan kalimat yang tepat.

"Kayak Brian?" Tebak Kanaya, karena Awan memang selama ini seperti rela kalau adiknya main dengan cowok itu.

Tapi Awan malah menggelengkan kepalanya. "Dia cocoknya jadi sahabat kamu aja, kalian banyak kesamaan. Tapi kalau buat ngelindungin kamu, aku masih ragu dia bisa."

Kanaya mencoba menebak kandidat lain lagi. "Kak Kian?" Tentu saja nama itu yang terlintas dipikirannya. Kian dan Awan sekarang dekat sekali. Sudah beberapa bulan terakhir mereka berbagi kamar. Jadi pasti Awan mempertimbangkannya.

"Kian baik orangnya, tapi dia terlalu banyak nyimpen rahasia. Kamu tahu kan dia mantannya Angi?" Kanaya mengangguk mendengar pertanyaan kakaknya. "Aku baru tahu setelah mereka putus. Angi cerita. Aku sampe sekarang masih bingung gimana ceritanya mereka bisa pacaran. Kian tiap ditanya pasti jawabnya 'ya namanya takdir' gitu terus. Jadi aku belum 100% yakin sama dia."

Kanaya memutar otak lagi. Ia sebenarnya ingin menyebutkan satu nama tapi belum berani. Khawatir Awan malah emosi kalau dengar. Jadi akhirnya Ia menyebut nama lain. "Siapa lagi? Reynaldi?"

Mengganti Pelangi [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang