10.

10 1 0
                                    

Di supermarket, Lisa sedang belanja disuruh mamanya tadi.

"Habis telur.... apalagi ya?" tanyanya pada diri sendiri sambil memegang kertas daftar belanjaan dan tangan satunya mendorong troli belanja.

"Oh, iya. Ayam!" seru Lisa baru ingat.

Lisa pergi menuju freezer berisi ayam.

Sret!
Membuka pintu freezer.

"Yah, sisa satu," gumam Lisa manyun.

Lisa mengambil ayam itu.

Set!

Sebuah tangan besar tangan sengaja menyentuh tangannya sedang memegang ayam. Lisa terdiam beberapa detik. Ia yakin,  tangan besar itu pasti milik seorang pria.

Syut!

Keduanya saling menoleh dan juga saling memandang.

Deg!

Mata Lisa terbelalak kaget seolah habis melihat hantu saja melihat orang itu. Sedangkan orang yang ditakutinya, menatap datar padanya. Tanpa senyuman sedikit pun.

"Tes, tes...." Berkeringat dingin. Padahal ia dekat dengan pendingin. Entah kenapa pendingin itu tidak mempan bagi Lisa.

Pria itu tampaknya tak acuh sedikit pun pada Lisa, malah matanya hanya terfokus pada ayam yang dipegang Lisa saja. Lisa yang baru sadar dengan lekas menggenggam erat ayamnya, meski suaranya sulit dikeluarkan. Namun, ia tetap berusaha untuk tidak kalah lagi dari dia. Jangan sampai pria angkuh itu merampasnya. Melihat Lisa menggenggam erat ayam itu seolah tak mau direbut.

"Ck." Mendelik kan matanya.

"Ya sudah," ucapnya dingin meninggalkan Lisa sendirian yang masih jadi patung.

Sekian lama menitnya, ketika bayangan pria menjengkelkan itu menghilang. Baru dia....

"Dasar guru jahanam...." celetuknya nada ditekan dengan hidung kampas-kempis menahan emosi.

Bruk!
Meletakkan ayam ke troli dengan ganas, sebagai pelampiasan amarahnya.

Akhirnya Lisa sampai di rumah dengan wajah masam.

Brak!
Menutup pintu dengan kasar.

Sret!
Cat kuku Angel belepotan di jarinya akibat kaget ulah Lisa membanting pintu tadi.

"OMG hello....." teriak Angel menggelegar sampai burung gagak pun kabur mendengar teriakannya.

"Kakak--"

Set!

Hap!
Menyumpal kue bolu ke mulut Angel.

Angel tersentak dengan mata terbelalak lebar. Mamanya menepuk jidatnya sendiri yang pelaku menyumpal mulut Angel, tak lain adalah Hazel.

"Mmmm.... mm...." gerutu Angel tak jelas karena mulutnya penuh kue bolu.

"Makanya lo itu jangan suka teriak-teriak, lama-lama telinga gue jadi budeg tau gara-gara lo," gerutu Hazel sambil mengorek-ngorek telinga dengan jari.

Angel menatap tajam pada Hazel, tapi Hazel sama sekali tak menggubrisnya. Malah ia menatap ke Lisa orang yang membuat suasana jadi onar tadi.

Angel masih menggerutu tidak jelas dengan mulut penuh kue bolu. Namun, Hazel menulikan dia.

"Kakak kenapa sih pake banting pintu segala?"

Angel sendiri kembali duduk di sofa dan memperbaiki cat kukunya yang jadi rusak gara-gara mengagetkannya.

Terdiam sejenak dan terbuai pada pikirannya. "Mm.... gak papa," kilah Lisa.

"Nih mah, belanjaannya!" Mengalihkan pembicaraan. Menyerahkan belanjaan pada mamanya lalu Lisa langsung pergi ke kamar. Lagi pula ia sudah tidak mood lagi pergi ke club gara-gara guru menjengkelkan tadi, waktunya juga sudah habis tersita gara-gara sibuk belanja. Jadi, Lisa memutuskan pergi tidur, sekalian menghilang rasa penatnya semalam.

3 Bad Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang