15.

11 2 0
                                    

Hazel dikagetkan ketua geng musuhnya mengulurkan tangan padanya. Bukannya membalas, Hazel malah menatapnya datar.

"Sebelum kita baku hantam. Bolehkah aku berkenalan sama ketua geng cantik ini." Mengedipkan matanya membuat perut Hazel tiba-tiba mual.

Melihat tangannya tak kunjung di balas, ia hanya senyum lebar saja sambil garuk-garuk kepala padahal tidak gatal.

"Aku tak menyangka ya, kalian semua bersembunyi dibalik ketiak cewek," cemooh-nya senyum mengejek anak buah Hazel.

"Apa maksud elo ngomong kayak gitu, bab*," berang Rico memelototinya.

Ia ingin berjalan menghajar orang itu, tapi dihalang oleh Aron dan lainnya.

"Sabar, Co. Ingat apa kata bos! Ini bisa aja tipu muslihat mereka," bisik Aron.

Amarah Rico mereda, ia kembali berpikir jernih lagi.

"Kamu benar, hampir saja aku terkecoh," bisik Rico.

Ketua geng The Lion 19 senyum smirk. "Kenapa tidak jadi menghajar aku? Apa.... perkataanku menyinggung fakta sebenarnya?" Senyum manis pada Rico.

"Harusnya geng kalian ini bukan King Kobra, melainkan Queen Kobra. Khusus cowok-cowok melambai kayak kalian," hinanya senyum mengejek.

Anak The Lion 19 sontak tertawa terbahak-bahak, mendengar ejekan ketuanya. Karena asik tertawa lupa diri hingga lengah.

Buk!

Satu pukulan keras mendarat di dekat bibirnya. Bibirnya mengeluarkan darah segar lepas di pukul Hazel tadi.

"Sudahi bacotan lo! Gue terima elo ejek gue, tapi gue gak terima elo ejek anak buah gue. Apa salahnya sih mereka menjadikan gue ketua geng? Itu artinya mereka menghargai wanita karena wanita dan pria itu sama kedudukannya, tidak berbeda. Mereka tunduk sama gue karena kekuatan gue, bukan jenis kelamin gue," urai Hazel tenang.

"Lagian lo lahir dimana sih? Apa elo lahir di pant*t bapak lo? Apa bapak elo punya rahim? Bisa-bisanya lo enggak hargai emak sendiri," ketus Hazel menatap datar.

Tangan anak buah The Lion 19 berubah jadi kepalan, siap-siap ingin menghajar Hazel. Tetapi ketua mereka menahan mereka dengan mengangkatkan satu tangan sebagai aba-aba untuk tidak menyerang. Dia pun sedikit membungkuk dan mendekatkan wajahnya ke wajah Hazel, sehingga meninggalkan sedikit celah.

"Lo keren juga. Pantas sepupu gue tergila-gila sama lo," ucapnya senyum misterius.

"Hah?" Bingung Hazel bengong menatap dia.

"Nanti elo bakal tau juga," godanya mengedipkan mata membuat bulu kuduk Hazel berdiri.

"Ketua geng The Lion 19 ini, sebenarnya waras apa kagak sih?" batin Hazel bingung sambil garuk-garuk kepala.

"Oke, tanpa basa-basi lagi." Menjauhi Hazel dan memberi kode kepada anak buahnya untuk maju melawan anak buah Hazel, begitu juga dengan Hazel menyuruh anak buahnya melawan.

Mereka mulai melakukan perkelahian membuat warga dikawasan itu jadi ketakutan dan was-was segera pergi dari tempat itu. Ada yang berlari bersembunyi di dalam rumah, ada juga yang menutup rumah atau warung serta toko mereka. Jika tidak ditutup, kemungkinan perabotan mereka hancur dan warung mereka hancur acak-acakan, sehingga mereka menjadi rugi besar.

Dibandingkan itu, nyawa mereka lebih penting. Terlebih-lebih lagi mereka berkelahi menggunakan senjata tajam, contohnya golok, celurit, parang, dan lainnya. Lebih baik para warga menjauhi mereka, takutnya bakal ada korban di perkelahian mereka.

Sementara Juan menyusul sepupunya dengan naik ojek online, jantungnya terus berdetak kencang seperti sangat gelisah sekali. Kang ojek malah berhenti di depan gang saja, bukannya masuk sampai mengantarkan Juan menemui sepupunya.

"Maaf, dek. Saya cuman bisa antar sampai sini saja. Kalau saya memaksa untuk masuk, yang ada nyawa saya bisa-bisa melayang, dek. Mamang minta maaf ya," ucap kang ojek terlihat memang gemetar ketakutan.

Juan menghela napas kasar.

"Iya, gak apa-apa, pak." Senyum paksa. "Ini uangnya! Terima kasih sudah mengantar saya," ucap Juan senyum sopan sambil memberikan uang.

"Iya, sama-sama, dek," jawab kang ojek.

Juan turun dari motor, ia memberikan helm milik kang ojek sendiri ke kang ojek. Setelah sudah di ambil sang pemilik, kang ojek langsung menancap gas melaju seperti habis dikejar anjing saja.

Juan bengong dan geleng-geleng kepala pada tingkah kang ojek yang sudah pergi jauh. Ia kembali fokus pada sepupunya ia memasuki kawasan terlarang itu tanpa takut sedikitpun, bahkan merasakan merinding pun tidak. Hanya ada amarah yang ada.

"Awas saja kamu, Jericho. Jika kamu berani coba-coba menyakiti Hazel. Setelah kamu menyakiti Hazel, akan aku pastikan kamu pulang tinggal nama dan mayatnya saja," gerutu Juan mengepalkan kedua tangannya.

Juan bersembunyi di balik semak-semak memperhatikan sepupunya sedang berkelahi dengan inspirasinya, terlihat sekali di wajah Juan merasa cemas dan kuatir.

Dahi Hazel bernoda darah, bahkan di lengan atasnya ada lebam biru. Sehingga ia memegang tangannya yang luka untuk menahan sakitnya. Ia juga sedikit merintih kesakitan tapi tetap ia berusaha tidak peduli dan fokus pada perkenalan saja.

Sementara dibibir ketua The Lion 19 ada darah segar juga dan dadanya terasa sangat perih habis di tendang Hazel dua kali di dadanya. Ia tetap berusaha kuat dan menahan rasa sakitnya sambil meremas di dadanya kesakitan sekali.

"Lo ternyata hebat juga ya." Senyum seringai. Sudah hampir sekarat, bisa-bisanya masih sempat senyum. Mana senyum seringai lagi_-

"Sepertinya gue salah, remehkan lo daritadi. Oke." Menyeka darah di bibirnya. "Kali ini gue lawan Lo penuh serius," ucapnya memasang kuda-kuda sambil senyum lebar pada Hazel.

"Goblok!" ketus Hazel menatap malas.

Hazel berjalan maju kearahnya sambil memegang erat kayu balok, sedangkan dia melawan hanya dengan tangan kosong. Ia semakin tersenyum ketika Hazel mendekatinya. Hazel mengarah kayu balok ke arahnya.

Brush!

Dengan gesit ia menghindari dengan melakukan kayang, setelah tangannya menumpu ke atas tanah. Secepat kilat ia.

Buk!
Menendang dengan satu kaki tepat mendarat di dagu Hazel.

Hazel tubuh mundur sedikit dan merasakan sakit luar biasa di dagunya, sebab tendangan lawannya sangat keras sekali.

"Kurang ajar kamu, Jericho!" Semakin mengepalkan tangannya sampai kelihatan urat tangannya. "Kamu lihat aja, akan aku patah-in juga kakimu itu seperti kamu membuat inspirasiku terluka karena tendanganmu itu," gerutu Juan berapi-api.

Krak!

Mematahkan ranting kayu sebagai pelampiasannya.

Tidak sampai di situ, ia bahkan tidak memberikan celah satu detik pun untuk lawannya melawan. Ia melakukan gerakan hand stand setelah berdiri 180 derajat, ia langsung mengapit kepala Hazel dengan kedua kakinya. Lalu melakukan roll depan, sehingga membuat tubuh Hazel terhempas mencium tanah sambil tersenyum ramahnya ketua The Lion 19.

Para anak buah Hazel sangat kaget melihat fenomena bosnya di hempaskan oleh lawannya baru pertama kali.

"Bos....!" teriak histeris Putra tidak jadi memukul anak buah The Lion 19 yang sudah di babak belur dibuatnya.










3 Bad Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang